Y= Penerimaan PAD pajak reklame dalam ribuan rupiah X1= Anggaran dalam jutaan rupiah
X2= Jumlah Pegawai X3= Jumlah Peraturan
X4= Jumlah wajib pajak reklame Dalam menilai manajemen pelaksanaan penyelenggaraan pajak reklame di
Kabupaten Bogor, tentunya sangat dipengaruhi oleh situasi dan kebijakan yang diterapkan. Faktor-faktor yang diduga akan mempunyai pengaruh terhadap
penerimaan pajak reklame adalah Anggaran untuk penyelenggaraan Pajak, Jumlah Pegawai penyelenggaraan pajak dan jumlah Peraturan yang ditetapkan dalam
penyelenggaraan pajak serta jumlah wajib pajak, selanjutnya dilakukan penerapan Regresi Berganda untuk melihat dampak dari kebijakan tersebut sehingga apakah
faktor-faktor yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua faktor pengukuran tersebut ada yang saling mempengaruhi. Dengan asumsi bahwa
diduga secara bersama-sama jumlah anggaran, jumlah pegawai, jumlah peraturan, dan jumlah wajib pajak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap penerimaan Pajak Reklame di Kabupaten Bogor.
3.5. Metode Perancangan Program
Metode perancangan program digunakan untuk mengetahui hasil kajian berdasarkan tinjauan pustaka, data primer dan data sekunder yang diolah,
sehingga dapat dideskripsikan secara nyata dalam perancangan program sebagai alternative penyelesaian permasalahan. Permasalahan yang tergambar dalam
manajemen penyelengaraan pajak reklame di Kabupaten Bogor, prakiraan potensi pajak reklame yang dapat dikembangkan dan peran serta masyarakat secara aktif
dalam pelaksanaan pajak reklame sebagai wujud partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan daerah melalui pembayaran wajib pajak sekiranya dapat
memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai peran pajak reklame yang dibayarkan oleh masyarakat terhadap PAD Kabupaten Bogor. Sehingga
selanjutnya dapat dirumuskan upaya strategi untuk peningkatan pendapatan pajak reklame di Kabupaten Bogor.
3.5.1. Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama, sedangkan matriks EFE digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam meringkas dan mengevaluasi semua informasi lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman David, 2002.
Metode perancangan program dengan menggunakan analisis berdasarkan faktor internal dan eksternal, dengan metode Matrik IFE Internal Factor
Evaluation dan Matrik EFE External Factor Evaluation, sehingga dapat dibuat prioritas meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
mempengaruhi optimalisasi penerimaan pendapatan pajak reklame di Kabupaten Bogor.
3.5.2 .Analisis Matriks Internal
– Eksternal Menurut David 2002 setelah melakukan analisis faktor internal dan
eksternal, selanjutnya adalah analisis matriks internal – eksternal IE. Matriks IE
didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu y.
Gambar Analisis Internal- Eksternal
Total Nilai IFE Kuat
Rata-rata Lemah
3,00-4,00 2,00-2,99
1,00-1,99 4,0
3,0 2,0
1,0
Tota l Nil
ai EF E
Tinggi I
I II
III 3,00-4,00
3,0 Rata-rata
IV V
VI 2,00-2,99
2,0 Rendah
VII VIII
IX 1,00-1,99
1,0
Sumber : David, Manajemen Strategi 2002 Pada sumbu x matriks IE, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai
1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 sampai 4,0 kuat. Demikian pula pada sumbu y, total nilai
EFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi eksternal yang rendah, nilai 2,0 samai 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 sampai 4,0 tinggi.
Matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategis yang berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II atau IV disebut
tumbuh dan bina. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi intensif atau integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara. Ketiga, divisi yang masuk dalam sel VI, VIII,
IX disebut panen atau divestasi. Organisasi yang sukses bila diposisikan dalam atau sekitar sel I matriks IE.
3.5.3.
Matriks SWOT
Selanjutnya adalah melakukan penyusunan strategi melalui Matriks SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats.
Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal disandingkan dalam matrik
SWOT seperti pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Matriks SWOT Strengths-Weaknesses-Opportunities-
Threats
Faktor Internal Faktor Eksternal
STRENGTHS S Tentukan
faktor-faktor kekuatan internal
WEAKNESSES W Tentukan
faktor-faktor kelemahan internal
OPPOTUNITIES O Tentukan faktor peluang
eksternal STRATEGI S-O
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
STRATEGI W-O Ciptakan
strategi yang
meminimalkan kelemahan
dengan memanfaatkan
peluang TREATHS T
Tentukan faktor
ancaman eksternal STRATEGI S-T
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T Ciptakan
strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 1997 SWOT Strength, Weakness, Opportunity dan Threat atau dalam bahasa
Indonesia sebagai Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman memiliki makna sebagai berikut:
1. Kekuatan, merupakan hal yang positif yang sifatnya dari dalaminternal. 2. Kelemahan, merupakan hal yang negatif yang sifatnya dari dalaminternal.
3. Kesempatan, merupakan hal positif yang sifatnya dari luareksternal. 4. Ancaman, merupakan hal negatif yang sifatnya dari luareksternal.
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman yang memperngaruhi penerimaan
daerah, serta mencari strategi pemecahan dalam pengambilan keputusan dalam upaya peningkatan pajak reklame maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
pertama yang dilakukan dalam analisa SWOT adalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Kemudian melihat peluang
dan ancaman dalam kegiatan yang ada. Setelah didapat hasil analisis tersebut, selanjutnya dilakukan suatu perencanaan.
Input strategi yang digunakan pada matriks SWOT berasal dari responden pemerintah daerah sebagai pihak internal dan kemudian digabungkan dengan
pihak responden reklamemasyarakat sebagai pihak eksternal. Penggabungan tersebut diharapkan dapat menghasilkan alternatif strategi bagi kedua belah pihak.
Menurut Rangkuti 2005, Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminilamkan
kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja suatu Organisasi dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
Pajak reklame merupakan komponen PAD yang bertujuan untuk mendanai pemda dalam pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai
perwujudan desentralisasi. Namun untuk mencapai PAD yang mencukupi dalam
mendanai pelaksanaan otonomi daerah dibutuhkan starategi-strategi khusus dengan menggunakan analisis SWOT serta mempertimbangkan faktor-faktor
eksternal dan internal untuk menemukan strategi baru atau mengefektifkan strategi yang sudah ada.
3.5.4. Metode Perumusan Strategi