Manajemen Penentuan Besarnya Target Pajak Reklame

memiliki tingkat keterlibatan Sangat Tinggi dalam penentuan besarnya potensi pajak. Tabel 5.13. Persepsi Responden terhadap Potensi Pajak Reklame Penilaian Responden Sangat Realistik Realistik Tidak Realistik Sangat Tidak Realistik Range Persepsi Kategori Tingkat Persepsi Persepsi 4 1 1 19 Realistis Sumber : data primer diolah Dalam proses pendataan potensi pajak reklame di Kabupaten Bogor, persepsi responden pemerintah daerah menurut survey adalah realistis, dan ada satu orang yang menjawab tidak realistik serta satu orang pula yang menjawab sangat tidak realistis. Adanya persepsi satu orang yang menjawab tidak realistis serta satu orang pula yang menjawab sangat tidak realistis terhadap potensi pajak reklame mencerminkan bahwa sebenarnya target potensi pajak reklame di Kabupaten Bogor masih jauh dari harapan atau kenyataan yang sebenarnya.

5.3.2. Manajemen Penentuan Besarnya Target Pajak Reklame

Dalam penentuan besarnya target pajak reklame, menurut responden terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh pihak pemerintah daerah. Kriteria kendala sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.14. diharapkan dapat membantu penyelengara pajak rekalme dalam mengatai masalah dalam penetapan target pajak reklame. Tabel 5.14. Kriteria Kendala Dalam Menentukan Besarnya Target Pajak Reklame No Kriteria Jawaban 1 Subyek dan obyek pajak 6 12 2 Potensi dan realisasi 6 12 3 Tarif pajak 6 12 4 Target yang akan dicapai 5 10 5 Kemampuan petugas 5 10 6 Kesadaran masyarakat 5 10 7 Dasar hukum pajak 4 8 8 Luas daerah 4 8 9 Jumlah Penduduk 3 6 10 Sistem Pengumpulan 3 6 11 Pendapatan perkapita 1 2 12 PDRB 1 2 13 Prakiraan 1 2 Total 50 100 Sumber : data primer diolah Berdasarkan hasil survei terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penentuan besarnya target pajak reklame, yaitu kurang validnya data subyek dan obyek pajak, sehingga dalam perhitungan potensi dan realisasi menjadi sulit dilakukan secara akurat sehingga tarif pajak yang ditentukan pun menjadi seadanya. Kemudian keterbatasan dari kemampuan aparat dalam proses manajemen pajak reklame, serta masih ada nya anggapan kurang kesadaran masyarakat untuk menjadi wajib pajak, mau tidak mau target yang akan di capai dalam penentuan pajak reklame pun menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam penentuan besarnya target pajak reklame. Tabel 5.15 Keterlibatan pihak-pihak di bawah ini dalam penentuan besarnya Target Pajak Reklame N o Instansi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Range Keterlibatan Kategori Tingkat Keterlibatan 1 DPRD 5 1 28 Sangat Tinggi 2 Setda 1 4 1 23 Tinggi 3 Bappeda 3 2 1 20 Sedang 4 BPT 2 1 2 1 22 Tinggi 5 Dipenda 3 2 1 25 Tinggi 6 DKP 2 3 1 24 Tinggi Sumber : data primer diolah Tabel 5. 15 menggambarkan mengenai keterlibatan pihak-pihak dalam penentuan besarnya target pajak reklame. Gambaran keterlibatan DPRD sangat tinggi, sehingga peran DPRD dalam penentuan besarnya target pajak reklame sangat signifikan. Peran Dipenda yang sesuai tupoksi nya menentukan besarnya target pajak reklame tinggi diikuti oleh peran Setda, BPT dan DKP. Peran Bappeda mempunyai keterlibatan sedang dalam penetapan target pajak reklame. Tabel 5.16 Kriteria dalam Kendala dalam Penetapan Target Pajak Reklame No Kendala Jawaban 1 Sarana prasarana minim 5 8,8 2 SDM aparatur terbatas 5 8,8 3 Penegakkan Perda tidak tegas 5 8,8 4 Luasnya wilayah 5 8,8 5 Peran Pemda masih lemah 5 8,8 6 Penegakkan sanksi lemah 5 8,8 7 Sistem pengumpulan informasi data masih belum memadai 5 8,8 8 Kurangnya koordinasi antar SKPD yang terlibat 5 8,8 9 Kesadaran masyarakat rendah 4 7 10 Perhatian pihak perusahaan swasta yang masih minim 4 7 11 Kurang sosialisasi Perda 3 5,2 12 Dana pendukung kurang 3 5,2 13 Tingkat pendidikan yang masih lemah tentang pajak 3 5,2 Total 57 100 Sumber : data primer diolah Tabel 5.16 menggambarkan kendala secara berurut dari yang paling banyak dalam penetapan target pajak reklame. Setidaknya ada 8 urutan kendala yang dianggap sebagai masalah yaitu, sarana prasarana untuk menunjang pelaksanaan manajemen pajak reklame, keterbatasan SDM aparat, penegakan hukum yang tidak tegas, luasnya cakupan wilayah, peranan pemda yang masih kurang, penegakan sanksi yang juga lemah, kemudian sistem pengumpulan informasi data masih belum memadai dan secara internal dirasakan masih kurang nya koordinasi antar SKPD yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen pajak reklame, khususnya dalam penetapan target pajak reklame. 5.3.3. Manajemen Pelaksanaan Penerimaan Pajak Reklame Tabel 5.17 Keterlibatan pihak-pihak di bawah ini dalam Pelaksanaan Penerimaan Pajak Reklame No Instansi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Range Keterlibatan Kategori Tingkat Keterlibatan 1 DPRD 3 2 1 23 Tinggi 2 Setda 5 1 22 Tinggi 3 Bappeda 1 4 1 18 Sedang 4 BPT 1 2 3 22 Tinggi 5 Dipenda 4 2 28 Sangat Tinggi 5 DKP 1 4 1 24 Tinggi Sumber : data primer diolah Tabel 5.17 menggambarkan bagaimana keterlibatan SKPD dalam pelaksanaan penerimaan pajak reklame, dimana Dipenda memegang keterlibatan yang sangat tinggi karena sesuai tugas pokok dan fungsi Dipenda untuk memungut pajak sesuai target yang telah ditetapkan. Sedangkan DPRD, Setda, BPT, dan DKP memegang peranan katergori keterlibatan tinggi dalam pelaksanaan penerimaan pajak reklame dan Bappeda memegang keterlibatan yang sedang dalam pelaksanaan penerimaan pajak reklame. Tabel 5.18 Usaha-usaha yang ditempuh dalam mencapai target Penerimaan Pajak Reklame No Usaha Yang Ditempuh Jawaban 1 Mengadakan penyuluhan atau sosialisasi Perda 6 11,1 2 Memberikan teguran dan sanksi kepada wajib pajak yang tidak membayar pajak 6 11,1 3 Mendata obyek dan wajib pajak semaksimal mungkin 6 11,1 4 Mendukung penggalian potensi pajak daerah 6 11,1 5 Evaluasi terhadap kebijakan PAD secara periodik 6 11,1 6 Meningkatkan kemampuan aparatur Pemda 5 9,2 7 Melakukan pembinaan kepada wajib pajak secara berkelanjutan 5 9,2 8 Menambah sarana dan prasarana pendukung 5 9,2 9 Memungut langsung ke obyek pajak oleh petugas 3 5,6 10 Menjalin kerjasama dengan dunia usaha untuk berinventasi 3 5,6 11 Merevisi Perda tentang pajak reklame 2 3,8 12 Studi banding ke daerah lain yang lebih tinggi PAD-nya 1 1,9 Total 54 100 Sumber : data primer diolah Tabel 5.18 menggambarkan usaha-usaha yang ditempuh dalam mencapai target penerimaan pajak reklame yang dilakukan oleh pemerintah daerah, yaitu melakukan pendataan obyek dan wajib pajak semaksimal dan setepat mungkin, di ikuti oleh upaya penggalian potensi pajak serta evaluasi terhadap kebijakan PAD secara periodik. Sosialisasi atau penyuluhan perda juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk memberikan teguran dan sanksi kepada wajib pajak. Termasuk meningkatkan kemampuan SDM aparatur pemda. Tabel 5.19 Kriteria Kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan Penerimaan Target Pajak Reklame No Kendala Pelaksanaan Target Jawaban 1 Belum terdatanya semua potensi yang ada 6 13,6 2 Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang 5 11,3 3 Kemampuan dan pengetahuan tenaga pemungut yang terbatas 5 11,3 4 Kurangnya kooridinasi antar SKPD terkait 5 11,3 5 Wilayah yang luas 5 11,3 6 Wajib pajak tidak melaporkan usahanya 4 9,0 7 Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak 3 6,8 8 Terbatasnya biaya pendukung 3 6,8 9 Kurang jujurnya wajib pajak dalam membayar pajak 3 6,8 Total 44 100 Sumber : data primer diolah Tabel 5.19 menggambarkan kendala dan masalah secara berurutan berdasarkan persepsi responden dalam pelaksanaan penerimaan target pajak reklame yaitu belum terdatanya semua potensi yang ada sebagai kendala utama. Selanjutnya kendala yang dihadapi adalah masih kurang nya sarana dan prasarana penunjang, masih terbatasnya kemampuan dan kemampuan tenaga SDM, kurangnya koordinasi antar SKPD terkait serta luas wilayah yang belum bisa terjangkau secara maksimal. 5.3.4. Manajemen Pengawasan Pencapaian Target Pajak Reklame Tabel 5.20 Keterlibatan Pihak-Pihak dalam Pengawasan Pencapaian Target Pajak Reklame No Instansi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Range Keterlibatan Kategori Tingkat Keterlibatan 1 DPRD 3 1 1 1 24 Tinggi 2 Setda 3 1 14 Rendah 3 Inspektorat 3 3 21 Tinggi 4 Bappeda 4 2 16 Sedang 5 Dipenda 3 3 27 Sangat Tinggi 6 BPT 1 1 4 21 Tinggi 7 DKP 1 4 1 24 Tinggi Sumber : data primer diolah Tabel 5.20 menggambarkan bahwa Dinas Pendapatan Daerah memegang peranan yang sangat tinggi dalam melaksanakan penagawasan pencapaian target pajak reklame. Sedangkan peranan DPRD, Inspektorat, BPT dan DKP keterlibatan nya masuk kategori tinggi dalam pengawasan pencapaian target pajak reklame. Selanjutnya disusul Bappeda keterlibatannya sedang dan terakhir Setda keterlibatanya rendah dalam pengawasan pencapaian target pajak reklame. Tabel 5.21. Persepsi Responden Terhadap Pengawasan Kinerja dalam Pencapaian Target Pajak Reklame Penilaian Responden Sangat Realistik Realistik Tidak Realistik Sangat Tidak Realistik Range Persepsi Kategori Tingkat Persepsi Persepsi 1 2 3 16 Realistis Sumber : data primer diolah Tabel 5.21 menggambarkan persepsi terhadap pengawasan kinerja dalam pencapaian target pajak adalah termasuk kategori realistis. Walaupun penerimaan PAD pajak reklame selalu dapat melampaui target yang sudah ditetapkan tetapi masih ada kendala dalam pengawasan kinerja dalam pencapaian target pajak reklame. Tabel 5.22. Kriteria Kendala yang dihadapi dalam Pengawasan Pencapaian Target Pajak Reklame No Kendala Pengawasan Jawaban 1 Data yang diterima kurang maksimal 6 17,6 2 Sanksi lemah 6 17,6 3 Instansi kurang efektif 5 14,7 4 Kurangnya data subyek dan obyek pungut 4 11,8 5 SDM kurang menguasai tentang pajak 4 11,8 6 Transportasi 4 11,8 7 Administrasi dan pelaporan belum baik 3 8,8 8 Kesadaran masyarakat masih rendah 2 5,9 9 Tidak sepenuhnya tarif pajak diberlakukan Total 34 100 Sumber : data primer diolah Tabel 5.22 menggambarkan kendala utama dalam pengawasan pencapaian target pajak reklame yaitu data yang diterima kurang maksimal dan tidak akurat serta penerapan sanksi yang lemah, serta kemudian instansiunit kerja yang dinilai kurang efektif.

5.3.5. Manajemen Evaluasi Pencapaian Target Pajak Reklame