Adapun sumber penerimaan daerah dalam melaksanakan desentralisasi, terdiri dari pendapatan daerah dan pembiayaan yang terdiri dari :
1. Pendapatan Asli Daerah PAD yang terdiri dari :
a. Pajak daerah; b. Retribusi daerah;
c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan d. Lain-lain PAD yang sah
2. Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK
3. Pinjaman Daerah 4. Lain-lain PAD yang sah, meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan nilai selisih tukur rupiah terhadap mata uang asing dan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah.
Selanjutnya pembiayaan daerah bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah dan hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
2.4 . Definisi Pajak
Definisi pajak yang di berikan oleh para ahli, diantaranya menurut. Soemitro 2010, , pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Menurut Soemahamidjaja 1964, memberikan pengertian pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejateraan umum.
Sommerfeld, 2010 memberikan definisi pajak adalah perpindahan harta, sumber ekonomis dari sektor swasta kepada sektor pemerintah. Perpindahan itu
bukan karena denda atau hukuman namun dapat dipaksakan, aturannya telah ditetapkan terlebih dahulu tambahan imbalan khusus bagi yang membayar,
gunanya untuk mencapai tujuan Negara dalam bidang ekonomi dan sosial.
2.5. Pajak Daerah
Pengertian pajak daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pajak provinsi dan pajak
Kabupaten.
Jenis Pajak Provinsi terdiri atas: a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok. Jenis Pajak KabupatenKota terdiri atas:
a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
2.6. Manajemen Pajak Daerah