1.3 Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum
Berdasarkan  latar  belakang  dan  perumusan  masalah,  maka  tujuan  utama dari  kajian  ini  adalah  menganalisis  bagaimana  meningkatkan  pajak  daerah  di
Kabupaten  Bogor  agar  dapat  menunjang  pembiayaan  penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk menjawab tujuan utama tersebut,  maka tujuan khusus  dari kajian ini adalah :
1.  Menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi potensi penerimaan pajak reklame.
2.  Mengkaji manajemen
penyelengaraan pajak
reklame yang
dilaksanakan. 3.  Menganalisis persepsi wajib pajak terhadap pajak reklame.
4.  Menyusun strategi peningkatan pendapatan pajak reklame di Kabupaten Bogor.
1.4 Manfaat
Kajian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bermanfaat kepada : 1.  Pemerintah  daerah  sebagai  pengembangan  konsep,  penentuan  kebijakan
dalam upaya peningkatan PAD; 2.  Pemangku  kepentingan  lainnya  stakeholder,  objek  pajak  sebagai  bahan
rujukan  yang  diharapkan  dapat  berkontribusi  positif  dalam  berpartisipasi mengembangkan peningkatan pendapatan daerah;
3.  Perkembangan  ilmu  pengetahuan,  sebagi  bahan  informasi  danatau  dasar bagi pengembangan kajian lebih lanjut.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi  fiskal  merupakan  varian  dari  pelaksanaan  desentralisasi yang ditempuh  suatu negara. Desentralisasi  fiskal  ini dapat  didefinisikan sebagai
devolusi  penyerahan  tanggung  jawab  fiskal  dari  pemerintah  pusat  kepada tingkatan pemerintahan yang ada dibawahnya, sub-national levels of government,
seperti  negara  bagian,  daerah,  propinsi,  distrik,  dan  kota.  Namun  demikian, sebenarnya definisi ini tidaklah cukup komprehensif. Pada kenyataannya, isu yang
berkembang dan menarik dalam kajian desentralisasi fiskal atau federalisme fiskal adalah  pemberian  tanggung  jawab  fiskal  yang  lebih  jelas  pada  tingkatan
pemerintahan yang tepat.
Syahruddin 2006
mendefinisikan desentralisasi
fiskal sebagai
kewenangan  authority  dan  tanggungjawab  responsibility  dalam  penyusunan, pelaksanaan,  dan  pengawasan  anggaran  daerah  APBD  oleh  pemerintah  daerah.
Desentralisasi  fiskal  merupakan  salah  satu  komponen  utama    dari  desentralisasi. Apabila pemerintah daerah melaksanakan fungsinya secara efektif  dan diberikan
kebebasan dalam pengambilan keputusan penyediaan pelayanan di sektor publik, maka  mereka  harus  didukung  sumber-sumber  keuangan  yang  memadai  yang
berasal  dari  Pendapatan  Asli  Daerah  PAD  termasuk  surcharge  of  taxes,  bagi hasil  pajak  dan  bukan  pajak,  pinjaman,  maupun  subsidibantuan  dari  pemerintah
pusat
Lutfi  2002  menyatakan  pajak  daerah  yang  diterapkan  dalam  rangka pelaksanaan  desentralisasi  fiskal  diharapkan  mampu  memberikan  penerimaan
yang  signifikan  dan  berdampak  pada  kemampuan  daerah  dalam  membiayai tanggung  jawab  fiskalnya.  Untuk  memperoleh  penerimaan  pajak  daerah  yang
cukup  signifikan  dalam  rangka  desentralisasi  fiskal,  daerah  harus  memiliki kewenangan untuk menetapkan tarif pajak daerah yang tepat.
2.2.  Prinsip Dasar Manajemen Penerimaan Daerah
Manajemen  penerimaan  daerah  erat  berkaitan deerah dengan kemampuan pemerintah  daerah  dalam  mengelola  potensi  fiskal  daerah.  Potensi  fiskal  daerah
adalah kemampuan daerah dalam menghimpun sumber-sumber pendapatan daerah yang sah. Sistem manajemen pendapatan yang digunakan oleh pemerintah daerah
akan  sangat  mempengaruhi  berhasil  tidaknya  perolehan  pendapatan  daerah tersebut.  Mahmudi  2010  menuliskan  pada  dasarnya  terdapat  beberapa  prinsip
dasar yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah dalam membangun system manajemen penerimaan daerah, yaitu , perluasan basis penerimaan, pengendalian
atas  kebocoran  pendapatan,  peningkatan  efisiensi  administrasi  pendapatan  dan transparansi dan akuntabilitas.
2.3.Pendapatan Asli Daerah
Pembiayaan  atau  pendanaan  merupakan  kunci  utama  keberhasilan pembangunan.  Berdasarkan  Undang-Undang  Nomor  33  tahun  2004  tentang
Perimbangan  Keuangan  antara  Pusat  dan  Daerah,  daerah  dalam  melaksanakan fungsinya,  tidak  terlepas  dari  kemampuan  dana  yang  dimiliki  oleh  daerah  untuk
membiayainya  baik  bagi  kegiatan  yang  bersifat  rutin  maupun  pembangunan.