Jumlah Industri Analisis Pendapatan dan Fungsi Produksi Tempe Pada Industri Pola Kemitraan dan Pola Mandiri (Kasus Desa Cimanggu I Kec. Cibungbulang Kabupaten Bogor)

Besar kecilnya biaya yang berupa uang tunai ini sangat mempengaruhi pengembangan usaha tempe. Terbatasnya uang tunai yang dimiliki pengusaha tempe sangat menentukan berhasil tidaknya perkembangan usaha tempe. Dalam jangka pendek, biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah semua jenis biaya yang nilainya tidak tergantung pada besar-kecilnya biaya produksi, sehingga jumlah biaya tetap adalah konstan. Contoh biaya tetap adalah lahan pabrik, drum, kompor gas, dan tempat pematangan tempe. Biaya variabel adalah semua jenis biaya yang nilainya tergantung pada besar-kecilnya biaya produksi. Contoh biaya tidak tetap adalah biaya-biaya untuk pembelian kedelai, ragi, plastik, gas, air, dan upah pekerja. Jumlah biaya variabel sama dengan jumlah faktor produksi variabel dikalikan dengan biaya faktor produksi.

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi masukan untuk kesempurnaan penelitian ini. Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan pada penelitian ini antara lain penelitian Sari 2002, Latifah 2006, Purnama 2006, Lestari 2010 dan penelitian Ruswan 2012. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah dalam hal spesifikasi komoditas, sumber data, lokasi penelitian dan metode pengolahan data. Peneliti dalam penelitian ini menjelaskan karakteristik dari masing-masing pengusaha baik pola kemitraan maupun pola mandiri, menjelaskan variabel apa saja yang berpengaruh terhadap produksi tempe, dan efisiensi produksi dari kedua pola usaha tersebut. Selain itu peneliti juga membandingkan struktur biaya dan pendapatan yang diperoleh masing- masing pola pengusaha yang bisa menjadi pembeda antara kedua pola usaha tersebut, mana pola usaha yang paling baik untuk perkebangan usahanya dimasa mendatang serta mengungtungkan dari sudut pandang ekonomi. Tinjauan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Tinjauan penelitian penelitian terdahulu No Nama Penulis Judul Skripsi HASIL

1. Sari

2002 Analisis Efisiensi dan Pendapatan Pengrajin Tempe Anggota KOPTI Kotamadya Bogor 1 Pendapatan pengrajin tempe pada usaha skala besar dan kecil mempunyai nilai RC rasio yang positif. 2 Output tempe pada skala besar lebih responsif terhadap perubahan pemakaian faktor-faktor produksi kedelai, ragi, tenaga kerja, dan plastik dibandingkan pada skala kecil. 3 Penggunaan faktor-faktor produksi pada industri tempe belum efisien karena nilai perbandingan rasio nilai produk marginal NPM dengan biaya korbanan marginal BKM tidak sama dengan satu.

2. Latifah

2006 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tempe di Kotamadya Bogor 1 Adanya kenaikan BBM, hasil produksi mengalami penurunan sebesar 12.9 persen 2 Penggunaan faktor-faktor dalam memproduksi tempe belum efisien baik sebelum kenaikan BBM maupun setelah kenaikan BBM kecuali bahan baku kedelai. 3. Purnama 2006 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Industri Tahu 1 Model produksi yang diduga menunjukan bahwa jumlah nilai-nilai elastisitas dari parameter penjelas adalah sebesar 0.801 yang berarti produksi tahu berada pada skala kenaikan hasil yang menurun decreasing return to scale. 2 Rasio NPM dan BKM faktor produksi kedelai dan tenaga kerja bernilai lebih dari satu yang berarti faktor-faktor produksi belum efisien dan perlu penambahan pemakaian faktor produksi untuk mencapai kondisi optimal

4. Lestari

2010 Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kangkung Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani di Desa Bantarsari Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor 1 Keragaan usahatani dilihat dari luas lahan dan status kepemilikan lahan sebagian besar 0.11-0.3 ha per usahatani dan memiliki lahan dan menyewa sebesar 40 persen petani, sedangkan non anggota kelompok tani memiliki lahan sebagian besar 0.01-0.1 ha dan status kepemilikan lahannya 50 persen petani milik lahan sendiri dan 40 persen menyewa. 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kangkung untuk anggota kelompok tani adalah TKLK, luas lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kangkung non anggota kelompok tani adalah benih dan luas lahan. 3 Pendapatan usahatani bagi anggota kelompok tani sebesar Rp 698 615.42 per