Struktur Biaya Analisis Pendapatan dan Fungsi Produksi Tempe Pada Industri Pola Kemitraan dan Pola Mandiri (Kasus Desa Cimanggu I Kec. Cibungbulang Kabupaten Bogor)

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha tempe merupakan salah satu usaha yang banyak dilakukan oleh masyarakat baik skala kecil rumah tangga maupun skala besar industri yang fokus dalam memproduksi tempe. Salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan usaha tempe yang ada di Indonesia adalah dengan mengeluarkan program Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia KOPTI. Lembaga ini bertujuan membantu pengusaha tempe yang ada di seluruh Indonesia agar mampu menghasilkan produk tempe yang baik secara kualitas dan optimal secara kuantitas. Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana pengusaha tempe pola kemitraan dan pola mandiri yang berada di Desa Cimanggu I Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, dilihat dari sudut pandang karakteristik pengusaha, faktor yang mempengaruhi hasil produksi, serta perbandingan biaya dan pendapatan antara pengusaha pola kemitraan dan pola mandiri. Baik pengusaha tempe pola kemitraan maupun pola mandiri sama-sama mengalami keterbatasan dalam memaksimumkan keuntungan sehingga perlu diketahui struktur biaya dan masing-masing kontribusi biaya tersebut. Pemahaman struktur biaya sangat penting karena berimplikasi pada pendapatan yang diterima oleh masing-masing pengusaha tempe baik pola kemitraan maupun pola mandiri. Pertama, pada struktur biaya akan dianalisis biaya tetap, biaya variabel dan unit cost masing-masing pengusaha tempe. Kedua, pada pendapatan akan dianalisis biaya tunai, biaya non-tunai dan pendapatan total. Pengukuran kelayakan usaha tempe diukur dengan cara menghitung perbandingan antara penerimaan total dengan biaya produksi total dari masing-masing pengusaha dengan menggunakan analisis RC rasio. Selanjutnya adalah membandingakan pendapaatan yang diterima oleh pengusaha pola kemitraan dan pola mandiri dalam satu tahun dengan menggunakan analisis perbandingan. Adapun alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Kenaikan Populasi Penduduk di Indonesia Pengusaha Tempe dan Permasalahan Keterediaan Kedelai serta Keterbatasan Pengetahuan Produksi KOPTI Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Anggota KOPTI Pola Kemitraan Non Anggota KOPTI Pola Mandiri Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Produksi Tempe Analisis Faktor Produksi Pertanian Perbandingan Struktur Biaya dan Pendapatan Industri Tempe Pola Kemitraan dan Pola Mandiri Tingginya angka konsumsi tempe di Indonesia khususnya di Kabupaten Bogor Identifikasi Karakteristik Pengusaha Pola Kemitraan dan Pola Mandiri Analisis Deskriptif Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Industri Tempe Pola Kemitraan dan Pola Mandiri Pembinaan Pengusaha untuk Memperoleh Hasil Produksi Tempe yang Optimal