Ruswan Tinjauan Penelitian Terdahulu

4.4 Metode Pengambilan dan Jumlah Responden Sampel

Penentuan jumlah responden pada penelitian ini adalah dengan cara menggunakan sensus karena total jumlah pengusaha hanya 22 pengusaha. Total 22 pengusaha tempe tersebut adalah dari dua pola pengusaha tempe, yaitu dari pengusaha tempe pola kemitraan dan pola mandiri. Penggunaan metode sensus ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil Usman, 2009.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data akan dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Minitab 15, dan program Microsoft Office Excel 2010. Matriks metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Matriks metode analisis data No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1 Mengidentifikasi karakteristik pengusaha tempe pola kemitraan dan pola mandiri di Desa Cimanggu I Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Data primer melalui kuesioner dan wawancara dengan pengusaha tempe yang menjadi responden. Analisis Deskriptif 2 Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi tempe pola kemitraan dan pola mandiri di Desa Cimanggu I Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Data primer melalui kuesioner dan wawancara dengan pengusaha tempe yang menjadi responden. Analisis Struktur Biaya 3 Menganalisis perbandingan struktur biaya dan pendapatan industri tempe pola kemitraan dan pola mandiri di Desa Cimanggu I Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Data primer melalui kuesioner dan wawancara dengan pengusaha tempe yang menjadi responden. Analisis Pendapatan Sumber : Data penulis, 2012 diolah

4.5.1 Analisis Struktur Biaya

Analisis struktur biaya dalam penelitian ini dibedakan menurut tipe usahanya. Tipe usaha dibedakan menurut pola usaha masing-masing pengusaha, yaitu pola kemitraan dan pola mandiri yang dilihat secara keseluruhan. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha tempe terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai dalam usaha tempe. Biaya tunai terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan adalah biaya tempat, serta alat-alat untuk pengolahan dan fermentasi tempe, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku kedelai, ragi, gas, air, plastik, dan tenaga kerja keluarga serta tenaga kerja luar keluarga. Biaya tidak tunai merupakan biaya yang tidak dikeluarkan secara tunai, namun diperhitungkan dalam usaha tempe. Biaya tidak tunai yang diperhitungkan terdiri dari biaya-biaya penyusutan, seperti biaya penyusutan tempat, peralatan, dan tenaga kerja dalam keluarga.

4.5.2 Fungsi Produksi

Menurut Kaunang 2006 Suatu kegiatan yang mengolah atau mengubah suatu bentuk barang menjadi bentuk yang lainnya, dikatakan sebagai kegiatan produksi. Barang-barang yang digunakan untuk memproduksi bentuk barang yang lain disebut sebagai input produksi, sedangkan barang-barang yang dihasilkan dari aktivitas produksi disebut sebagai output produksi Hidayat, 2013. Fungsi produksi merupakan suatu fungsi yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil produksi fisik output dengan faktor-faktor produksi input yang digunakan untuk melakukan produksi. Dikenal juga dengan istilah Factor Relationship FR. Dalam bentuk matematika sederhana, hubungan ini dituliskan sebagai berikut: Y = fx 1 , x 2 , x 3 , x 4 , .......................................................................... 4.1 Keterangan: Y : Hasil produksi tempe kg x 1 : Kedelai kg x 2 : Ragi kg x 3 : Air liter x 4 : Tenaga Kerja HOK Berdasarkan persamaan tersebut, pengusaha dapat melakukan tindakan yang dapat meningkatkan produksi Y dengan dua cara, yaitu: 1. Menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan. 2. Menambah jumlah beberapa input lebih dari satu dari input yang digunakan.