23
Gambar 4.6 dan 4.7 menjelaskan mengenai rata-rata berat badan hasil pengukuran antropometri dibandingkan dengan standar WHO. Jika dilihat dari
data yang ada, maka berat badan responden berada pada kisaran normal karena masih diatas garis Z score : -2 WHO 2006.
4.3 Konsumsi dan Asupan Kalsium serta Vitamin D
Dietary recall 24 jam adalah salah satu metode kuisioner yang umum digunakan untuk mengetahui gambaran estimasi konsumsi individu dalam sehari,
sehingga secara agregat dapat mengestimasi rata-rata konsumsi sehari pada tingkat penduduk di suatu wilayah. Dari ekstraksi dietary recall 24 jam pada
sampel anak yang dianalisis kadar vitamin D terdapat 231 jenis makanan food item yang kemudian dikelompokkan menjadi 13 golongan makanan food
category sebagai berikut : 1 serealia dan hasil olahannya, 2 umbi berpati dan hasil olahannya, 3 kacang-kacangan dan hasil olahannya, 4 sayuran dan hasil
olahannya, 5 buah dan hasil olahannya, 6 daging, unggas dan hasil olahannya, 7 ikan, kerang, udang dan hasil olahannya, 8 telur dan hasil olahannya, 9
susu dan hasil olahannya, 10 lemak dan minyak, 11 gula, sirup dan konfeksioneri, 12 bumbu-bumbu dan 13 snacks dan drinks.
Untuk golongan makanan serealia dan hasil olahannya dibagi beberapa sub golongan seperti a beras dan produk olahannya, b jagung dan produk
olahannya, c terigu dan produk olahannya dan d havermut dan produk olahannya. Golongan makanan umbi berpati dan hasil olahannya dibagi beberapa
sub golongan seperti a kentang dan produk olahannya, b singkong dan produk olahannya, c sagu dan produk olahannya dan d tapioka dan produk olahannya.
Golongan makanan kacang-kacangan dan hasil olahannya dibagi menjadi sub golongan seperti a kacang hijau dan produk olahannya, b kacang merah
dan produk olahannya, c kacang tanah dan produk olahannya, d kelapa dan produk olahannya dan e kedelai dan produk olahannya.Untuk golongan sayuran
dan hasil olahannya dibedakan menjadi a sayuran daun, b sayuran bunga, c sayuran buah, d sayuran akar, e sayuran biji dan f lain-lain. Golongan buah
dan hasil olahannya dibedakan menjadi a buah dan b produk terolah.
Golongan makanan daging, unggas dan hasil olahannya dibedakan menjadi a ayam dan hasil olahannya, b babi dan hasil olahannya, c bebek dan hasil
olahannya, d kambing dan hasil olahannya dan e sapi dan hasil olahannya. Untuk golongan ikan, kerang, udang dan hasil olahannya dibedakan menjadi a
ikan dan hasil olahannya, b cumi-cumi dan hasil olahannya dan c udang dan hasil olahannya. Golongan telur dan hasil olahannya tidak dibagi lagi dalam sub
golongan. Susu dan hasil olahannya dibagi menjadi a susu pasteurisasi, b UHT, c susu bubuk, d susu kental manis dan e es krim.
24
Golongan makanan lemak dan minyak, serta bumbu-bumbu tidak dibagi lagi dalam sub golongan. Golongan makanan gula, sirup dan konfeksioneri dibagi
menjadi sub golongan a gula, b kopi, c konfeksioneri dan d sirup. Golongan snacks dan drinks dibagi menjadi a snacks dan b drinks.
Total konsumsi gkapitahari yang paling tinggi adalah serealia dan hasil olahannya diikuti oleh kelompok makanan kacang-kacangan dan hasil olahannya
serta sayuran dan hasil olahannya yang dijelaskan pada Gambar 4.8. Lampiran 2 menunjukkan total konsumsi pangan pada penelitian ini adalah 440.45
gkapitahari. Hal ini didukung oleh data dari survei sosial ekonomi nasional 2008-2012 konsumsi rata-rata beras sendiri di Indonesia adalah 239
gkapitahari.
Gambar 4.8 Total konsumsi pangan gkapitahari berdasarkan data SEANUTS pada anak yang diukur kadar vitamin D dalam darah, n=276 di
Indonesia
25
Asupan pangan yang mengandung vitamin D per kapita per harinya adalah 3.7 µg sedangkan kalsium adalah 234.46 mg. Menurut IOM 2010 asupan
pangan yang mengandung vitamin D untuk anak usia 2-12 tahun adalah 600 IU atau setara dengan 15 µg per hari. Asupan pangan yang mengandung kalsium
untuk anak usia 1-3 tahun adalah 700 mg, anak 4-8 tahun adalah 1000 mg sedangkan anak 9-13 tahun adalah 1300 mg per hari. Hal ini menunjukkan bahwa
asupan pangan yang mengandung vitamin D per kapita per harinya hanya 25 dari yang dianjurkan oleh IOM.
Berdasarkan angka kecukupan gizi Hardinsyah 2012 kebutuhan vitamin D untuk anak usia 2-12 tahun adalah 10 µg per hari, sedangkan kecukupan kalsium
untuk anak usia 1-6 tahun adalah 500 mg, sedangkan anak 7-12 tahun adalah 800 mg per hari. Oleh karena itu asupan yang mengandung vitamin D per kapita per
harinya hanya mencapai 37 dari AKG yang dianjurkan.
Data pada Tabel 4.3 kemudian dikelompokkan untuk mengetahui dari 13 kelompok makanan, kelompok makanan mana yang menyumbangkan kecukupan
vitamin D dan kalsium terbesar. Hal ini dijelaskan pada Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa kelompok makanan yang menyumbangkan asupan kalsium
paling besar adalah susu dan hasil olahannya sebesar 42.38, kacang-kacangan dan hasil olahannya sebesar 12.78, sayuran dan hasil olahannya sebesar 11.97,
serealia dan hasil olahannya sebesar 8.96 serta ikan, kerang, udang dan hasil olahannya sebesar 7.6.
Gambar 4.9 Kelompok makanan yang memberikan asupan pangan kalsium terbesar
26
Gambar 4.10 Kelompok makanan yang memberikan asupan pangan vitamin D terbesar
Pada Gambar 4.10 kelompok makanan yang menyumbangkan asupan vitamin D paling besar adalah ikan, kerang, udang dan hasil olahannya sebesar
75.05, kemudian diikuti oleh kelompok susu dan hasil olahannya sebesar 14.06, telur dan hasil olahannya sebesar 8.45, snacks and drinks sebesar
2.15 serta daging, unggas dan hasil olahannya sebesar 0.14. Data sumber, konsumsi dan asupan pangan responden dijelaskan pada Lampiran 3.
Defisiensi kalsium merupakan hasil dari asupan pangan sumber kalsium yang rendah, penyerapan yang rendah atau faktor kehilangan yang tinggi.
Penurunan ion kalsium di cairan ekstraselular menstimulasi sekresi hormon paratiroid untuk memindahkan kalsium dari tulang dan mempertahankan kadar
serum kalsium. Hormon paratiroid juga meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler pada bermacam tipe sel
– cardiomyocytes, sel darah, adiposit, hepatosit dan sel endokrin pankreas seperti osteoblas dan sel renal tubular.
Peningkatan kadar kalsium intraseluler memicu reaksi dalam jumlah yang banyak termasuk permeabilitas dari membran plasma, signaling pathways termasuk
aktifasi dan deaktifasi enzim, pembentukan siklis-nukloetida dan pengaturan sitoskeletal serta transkripsi gen Saimi dan Kung 2002; Carafoli 2002.
27
Tabel 4.3 Angka kecukupan gizi 2012 Hardinsyah, 2012, rata-rata asupan gizi per hari dan persentase AKG yang tercukupi
Rata-rata asupan gizi per hari
AKG yang tercukupi AKG
2012 Laki-laki
L Perempuan
P Laki-laki
Perempuan Zat Gizi
1-3 tahun 2-3 tahun
Energi kkal
1125 660
624 84
79 Protein
g 26
25 26
119 125
Lemak g
44 21
22 67
72 Karbohidrat
g 155
93 81
86 75
Kalsium mg
500 279
389 56
78 Vitamin D
µg 5
3 5
57 91
4-6 tahun Energi
kkal 1600
679 703
61 63
Protein g
35 24
25 87
89 Lemak
g 62
22 24
50 55
Karbohidrat g
220 97
98 63
63 Kalsium
mg 500
257 219
51 44
Vitamin D µg
5 3
3 53
52 7-9 tahun
Energi kkal
1850 657
669 51
52 Protein
g 49
25 27
65 69
Lemak g
72 20
21 41
43 Karbohidrat
g 254
92 92
52 51
Kalsium mg
800 238
181 30
23 Vitamin D
µg 10
4 4
41 38
L P
10-12 tahun Energi
kkal 2100
2000 704
599 48
43 Protein
g 56
60 26
25 58
51 Lemak
g 70
67 22
19 44
41 Karbohidrat
g 289
275 101
82 50
42 Kalsium
mg 800
800 140
150 17
19 Vitamin D
µg 10
10 3
4 33
45
Hal lain yang menarik untuk dibahas adalah seberapa besar Angka Kecukupan Gizi AKG yang tercukupi dari konsumsi pangan dalam satu hari
seperti yang dijelaskan pada Tabel 4.3. AKG yang digunakan sebagai acuan adalah AKG 2012 Hardinsyah 2012. Persentase AKG per hari dibandingkan
dengan standar AKG 2012 dengan cut off point yang sudah ditentukan seperti
28
energi, lemak dan karbohidrat 70 AKG, protein 80 AKG sedangkan vitamin dan mineral 100 AKG.
Persentase AKG per hari untuk energi dengan cut off point yang ditentukan ternyata mencapai 84 pada usia 1-3 tahun, namun semakin bertambahnya usia
maka semakin rendah energi yang tercukupi. Hal ini juga terlihat pada zat gizi yang lain seperti lemak, karbohidrat, kalsium dan vitamin D. Hal yang cukup
mengejutkan ternyata asupan protein untuk anak 1-3 tahun termasuk tinggi diatas 90. Namun sayangnya seiring dengan bertambahnya umur, asupan proteinnya
berkurang.
4.4 Kadar Vitamin D di dalam Darah