Metabolisme Kalsium Metabolisme dan Status Gizi Kalsium

4

2.3 Metabolisme dan Status Gizi Kalsium

2.3.1 Metabolisme Kalsium

Proses penyerapan kalsium terutama terjadi pada bagian atas usus halus yang dibantu oleh 1.25 dehidroksikolekalsiferol metabolit aktif dari vitamin D, disertai kerja hormon paratiroid. Adanya metabolit aktif di dalam sirkulasi umum dan bukan di dalam lumen usus dapat meningkatkan sintesa protein pengikat kalsium dalam enterosit. Penyerapan kalsium dapat dikurangi dengan memberikan filtrat per oral ataupun asam lemak atau fosfat berlebihan WHO 2004. Kalsium membutuhkan lingkungan yang asam agar dapat diserap secara efisien terutama di bagian atas usus halus. Penyerapan kalsium pada permukaan usus halus tergantung pada keaktifan hormon dan vitamin D. Tubuh manusia menyerap sekitar 20 hingga 40 kalsium dari makanan yang dikonsumsi, akan tetapi penyerapan meningkat hingga 50 sampai 70 ketika tubuh membutuhkan kalsium dalam jumlah ekstra terutama pada bayi dan ibu hamil. Menurut WHO 2004, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap metabolisme kalsium adalah konsentrasi kalsium dan fosfor dalam bahan pangan, ketersediaan asam fitat dan oksalat yang dapat menghambat penyerapan kalsium, tingkat keasaman usus halus, kandungan protein di dalam diet dan ketersediaan vitamin D dan hormon paratiroid. Faktor pertama yaitu perbandingan kalsium dan fosfor di dalam diet menentukan derajat penyerapan dan konsentrasi kalsium di dalam darah. Konsumsi kalsium dan fosfor yang berlebihan akan terbuang melalui feses. Perbandingan kalsium dan fosfor sebesar 1:2 sampai 2:1 menghasilkan penyerapan yang optimum. Oleh karena itu di Indonesia, mengingat konsumsi makanan hewani masih rendah sedangkan konsumsi serealia, kacang-kacangan dan sayuran tinggi, maka akhir-akhir ini banyak rekomendasi yang menganjurkan perbandingan kalsium dan fosfor adalah 1:1. Faktor kedua mengenai ketersediaan asam fitat dan oksalat pada beberapa bahan pangan seperti bayam dan umbi dapat mengendapkan kalsium di dalam usus. Selain itu kalsium yang ada pada serealia tidak mudah diserap karena terikat dengan inositol heksafosfat fitat yang membentuk fitin. Hal ini ditunjang oleh faktor ketiga tingkat keasaman lambung semakin tinggi, maka semakin mudah penyerapan kalsium. Pada kondisi basa, penyerapan akan menurun karena terbentuknya kompleks kalsium fosfat. Faktor keempat yang mempengaruhi metabolisme kalsium adalah peningkatan konsumsi protein yang mempengaruhi peningkatan penyerapan kalsium seperti yang dialami oleh orang-orang Eskimo, meskipun konsumsi kalsiumnya rendah tetapi karena banyak memakan daging, jarang mengalami defisiensi kalsium. Faktor kelima yaitu ketidaktersediaan vitamin D dalam tubuh menyebabkan metabolisme kalsium dan fosfor tidak normal dan pembentukan tulang terhambat PERSAGI 2009. 5

2.3.2 Status Gizi Kalsium