Latar Belakang Kontribusi Pangan Terhadap Asupan dan Status Gizi Kalsium dan Vitamin D pada Anak Indonesia Usia 2 sampai dengan 12 Tahun

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Citra suatu negara dapat ditunjukkan dari beberapa aspek, dimana masalah gizi dan kesehatan merupakan salah satu aspek utama yang menunjukkan kualitas dari negara tersebut. Masalah gizi dan kesehatan adalah masalah umum yang dihadapi oleh suatu pemerintahan baik di Indonesia maupun di negara lain dan membutuhkan perhatian serta perbaikan yang berkesinambungan. Status gizi menggambarkan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi pangan dan pemanfaatan zat gizi bagi tubuh. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi adalah pemberian ASI, kelengkapan imunisasi, pola asuh balita, asupan makanan dan pengetahuan dari ibu. Masalah gizi dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu masalah gizi kurang under nutrition dan masalah gizi lebih over nutrition, baik berupa masalah gizi makro atau gizi mikro. Masalah gizi makro, terutama masalah kurang energi dan protein KEP sedangkan masalah gizi mikro terutama kekurangan vitamin atau mineral. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan Kemenkes melakukan suatu riset yang dikenal dengan sebutan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas. Riset terakhir yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa masalah gizi di Indonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau gizi tidak seimbang yang banyak diderita oleh kelompok anak usia 0-5 tahun. Prevalensi gizi buruk menurun menjadi 4.9 pada tahun 2010, namun prevalensi gizi kurang masih 13 Trihono 2010. Selain itu masalah gizi yang lain adalah prevalensi kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin A, zat besi dan yodium sebesar 5.7, 12.8 dan 12.9. Riset yang dilakukan pada umumnya menggunakan metode Dietary Recall dan Food Frequency Quisioner, namun belum dilengkapi dengan analisis secara biokimia yaitu pengambilan darah untuk mengetahui kekurangan zat gizi. Data yang ada tentang kekurangan zat gizi khususnya zat gizi mikro berdasarkan analisis secara biokimia biasanya terbatas hanya di beberapa daerah saja, sehingga tidak memberikan gambaran secara nasional. Hal ini terjadi karena analisis biokimia merupakan analisis yang mahal. Oleh karena itu, FrieslandCampina induk perusahaan Frisian Flag Indonesia mengambil inisiatif untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap beberapa negara, terkait dengan data status gizi nasional. FrieslandCampina menyelenggarakan suatu survei nasional yang disebut SEANUTS South East Asian Nutrition Surveys pada tahun 2011-2012 di empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Selain menggunakan metode Dietary Recall, juga dilakukan analisis biokimia yaitu pengukuran kadar vitamin D dalam darah dan juga kepadatan tulang. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data kecukupan gizi vitamin D dan kalsium anak Indonesia. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menyumbang data nasional yang lebih komprehensif sehingga bisa dijadikan landasan dasar dalam pengambilan kebijakan di Indonesia. 2

1.2 Tujuan