7
2.4.1 Metabolisme Vitamin D
Vitamin D mempengaruhi metabolisme kalsium dan fosfor pada organ target yaitu usus halus, tulang dan ginjal. Metabolisme vitamin D berlangsung melalui
hidroksilasi kolekalsiferol di dalam organ hati seperti terlihat pada Gambar 2.1. Hidroksilasi menghasilkan senyawa 25-hidroksikolekalsiferol 25-OH yang
selanjutnya di dalam ginjal akan diubah menjadi 1.25-dihidroksikolekalsiferol 1.25-OH2D3 atau 24.25-dihidroksikolekalsiferol 24.25-OH2D3. Metabolit
aktif 1.25-OH2D3 mempermudah penyerapan kalsium secara aktif di dalam usus halus oleh rangsangan sintesis kalsium yang terkait dengan protein
Almatsier 2003.
Vitamin D yang diserap di dalam usus kecil dalam bentuk misel garam empedu dan disirkulasi di dalam tubuh melalui getah bening. Penyerapan 25-
hidroksivitamin D, lebih efisien dan kurang bergantung pada garam empedu. Vitamin ini umumnya tidak hadir dalam jumlah yang signifikan dalam makanan
maupun suplemen makanan. Penyimpanan yang besar dari vitamin D ada di dalam jaringan adipose karena merupakan vitamin yang larut lemak.
Faktor- faktor yang mempengaruhi metabolisme vitamin D menurut WHO 2004 adalah kurangnya paparan sinar matahari, ketidakmampuan untuk
menyerap asupan lemak di dalam tubuh vitamin D adalah vitamin larut lemak, menderita penyakit yang melibatkan kelenjar paratiroid atau ginjal, faktor
penuaan, kondisi ibu hamil dan menyusui, kerentanan genetik.
8
Gambar 2.1 Mekanisme sintesa vitamin D di dalam tubuh.
2.4.2 Status Gizi Vitamin D
Kebutuhan Vitamin D dalam 1 hari belum diatur dialam angka kecukupan gizi AKG, 2014. Namun secara mendasar kebutuhan Vitamin D per hari adalah
sekitar 15 µg atau senilai dengan 600 IU. Hanya 10 hingga 15 kalsium dan 60 fosfat dari konsumsi pangan yang
dapat diserap oleh tubuh tanpa bantuan vitamin D. Penyerapan kalsium dapat meningkat menjadi 30 hingga 40 dan fosfat sebesar 80 dengan bantuan
vitamin D Soejitno dan Kuswardhani 2009.
Fungsi vitamin D menurut Yulia dan Darningsih 2010 adalah membantu metabolisme tulang dan pemeliharaan struktur tulang, mengatur homeostatik
kalsium plasma, meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat melalui usus halus, menghasilkan hormon kalsiterol disintesis di ginjal dan hati mempunyai peran
sentral metabolisme kalsium dan fosfor, memelihara fungsi sel dan saraf, mengatur kadar kalsium plasma yang dipengaruhi oleh parathyroid hormone
PTH dan kalsitonin.
7-Dehidrokolesterol
9
Vitamin D secara langsung mempengaruhi sel T menghambat proliferasi limfosit T dan menghambat produksi sitokin dan sel B menghambat sekresi
antibodi dan produksi autoantibodi. Penemuan tentang peranan kritis dari vitamin D dalam fungsi imun dibantu oleh penemuan reseptor-reseptor vitamin D pada sel
makrofag dan dendritik dari sistem imun dalam 15 tahun terakhir.
Begitu terpicu oleh vitamin D, sel makrofag itu mampu melepaskan peptideantibacterial peptides bagian dari protein misalnya cathelicidin, dan
protein-protein antibakterial ini memainkan suatu peranan kritis dalam pencegahan infeksi dari sistem imun.
Ketertarikan khusus pada bidang ini telah dibpengaruhi oleh Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC dan Mycobacterium leprae penyebab lepra.
Kekurangan vitamin D telah muncul sebagai suatu faktor resiko yang jelas untuk penyakit-penyakit ini.
Penyakit-penyakit autoimmune masih tetap menjadi suatu bidang yang sangat aktif dari penelitian vitamin D. Dalam penelian-penelitian terbaru
mengenai multiple sclerosis, misalnya, para dokter bereksperimen dengan vitamin D dengan dosis mencapai 1000 µg. Almatsier 2003 juga menyatakan bahwa
vitamin D berfungsi dalam pengendalian kalsium dalam darah bersama-sama dengan hormon paratimid dan kalsitonin seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Pengendalian kalsium dalam darah oleh vitamin D, hormon paratiroid dan kalsitonin Almatsier 2003 dengan modifikasi.
10
2.5 SEANUTS South East Asia Nutrition Surveys 2011 - 2012