13
III. METODE
3.1 Tempat dan Waktu
Pelaksanaan tugas akhir rekapitulasi data, ekstraksi data dan analisis data dilakukan di Jakarta dan Bogor. Data status gizi vitamin D dan kalsium pada anak
Indonesia yang berumur 2 - 12 tahun dikumpulkan berdasarkan data hasil SEANUTS 2011 - 2012 yang bekerjasama dengan tim SEANUTS dari PERSAGI
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Data selesai dianalisa pada akhir bulan Oktober 2013.
3.2 Bahan dan Alat
Tugas akhir ini menggunakan data SEANUTS 2011-2012 pada anak Indonesia 2-12 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 300 yang tersebar di 48
kabupaten di Indonesia, design yang digunakan adalah cross-sectional study dan population based study. Sampling prosedurnya adalah multistage cluster sampling
dengan metode proportionate to population size PPS.
Data yang diambil untuk tugas ini meliputi data konsumsi pangan berdasarkan Dietary Recall 24 jam untuk mengetahui asupan konsumsi anak,
kepadatan tulang dengan alat Quantitative Ultrasound QUSOmnisense 8000p, kandungan vitamin D dalam serum darah dengan metode ELISA Enzyme Linked
Immunosorbent Assay, yang dilakukan oleh tenaga terlatih dari laboratorium Prodia. Analisis data menggunakan program SPSS versi 17 tahun 2008.
3.3 Tahapan Kajian
Data SEANUTS 2011-2012 dengan jumlah populasi 7200 sampel untuk bagian kuisioner dibagi menjadi 3 kategori umur, 2400 sampel untuk umur 6
bulan sampai dengan 2 tahun, 2400 sampel untuk umur 2 sampai dengan 6 tahun, 2400 sampel untuk umur 6 sampai dengan 12 tahun. Sementara itu untuk
bagian non kuisioner pengukuran kepadatan tulang dengan Omniscense 8000p, pengukuran aktifitas anak dengan Pedometer, analisa biokimia sampel darah
dilakukan pengambilan sub sampel. Anak dengan umur 6 bulan sampai dengan 2 tahun tidak dilakukan pengambilan darah dari pembuluh darah vena hanya secara
finger prick sehubungan dengan kode etika dari Kementerian Kesehatan.
Kriteria inklusi dari subyek adalah kondisi anak sehat tanpa ada gejala kelainan fisik, mental atau genetika dan mampu untuk berpartisipasi dalam survei
tersebut. Partisipasi dari anak disetujui oleh orang tua atau kader dan ditulis dalam
14
form inform consent. Kriteria eksklusi adalah subyek dibawah umur 6 bulan dan diatas umur 12 tahun, kondisi anak tidak sehat dengan gejala kelainan fisik,
mental atau genetika. Dokter umum dari Puskesmas terdekat bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan terhadap anak yang akan terlibat di dalam survei
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah disebutkan.
3.3.1 Perkiraan Jumlah Konsumsi dan Asupan Pangan Kalsium dan Vitamin
D
Jumlah responden antara anak laki-laki dan perempuan serta anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan adalah setara. Survei dilakukan di
48 kabupaten yang dipilih dengan acak dari 480 kabupaten di seluruh Indonesia. Metode yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel dan sub sampel adalah
proportionate to population size PPS yang menggunakan 10 dari total populasi. Nama kabupaten secara rinci disebutkan pada Tabel 2.4. Tahapan kajian
yang dilakukan :
1 Rekapitulasi profil responden.
Data responden dari anak Indonesia berusia 2-12 tahun yang diukur zat gizi vitamin D dalam serum darah pada SEANUTS 2011-2012 meliputi nama
responden, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, tinggi badan, berat badan dan Body Mass Index BMI.
2 Ekstraksi data Dietary Recall 24 jam dan pengumpulan data sekunder berdasarkan pustaka untuk analisa data jumlah konsumsi pangan yang
mengandung kalsium dan mengetahui asupan kalsium harian yang meliputi pengelompokan jenis pangan sumber kalsium, menghitung jumlah konsumsi
pangan sumber kalsium per kapita per hari, pengumpulan data kadar kalsium pada pangan berdasarkan pustaka Tabel Komposisi Pangan Indonesia,
PERSAGI 2009, menghitung asupan kalsium harian.
3 Ekstraksi data Dietary Recall 24 jam dan pengumpulan data sekunder berdasarkan pustaka untuk analisa data jumlah konsumsi pangan yang
mengandung vitamin D dan mengetahui asupan vitamin D harian yang meliputi pengelompokan jenis pangan sumber vitamin D, menghitung jumlah konsumsi
pangan sumber vitamin D per kapita per hari, pengumpulan data kadar vitamin D pada pangan berdasarkan pustaka Tabel Komposisi Pangan Indonesia,
PERSAGI 2009, menghitung asupan vitamin D harian.
3.3.2 Analisa Biokimia Kadar Vitamin D dalam Darah dan Kepadatan
Tulang
Analisa biokimia terutama pengukuran kadar vitamin D di dalam darah dari anak umur 2 tahun keatas dilakukan dengan sub sampel sebanyak 300 terdiri dari
umur 2 - 6 tahun sebanyak 150 sampel dan umur 6 - 12 tahun sebanyak 150
15
sampel. Analisis kepadatan tulang dan vitamin D dalam darah tidak dilakukan oleh penulis namun data diambil dari hasil analisa yang dilakukan oleh para
enumerator dan tenaga ahli dari Prodia pada SEANUTS 2011-2012.
1. Analisis kepadatan tulang dilakukan dengan menggunakan alat Quantitative
Ultrasound QUSOmnisense 8000p yang mengukur kepadatan masa tulang perifer yang menggunakan gelombang suara ultra yang menembus tulang
sehingga bisa dinilai atenuasi kekuatan dan kekakuan stiffnes tanpa ada resiko radiasi. Jika tulang tebal, gelombang suara akan bergerak lambat.
Dengan demikian, waktu transit dari gelombang suara dapat dikaitkan dengan jumlah tulang dan struktur trabekular pada bagian dalam tulang. Metode ini
dinilai mempunyai beberapa keuntungan seperti mudah dibawa-bawa karena alatnya relatif kecil, pengukurannya cepat dan relatif murah.
2. Analisis kandungan vitamin D dalam serum darah dengan metode ELISA
Enzyme Linked Immunosorbent Assay. ELISA merupakan metode pengikatan spesifik antibodi monoklonal. Jumlah substrat yang terikat ditentukan secara
kolorimeter dengan mengukur tingkat penyerapan dan berbanding terbalik dari konsentrasi 25- OH vitamin D.
3.4 Analisis data
Analisis statistik menggunakan software SPSS versi 17 tahun 2008 dengan : 1.
Hubungan dua variabel yang akan dilihat pada tugas akhir ini adalah pengaruh asupan kalsium terhadap kepadatan tulang, pengaruh asupan kalsium dan
vitamin D masing-masing terhadap kepadatan tulang dan kadar vitamin D dalam darah menggunakan uji korelasi yaitu salah satu teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif Sarwono 2012.
2. Pada tugas akhir ini akan dilihat perbandingan rerata hasil pengamatan asupan
kalsium, asupan vitamin D, kepadatan tulang, kadar vitamin D di dalam darah menggunakan uji T satu sampel yang digunakan untuk membandingkan rerata
hasil pengamatan dengan suatu nilai standar tertentu Sarwono 2009.
Tahapan kajian yang dilakukan secara keseluruhan digambarkan dalam Gambar 3.1.
16
Ekstraksi Data Dietary Recall
Pengelompokan jenis pangan, menghitung jumlah konsumsi
pangan dan asupan Kalsium
Rekapitulasi Data
Kadar Vitamin D di dalam darah
Rekapitulasi Data
Kepadatan Tulang
Analisa Data
Uji Korelasi pengaruh asupan kalsium dan vitamin D terhadap
kadar vitamin D di dalam darah, pengaruh asupan kalsium dan
vitamin D terhadap kepadatan tulang
Analisa Data
Uji T rerata hasil asupan kalsium, vitamin D, kepadatan tulang,
kadar vitamin D di dalam darah dengan kelompok varian usia,
tempat tinggal dan jenis kelamin
Rekapitulasi Profil Responden untuk n = 300
Data SEANUTS 2011-2012
anak umur 2-12 tahun yang diukur kadar Vitamin D
n = 300
Ekstraksi Data Dietary Recall
Pengelompokan jenis pangan, menghitung jumlah konsumsi
pangan dan asupan Vitamin D
Jenis pangan yang mengandung kalsium, jumlah
konsumsi pangan dan asupan kalsium
Korelasi asupan kalsium dan vitamin D terhadap kadar
vitamin D di dalam darah dan terhadap kepadatan tulang
Jenis pangan yang mengandung Vitamin D,
jumlah konsumsi pangan dan asupan Vitamin D
Data kadar vitamin D di dalam darah
Data kepadatan tulang
Kecukupan kalsium dan vitamin D
Data SEANUTS 2011-2012 anak umur 6 bulan - 12 tahun
n = 7200
Data SEANUTS 2011-2012
anak umur 2 - 12 tahun n = 2400
Gambar 3.1 Diagram alir tahapan kajian penelitian
17
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Lokasi SEANUTS di Indonesia