Pada dasarnya semakin cepat payback period menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh investor.
5. Break Even Point
Break Even Point BEP atau titik impas bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana usaha yang dilakukan bisa
memberikan keuntungan pada tingkat tidak untung dan tidak rugi. Rumus yang digunakan untuk menghitung BEP adalah:
..........5
b. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu usaha terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama periode
usaha. Faktor-faktor yang dapat mengalami perubahan dalam suatu usaha antara lain seperti, harga bahan baku, biaya variabel, biaya tetap, dan
jumlah penjualan. Analisis sensitivitas pada usaha mie ayam Mbot dilakukan dengan perubahan beberapa faktor, yaitu kenaikan biaya
variabel, kenaikan harga daging sapi, kenaikan harga daging ayam, dan kenaikan harga daging ayam dan daging sapi secara bersamaan. Faktor-
faktor tersebut merupakan faktor yang dianggap memiliki proporsi yang cukup signifikan pada usaha ini. Analisis sensitivitas dilakukan dengan
cara mencari tingkat kenaikan faktor-faktor tersebut yang akan membuat usaha mie ayam Mbot mendekati tingkat batas kelayakan finansialnya.
3.4. Asumsi-Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan sebagai dasar dalam proses analisis aspek-apek penelitian ini terutama dalam analisis
aspek keuangan. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah: 1.
Usaha yang dilakukan adalah usaha perseorangan. Mie ayam mbot membeli bahan baku, mengolahnya menjadi bahan jadi dan dijual kepada
�� = ��
1 − �
�� −
� �
� ��
konsumen. Fokus usaha ini adalah penjualan produk yang telah diolah sendiri.
2. Periode analisis usaha yang direncanakan adalah selama 5 tahun sesuai
yang telah disepakati dengan pihak mie ayam Mbot. 3.
Awal periode analisis adalah pada bulan Mei 2012, yaitu pada awal usaha ini dimulai di lokasi yang baru.
4. Dalam satu tahun periode analisis terdiri dari 47 minggu yang merupakan
hasil pembulatan dari jumlah hari kerja dalam satu tahun pada mie ayam Mbot.
5. Dasar penentuan harga awal produk dan investasi adalah harga yang
berlaku pada saat pengambilan data pada bulan April-Juni 2013. 6.
Modal usaha seluruhnya berasal dari pemilik usaha sendiri. 7.
Produk yang dihasilkan berupa mie ayam sebagai produk pokok dengan berbagai produk pelengkapnya.
8. Untuk mempermudah perhitungan jumlah produk dan harga yang
digunakan berdasarkan pada jumlah porsi untuk setiap jenis produk bukan kombinasinya.
9. Dalam perhitungan aspek keuangan faktor inflasi akan diabaikan dengan
asumsi bila terjadi inflasi harga jual produk akan mengalami penyesuaian. 10.
Kenaikan jumlah penjualan pada tahun ke-2 dan ke-3 sebesar 8, kenaikan pada tahun ke-4 sebesar 5, dan pada tahun ke-5 sebesar 2,5.
Nilai-nilai tersebut diperoleh dari hasil pembulatan dari kemungkinan kenaikan penjualan yang terjadi pada mie ayam Mbot.
11. Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 12 yaitu rata-rata tingkat
suku bunga peminjaman bank yang berlaku pada bulan Mei 2013. 12.
Unsur pajak yang digunakan adalah pajak penghasilan sebesar 15 yang dikeluarkan setiap tahunnya.
13. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tetap sebanyak 4 orang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Usaha
Usaha mie ayam Mbot adalah usaha yang bergerak pada bidang kuliner yang menjual produk berupa mie ayam. Usaha ini dirintis oleh
Rizky Khannedy pada tahun 2010. Pada saat itu usaha mie ayam ini merupakan usaha rumahan kecil yang pada awalnya hanya memiliki
penjualan dalam skala kecil yang melakukan penjualan di kios yang berada di depan rumah pemilik. Pada bulan Mei 2012 usaha ini diambil alih oleh
Eko Kurniawan Khannedy yang merupakan kakak dari pemilik sebelumnya. Setelah pergantian pemilik kemudian usaha ini mulai dikembangkan dengan
cara memindahkan lokasi kios yang awalnya di depan rumah pemilik di kampung Dayacipta ke lokasi yang baru di daerah Surantaka Kecamatan
Kalijati sekitar bulan Mei 2012. Lokasi kios yang baru ini didapat dengan cara menyewa kios pertahunnya.
Pada saat ini usaha mie ayam Mbot telah berjalan selama satu tahun di lokasi yang berada di daerah Surantaka. Lokasi di Surantaka berperan
sebagai lokasi penjualan sedangkan lokasi produksi berada di kampung Dayacipta yang juga merupakan rumah dari pemilik. Usaha ini memiliki 4
orang tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada dibedakan menjadi 2 yaitu tenaga kerja penjualan dan tenaga kerja produksi.
Pada lokasi yang baru tersebut usaha mie ayam Mbot berkembang semakin pesat. Jumlah penjualan pun meningkat hampir dua kali lipat
dibanding pada saat mereka berjualan di depan rumah. Omset penjualan saat ini mencapai ± Rp.7.000.000 setiap minggunya. Hal ini dikarenakan lokasi
yang ditempati saat ini merupakan daerah yang cukup ramai dan berada di tepi jalan raya. Respon konsumen pun cukup baik hal ini dapat dilihat dari
jumlah penjualan dan makin beragamnya konsumen mie ayam Mbot ini. Konsumen yang dimiliki oleh mie ayam Mbot tersebar mulai dari buruh
pabrik, guru di sekolah sekitar kios, dan tentu saja warga sekitar yang memang dekat atau melintas di daerah tersebut. Selain melakukan penjualan
langsung di lokasi kios, mie ayam Mbot juga memberikan layanan pesan