I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan.
Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang terus menerus menuju ke arah perbaikan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa, atau pembangunan
ekonomi suatu bangsa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat. Usaha mikro, kecil dan menengah UMKM merupakan bagian yang sangat
penting bagi sistem perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia, dapat dilihat
dari jumlah unit UMKM yang sangat banyak dan berbanding lurus pada penyerapan jumlah tenaga kerja. Tahun 2010 jumlah UMKM telah mencapai 53.823.569 unit
usaha atau sekitar 99,99 persen dari jumlah seluruh usaha yang ada dan mengalami peningkatan sekitar 2,57 persen pada tahun 2011.
Tabel 1. Perkembangan data usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM dan usaha besar
Indikator Tahun 2010
Tahun 2011 Perkembangan
Jumlah Pangsa
Jumlah Pangsa
Jumlah Unit
usaha a+b
53.828.569 55.211.396
1.382.827 2,57
a. UMKM
53.823.732 99,99
55.206.444 99,99
1.382.713 2,57
b. Usaha
besar 4.838
0,01 4.952
0,01 114
2,35 Sumber: depkop.go.id,2012.
Keterangan : Angka Sangat Sementara, Angka Prediksi
Pada umumnya Usaha Mikro, kecil, dan Menengah yang ada selama ini dijalankan dengan cara-cara yang masih sederhana. Para pemilik usaha ini
menjalankan usahanya dengan hanya mengandalkan insting bisnisnya saja. Hal ini
akan menimbulkan ketidakpastian dan inefisiensi pada usaha yang dijalankan karena tidak memiliki dasar yang kuat sebagai acuan dalam menjalankan usaha. Oleh karena
itu, diperlukan suatu perhitungan yang komprehensif baik secara kualitatif dan kuantitatif dari segala aspek yang berhubungan dengan usaha yang dijalankan.
Perhitungan-perhitungan tersebut dilakukan dalam proses studi kelayakan bisnis, idealnya studi kelayakan bisnis dilakukan oleh para pemilik usaha pada saat mereka
akan memulai usaha tapi pada kenyataannya banyak dari para pemilik usaha tersebut tidak melakukan studi kelayakan bisnis ini karena ketidaktahuan mereka terhadap
studi ini. Usaha mie ayam Mbot juga sama halnya dengan usaha-usaha kecil lain pada
umumnya yang tidak melakukan analisis kelayakan bisnis pada saat memulai usahanya. Pada mulanya usaha ini dirintis pada tahun 2010 yang dijalankan oleh
saudara Rizky Khanedy. Pada saat itu usaha ini dijalankan seperti halnya usaha rumahan biasa, mereka menjual mie ayam di rumah. Seiring berjalannya waktu
mereka melihat usaha ini sebenarnya memiliki prospek untuk dijalankan lebih serius lagi tetapi selama ini terhambat penjualannya karena hanya pada kalangan warga
sekitar yang pada umumnya masih merupakan tetangga sendiri. Akhirnya pada bulan Mei 2012 usaha ini diambil alih oleh saudara Eko Kurniawan Khanedy yang
merupakan kakak dari pemilik sebelumnya. Setelah terjadi pergantian pemilik, pemilik yang baru memutuskan untuk membuka kios di lokasi yang lebih ramai dan
akhirnya mereka pindah di lokasi yang mereka tempati sekarang. Lokasi yang mereka tempati sekarang terletak di daerah Surantaka yang cukup ramai, dekat dengan pasar
dan ada beberapa pabrik disekitarnya. Sejak bulan Mei 2012 usaha mie ayam Mbot berjalan di lokasi yang baru
tanpa ada analisis yang dilakukan terhadap usaha ini sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan adanya ketidakpastian terhadap usaha ini apakah sebenarnya usaha ini
layak atau tidak untuk dijalankan. Oleh karena itu pemilik merasa perlu untuk melakukan evaluasi kelayakan pada usahanya tersebut.
1.2.
Perumusan Masalah
Usaha mie ayam Mbot merupakan usaha kuliner yang sama seperti kebanyakan usaha kecil lainnya yang dijalankan hanya berdasarkan insting
pemiliknya saja. Usaha ini sudah mulai dirintis sejak tahun 2010 yang berasal dari kios yg dibuka didepan rumah. Seiring berjalannya waktu, pada bulan Mei 2012
usaha ini melakukan pemindahan lokasi ke daerah Surantaka di Kecamatan Kalijati. Pada lokasi yang baru ini usaha mie ayam Mbot mengalami peningkatan penjualan
yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan lokasi tersebut merupakan lokasi yang cukup ramai, berada di tepi jalan raya yang ramai,dekat dengan pasar, dan dekat
dengan kawasan industri berupa pabrik. Sejak awal usaha ini berdiri belum pernah dilakukan analisis kelayakan
terhadap usaha mie ayam Mbot. Oleh karena masih belum ada kepastian apakah usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. Berdasarkan hal tersebut pemilik merasa
perlu untuk melakukan evaluasi terhadap usaha ini. Evaluasi akan dilakukan dengan menganalisis usaha ini berdasarkan aspek-aspek studi kelayakan bisnis.
Berdasarkan keterangan yang telah dijelaskan di atas,maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1 Bagaimana kelayakan usaha ini dari aspek non finansial ?
2 Bagaimana kelayakan usaha ini dari aspek finansial ?
3 Bagaimana tingkat kepekaan sensitivitas dalam persentase pada usaha mie
ayam Mbot, terhadap beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh ?
1.3.
Tujuan Penelitian
1 Menganalisis kelayakan usaha ini dari aspek non finansial.
2 Menganalisis kelayakan usaha ini dari aspek finansial.
3 Menganalisis tingkat kepekaan sensitivitas pada mie ayam Mbot, terhadap
beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh.
1.4.
Manfaat Penelitian
1 Bagi perusahaan sebagai bahan masukan atau pertimbangan yang dapat
digunakan sebagai dasar membuat kebijakan terhadap usaha ini. 2
Bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi suatu sumbangan pemikiran dan pengetahuan di bidang studi kelayakan usaha.
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, serta untuk menjaga supaya tidak menyimpang dari segi tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dilakukan
beberapa batasan. Adapun ruang lingkup penelitian ini berfokus pada kegiatan usaha yang dilakukan oleh mie ayam Mbot. Selanjutnya pembahasan mengenai evaluasi
kelayakan usaha dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek non keuangan pasar, manajemen, teknis dan operasional, hukum, dan lingkungan, aspek keuangan
berupa Payback Period PP,Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Break Even Point BEP, dan Benefit-Cost Ratio BC Ratio serta analisis
kepekaan sensitivitas.
II. TINJAUAN PUSTAKA