kering. Penelitian ini menggunakan metode herbarium awetan kering dengan langkah-langkah pembuatan sebagai berikut:
1. Sampel herbarium yang lengkap terdiri dari ranting, daun, bunga dan buah jika
ada serta diusahakan memilih sampel yang kondisinya masih sangat baik dan utuh.
2. Sampel dipotong dengan panjang 40 cm atau lebih bergantung ukuran sampel.
3. Sampel diberi label gantung berukuran 3x5 cm dengan keterangan mengenai
nomor koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal, dan lokasi pengembilan spesimen
4. Sampel disisipkan ke dalam lipatan kertas koran kemudian dimasukkan ke
dalam plastik 5.
Sampel disusun dalam sasak lalu siram sampel dengan alkohol 70 secara merata
6. Sampel dijemur herbarium dalam sasak di bawah panas matahari hingga kering
atau dapat juga disusun dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 55 ⁰C selama
5 hari sesuai kebutuhan, jika sudah kering proses pengeringan dapat dihentikan
7. Spesimen yang sudah kering kemudian diidentifikasi untuk diketahui nama
ilmiahnya.
3.7 Analisis Data
Data hasil analisis vegetasi dikelompokkan berdasarkan kelompok kegunaan yang terdiri dari nama ilmiah, nama lokal, famili dan kegunaan. Analisis data
untuk analisis vegetasi dan hasil wawancara dilakukan secara deskriptif dan data dijabarkan secara tabulasi.
3.7.1 Klasifikasi pemanfaatan
Data spesies tumbuhan yang didapatkan melalui wawancara dan identifikasi diklasifikasikan berdasarkan pemanfaatannya yang meliputi 10
kelompok kegunaan Tabel 2. Identifikasi spesies tumbuhan berguna dilakukan melalui dua tahap kegiatan, yaitu a identifikasi spesies tumbuhan secara umum
dan b identifikasi spesies tumbuhan berguna. Identifikasi spesies tumbuhan berguna dikerjakan dengan studi berbagai bukuliteratur dan sumber-sumber
lainnya tentang tumbuhan berguna yang ada. Penyajian data dilakukan dengan pengelompokkan berdasarkan kelompok kegunaan dengan menyaring dari tiap-
tiap kegunaan masing-masing spesies tumbuhan.
Tabel 2 Klasifikasi Kelompok Kegunaan Tumbuhan
No Kelompok Kegunaan
1 Tumbuhan obat
2 Tumbuhan hias
3 Tumbuhan penghasil pangan
4 Tumbuhan pakan ternak
5 Tumbuhan bahan pewarna alami
6 Tumbuhan penghasil bahan bangunan
7 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan
8 Tumbuhan penghasil kayu bakar
9 Tumbuhan penghasil pestisida alami
10 Lainnya
3.7.2 Indeks Nilai Penting
Dominansi suatu spesies terhadap spesies-spesies lain dalam suatu tegakan dapat dinyatakan berdasarkan besaran-besaran seperti banyaknya individu, persen
penutupan cover percentage dan luas bidang dasar basal area, volume, biomasa, dan Indeks Nilai Penting. Indeks Nilai Penting INP dapat
menggambarkan kedudukan suatu spesies di dalam komunitas tegakannya, semakin tinggi nilai INP yang dimiliki suatu spesies maka semakin dominan
keberadaan spesies tersebut di suatu habitat. Untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi, maka pada masing-masing petak ukur dilakukan analisis
kerapatan, frekuensi dan dominansi untuk setiap spesies tumbuhan Soerianegara Indrawan 1998.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kerapatan suatu spesies K
Kerapatan relatif suatu spesies KR Frekuensi suatu spesies F
Frekuensi relatif suatu spesies FR Dominansi suatu spesies D
Dominansi relatif suatu spesies DR Setelah dilakukan tahapan perhitungan diatas dapat dilakukan perhitungan
Indeks Nilai Penting INP sebagai berikut: Untuk tingkat semai dan pancang:
INP = KR + FR Untuk tingkat tiang dan pohon:
INP = KR + FR + DR Total Indeks Nilai Penting INP untuk setiap tingkat pohon, tiang,
pancang, semai, dan tumbuhan bawah dihitung untuk menggambarkan kondisi vegetasi.
3.7.3 Persen Habitus