BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Tahura Pancoran Mas
Taman Hutan Raya Pancoran Mas pada awalnya merupakan kawasan Cagar Alam, kini dikelilingi oleh padatnya perumahan warga. Letak kawasan
tepat di pinggir jalan raya yang dinamai karena keberadaan kawasan ini yaitu Jalan Cagar Alam, Pitara, Depok. Kawasan Cagar Alam Pancoran Mas yang telah
dilestarikan sejak tahun 1714 dan ditetapkan pada tahun 1913 menjadikan kawasan ini sebagai cagar alam tertua di Indonesia. Keberadaannya yang bernilai
penting dalam sejarah kawasan konservasi di Indonesia tidak membuat kawasan ini menjadi terpelihara bahkan hampir terlupakan.
Gambar 3 Kondisi Tahura Pancoran Mas: a Pintu masuk Taman Hutan Raya di utara kawasan; b Pagar yang dibangun disekeliling kawasan; dan c
Kondisi vegetasi yang terlihat dari luar kawasan. Kondisi vegetasi Tahura mencerminkan bahwa kondisi hutan di dalamnya
cukup terganggu. Hal ini terlihat dari dominansi tumbuhan merambat dan semak belukar yang tumbuh subur diakibatkan kondisi tegakan yang jarang dan cukup
terbuka Gambar 3c. Selain itu, kadang terdapat pakaian yang dijemur di
a b
c
sekeliling pagar dan masih ditemukan kumpulan-kumpulan sampah yang sengaja dibuang oleh warga ke dalam kawasan Gambar 4a dan 4b.
Gambar 4 Kondisi pengelolaan kawasan Tahura Pancoran Mas: a dan b Beberapa titik kumpulan sampah; c Papan himbauan dari
Pemerintah Kota Depok dan d Papan informasi mengenai kawasan. Pemasangan beberapa papan himbauan dan papan informasi mengenai
kawasan sepertinya tidak cukup untuk memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk menjaga kawasan tersebut. Pemerintah Kota Depok
bahkan membuat Peraturan Daerah No. 23 Tahun 2003 tentang Ketertiban Umum yang isinya berupa larangan membuang sampah dan menjemur pakaian di
kawasan Taman Hutan Raya Pancoran Mas Gambar 4c. Sikap masyarakat seperti ini dapat diakibatkan karena kurangnya rasa menghargai terhadap
keberadaan keanekaragaman hayati serta fungsi dari kawasan Tahura.
5.2 Interaksi Masyarakat Sekitar dengan Tahura Pancoran Mas