36,67 atau masing-masing sebanyak 11 orang Tabel 5. Selain itu juga terdapat 6 orang responden yang merupakan lulusan SD dan sisanya adalah 1 orang tidak
sekolah dan 1 orang lulusan Diploma. Tabel 5 Tingkat pendidikan responden
No Pendidikan
Jumlah orang Presentase
1 Tidak sekolah
1 3,33
2 SD
6 20
3 SMP
11 36,67
4 SMA sederajat
11 36,67
5 Diploma
1 3,33
Daerah Pancoran Mas memiliki akses dan fasilitas sekolah yang cukup baik dari tingkat SD sampai SMA bahkan terdapat cukup banyak perguruan tinggi
yang dapat dicapai dari daerah tersebut hanya dengan angkutan perkotaan. Sebagian besar responden menyatakan tidak melanjutkan sekolah ke tingkat
pendidikan atas dan perkuliahan disebabkan oleh keadaan ekonomi dan kemauan untuk bekerja setelah lulus sekolah tingkat SMP maupun SMA.
5.2.2 Pengetahuan masyarakat terhadap fungsi kawasan
Pengetahuan masyarakat mengenai fungsi dari keberadaan kawasan Tahura Pancoran Mas masih sangat terbatas. Fungsi dari keberadaan
keanekaragaman hayati terutama flora di kawasan Tahura menurut hampir seluruh responden hanya sebagai daerah resapan air 73,3, peneduh dan penyedia udara
segar 16,7 dan sisanya sebanyak 10 responden menyatakan tidak ada manfaatnya Gambar 6.
Gambar 6 Fungsi Tahura berdasarkan pengetahuan responden. Hal ini berbeda dengan fungsi dari Taman Hutan Raya berdasarkan PP
No.68 Tahun 1998 yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan
73,30 10
16,70 resapan air
tidak ada manfaatnya
peneduh dan udara segar
satwa baik spesies asli maupun bukan asli, kegiatan penelitian dan pengembangan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya, pariwisata alam dan
rekreasi, serta pelestarian budaya. Keterbatasan pengetahuan mengenai berbagai manfaat jangka panjang
kawasan dan sumberdayanya merupakan salah satu hal yang menjadi penyebab kesadaran masyarakat yang rendah terhadap perlindungan kawasan konservasi
Wiratno et al. 2004. Pengetahuan mengenai fungsi kawasan Tahura juga berpengaruh terhadap pendapat responden saat diwawancara mengenai
keberadaan Tahura di wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden berpendapat bahwa keberadaan kawasan perlu dipertahankan terlebih
lagi jika responden mengetahui manfaat dari keanekaragaman hayati khususnya tumbuhan yang ada didalam kawasan. Sebanyak 99,67 responden menyatakan
akan lebih menjaga kelestarian Tahura Pancoran Mas untuk mempertahankan fungsinya sebagai daerah resapan air bagi lingkungan sekitar.
Daerah sekitar Tahura Pancoran Mas termasuk wilayah Depok yang tidak pernah tergenang air hujan atau pun kekurangan air bersih. Bagi masyarakat hal
itu dapat terjadi karena masih ada kawasan hutan di daerah tersebut. Manfaat Tahura yang dirasakan langsung oleh masyarakat ini juga dapat digunakan dalam
penentuan koleksi tanaman di dalam kawasan. Dahlan 2004 menyebutkan persyaratan tumbuhan untuk konservasi tanah dan air adalah: 1 Daya
transpirasinya rendah; 2 Memiliki sistem perakaran yang kuat dan dalam sehingga dapat menahan erosi dan meningkatkan resapan air; 3 Serasah yang
dihasilkan banyak dan tidak bersifat allelopati. Spesies tumbuhan yang memenuhi kriteria tersebut sangat memungkinkan untuk dipertimbangkan dalam pemilihan
spesies tumbuhan untuk dikoleksi di dalam kawasan agar dapat menunjang keberlanjutan manfaat tersebut.
5.2.3 Pengetahuan dan interaksi masyarakat terhadap keanekaragaman tumbuhan di kawasan Tahura Pancoran Mas
Pengetahuan masyarakat tentang keanekaragaman hayati terutama tumbuhan di dalam kawasan masih rendah. Hal ini dapat terjadi karena meskipun
hampir seluruh responden telah tinggal lebih dari 10 tahun di sekitar kawasan namun 50 diantaranya tidak pernah sama sekali memasuki kawasan. Beberapa
alasan responden yang tidak pernah memasuki Tahura diantaranya adalah dikarenakan sebagian besar masyarakat menganggap bahwa memasuki kawasan
Tahura adalah perbuatan yang melanggar hukum, adanya satwaliar seperti ular dan biawak, serta mitos-mitos seperti seseorang akan tersasar dan hilang jika
memasuki kawasan. Sebagian besar tumbuhan yang diketahui responden hanya yang terletak di
pinggir Tahura karena terlihat oleh warga dari luar kawasan. Sekitar 16,7 dari responden sama sekali tidak mengetahui spesies tumbuhan di dalam kawasan
Gambar 7. Spesies tumbuhan yang diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah aren Arenga pinnata, rotan Calamus sp., mangga Mangifera indica,
cabai Capsicum annum, rambutan Nephelium lappaceum, jengkol
Archidendron jiringa, jambu air Syzigium aqueum, bacang Mangifera foetida, singkong Manihot utilissima, mahkota dewa Phaleria macrocarpa,
dan alpukat Persea Americana. Tumbuhan tersebut diketahui oleh responden karena letak tempat tumbuhnya di pinggir kawasan sehingga mudah dilihat dan
sebagian dimanfaatkan. Sedangkan keanekaragaman tumbuhan yang terletak di dalam kawasan jarang diketahui spesiesnya oleh responden.
Gambar 7 Pengetahuan terhadap spesies tumbuhan di Tahura. Responden yang mengetahui spesies tumbuhan tidak seluruhnya
mengetahui manfaat dari tumbuhan tersebut. Terdapat 36,7 dari keseluruhan responden tidak mengetahui kegunaan dari spesies tumbuhan yang mereka
ketahui. Hal ini dapat terjadi karena responden tidak pernah memanfaatkan tumbuhan tersebut. Sebanyak 36,7 dari responden berpendapat pernah
19 11
11 19
5 25
10 20
30 Tidak pernah
Pernah memanfaatkan Tidak tahu
Tahu manfaat Tidak tahu
Tahu spesies tumbuhan
Jumlah responden P
en g
etah u
an
memanfaatkan tumbuhan dari dalam Tahura untuk kegunaan pangan dan obat sedangkan sisanya yaitu 63,3 responden tidak pernah memanfaatkan.
Masyarakat yang berpendapat pernah memanfaatkan pada umumnya hanya pernah satu kali atau sesekali selama hidupnya memanfaatkan tumbuhan dari
kawasan Tahura. Bagian yang diambil masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai pangan dan obat secara keseluruhan hanya bagian daun atau buah.
Interaksi masyarakat sekitar dengan tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan Tahura Pancoran Mas masih cukup rendah. Hal ini terlihat dari jumlah
spesies tumbuhan yang pernah dimanfaatkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah spesies tumbuhan berguna yang teridentifikasi melalui analisis
vegetasi Gambar 8. Spesies tumbuhan yang pernah dimanfaatkan masyarakat adalah mangga Mangifera indica, cabai Capsicum annum, rambutan
Nephelium lappaceum, jengkol Archidendron jiringa, bacang Mangifera foetida, miana Coleus atropurpureus
,
bambu Gigantochloa apus
dan alpukat Persea Americana
Gambar 8 Perbandingan jumlah spesies tumbuhan berguna yang teridentifikasi dengan jumlah spesies yang pernah dimanfaatkan masyarakat.
Kamakaula 2004 menyebutkan bahwa semakin intensif suatu masyarakat memanfaatkan hasil dari kawasan hutan sesuai dengan daya dukungnya maka
interaksinya semakin tinggi. Interaksi antara masyarakat sekitar Tahura Pancoran Mas dengan tumbuhan yang ada di dalam kawasan tergolong rendah. Masyarakat
tidak lagi bergantung pada sumberdaya alam yang ada di hutan dan sekitarnya karena hampir seluruh kebutuhan hidupnya sudah tersedia di pertokoan dan
berbagai fasilitas kota yang dapat diakses dengan sangat mudah.
20 40
60 80
Jumlah spesies tumbuhan 8
67
Spesies dimanfaatkan masyarakat Spesies yang teridentifikasi melalui analisis vegetasi
5.2.4 Pemanfaatan lahan oleh masyarakat di dalam kawasan