5.2.5 Harapan masyarakat terhadap pengelolaan Tahura
Harapan masyarakat terhadap pengelolaan Tahura dan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya cukup tinggi. Pada umumnya responden
berharap adanya pengelolaan yang lebih intensif dari pemerintah Kota Depok agar kondisi di dalam kawasan lebih rapi dan tertata sehingga dapat menambah nilai
estetika mengingat letaknya ditengah-tengah perumahan warga. Masyarakat juga berharap keberadaan Tahura dapat memberikan manfaat
lebih bagi kehidupan masyarakat di sekitar. Usulan untuk menjadikan Tahura sebagai arboretum atau taman botani juga diungkapkan oleh beberapa responden.
Selain itu, pembuatan jogging track atau jalan setapak di dalam Tahura juga diusulkan oleh masyarakat dengan tujuan untuk lebih mengetahui kondisi di
dalam Tahura dan menikmati suasana serta keasrian di dalam kawasan.
5.3 Komposisi vegetasi di Tahura Pancoran Mas
Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa komposisi vegetasi di Tahura Pancoran Mas teridentifikasi 83 spesies yang termasuk kedalam 43 famili.
Terdapat 27 spesies pada tingkat pertumbuhan pohon, 23 spesies tingkat pertumbuhan tiang, 12 spesies tingkat pertumbuhan pancang, dan semai.
Sedangkan untuk tumbuhan bawah sebanyak 30 spesies dan liana sebanyak 4 spesies.
Tumbuhan bawah yang teridentifikasi di kawasan Tahura sebanyak 30 spesies. Beberapa spesies yang memiliki INP tertinggi diantaranya adalah
Dioscorea aculeata 19,43, Selaginella doederleinii 17,51, dan Leea indica 17,01. Lima spesies tumbuhan bawah dengan INP tertinggi selengkapnya pada
Tabel 6. Tabel 6 Rekapitulasi INP tertinggi spesies tumbuhan bawah di Tahura Pancoran
Mas
No Habitus Spesies tumbuhan
INP 1
Tumbuhan bawah Dioscorea aculeata
19,43 Selaginella doederleinii
17,51 Leea indica
17,01 Ageratum conyzoides
16,36 Jacquemontia panniculata
15,71
Tumbuhan liana didominansi oleh jenis areuy bayur Spatholobus littoralis dengan INP sebesar 93,54. Tumbuhan dengan habitus liana hanya
ditemukan sebanyak 4 spesies di kawasan Tahura Pancoran Mas seperti yang terdapat dalam Tabel 7.
Tabel 7 Rekapitulasi INP tertinggi spesies tumbuhan liana di Tahura Pancoran Mas
No Habitus Spesies tumbuhan
INP 1
Liana Spatholobus littoralis
93,54 Calamus sp.
74,27 Agelaea macrophylla
22,32 Fibraurea tinctoria
9,88
Indeks Nilai Penting INP tertinggi pada tingkat pertumbuhan semai dimiliki oleh spesies Melicope lunu-ankeda 56,58, selanjutnya huru
Macaranga rhizinoides dan mahoni daun lebar Swietenia macrophylla memiliki nilai INP masing-masing 17,32. Nilai INP tertinggi pada tingkat
pertumbuhan pancang dimiliki oleh spesies Grewia acuminata 31,52 dan untuk tingkat tiang didominansi oleh spesies Macaranga rhizinoides 48,86.
Tabel 8 Rekapitulasi INP tertinggi spesies pada tiap tingkat pertumbuhan pohon di Tahura Pancoran Mas
No Tingkat pertumbuhan Spesies tumbuhan INP
1 Semai
Melicope lunu-ankeda 56,58
Spathodea campanulata 34,51
Macaranga rhizinoides 17,32
Swietenia macrophylla 17,32
Grewia acuminata 14,88
2 Pancang
Grewia acuminata 31,52
Swietenia macrophylla 26,97
Mallotus phillipinensis 24,85
Durio zibethinus 22,42
Arthocarpus elastica 15,76
3 Tiang
Macaranga rhizinoides 48,86
Spathodea campanulta 29,19
Cecropia peltata 23,28
Grewia acuminata 16,55
Hibiscus tiliaceus 14,94
4 Pohon
Arthocarpus elastica 56,52
Cecropia peltata 36,49
Melicope lunu-ankeda 22,68
Mallotus philippinensis 20,40
Spathodea campanulata 17,80
Pada tingkat pertumbuhan pohon terdapat spesies Artocarpus elastica benda, spesies ini sangat mendominansi di kawasan Tahura Pancoran Mas.
Spesies lainnya yang mendominansi adalah Cecropia peltata yang disebut sebagai tumbuhan walisongo oleh penduduk setempat sebesar 36,94 dan Melicope lunu-
ankeda sebesar 22,68.
Hampir di tiap tingkat pertumbuhan yang teridentifikasi di kawasan Tahura Pancoran Mas terdapat spesies dari marga Macaranga dan Mallotus.
Spesies tersebut diantaranya Macaranga rhizinoides, Macaranga tanarius, dan Mallotus philippinensis. Menurut Slik et al. 2003, spesies dari marga Macaranga
lebih banyak terdapat pada habitat yang lebih terganggu dibandingkan dengan spesies dari marga Mallotus.
Spesies dari kedua marga tersebut dapat dijadikan indikator kerusakangangguan yang terjadi dalam suatu habitat. Bahkan beberapa spesies
seperti Macaranga trichocarpa, Mallotus macrostachyus, Macaranga tanarius, dan Mallotus paniculatus dapat dikelompokkan sebagai pionir yang hidup di
habitat dengan gangguan tinggi di hutan dataran rendah Kalimantan Timur. Hal ini disebutkan dalam penelitian Mirmanto 2011 di Pulau Moti, yang
menjelaskan bahwa Mallotus philippinensis dan Macaranga tanarius masih dominan terutama pada daerah terbuka. Keberadaan spesies tersebut
mengindikasikan bahwa telah terjadi gangguan atau kerusakan di kawasan Tahura Pancoran Mas. Kondisi vegetasi yang cukup terbuka juga dapat menjadi penyebab
tumbuhnya spesies pionir seperti Macaranga tanarius dan Mallotus philippinensis.
Selain keberadaan dari spesies pionir tersebut, gangguan habitat juga ditunjukkan melalui tumbuhan merambat dan tumbuhan bawah yang sangat subur.
Persaingan antar spesies bisa saja terjadi seperti pada Gambar 10.
Gambar 10 Dominansi tumbuhan merambat: a Tumbuhan merambat yang sangat subur dan b Pohon yang tertutupi oleh tumbuhan
merambat.
Keadaan tersebut cukup mengkhawatirkan terutama bagi pertumbuhan pepohonan di dalam kawasan Tahura Pancoran Mas. Balai Lingkungan Hidup
a b
Kota Depok mengantisipasi hal ini dengan cara menugaskan dua orang warga untuk membersihkan tumbuhan bawah dan tumbuhan merambat di dalam
kawasan secara rutin. Namun sepertinya cara tersebut masih kurang efektif, karena pada saat penelitian masih ditemukan beberapa pohon yang sudah
dirambati hingga bagian tajuknya tidak terlihat lagi.
5.4 Potensi Tumbuhan Berguna di Tahura Pancoran Mas