menyebutkan bahwa tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna baik untuk tekstil maupun batik.
Katz 2004 menyebutkan bagian tumbuhan yang dapat digunakan untuk bahan baku pewarna adalah akar, kulit batang, daun, arbei, biji, ranting, cabang
pohon, dan umbi akar. Masing-masing bagian tersebut dapat menghasilkan berbagai warna dengan ketajaman. Penggunaan yang tepat pada pewarna nabati
tahan terhadap sengatan matahari.
2.3.6 Tumbuhan tali-temali dan anyaman
Kepandaian anyam mengayam tidak hanya menciptakan motif tetapi yang lebih penting adalah penciptaan barang atau alat baik untuk pembawa atau pun
wadah. Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan adalah tumbuhan yang biasa digunakan untuk membuat tali anyaman, maupun kerajinan Waluyo 1992.
Hasil kerajinan anyaman yang terbuat dari rotan banyak ditemukan di daerah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi sedangkan kerajinan anyaman yang
terbuat dari bambu umumnya berasal dari daerah Bali, Jawa, dan Sulawesi Widjaja et al. 1989. Suku Melayu Tradisional memanfaatkan 21 spesies
tumbuhan sebagai bahan baku penghasil tali, anyaman, dan kerajinan. Bagian yang dimanfaatkan antara lain rotan, daun, batang, kulit, dan isi batang. Spesies
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagian besar dari famili pandan-pandanan dan rotan Fakhrozi 2009.
2.3.7 Tumbuhan penghasil kayu bakar
Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai penghasil kayu bakar pada dasarnya adalah semua jenis tumbuhan berkayu yang berbentuk pohon. Beberapa
kriteria tumbuhan yang dapat dijadikan bahan kayu bakar menurut Sutarno 1996 diacu dalam Arafah 2005 adalah:
1. Tahan terhadap kekeringan dan toleran iklim.
2. Pertumbuhan tajuk baik setiap tumbuh pertunasan yang baru.
3. Pertumbuhan cepat, volume hasil kayu maksimal tercapai dalam waktu yang
singkat. 4.
Kadar air rendah dan mudah dikeringkan.
5. Menghasilkan kayu yang padat dan tahan lama ketika dibakar.
6. Menghasilkan sedikit asap dan tidak beracun apabila dibakar.
2.3.8 Tumbuhan penghasil pakan ternak
Menurut Manetje dan Jones 1992 diacu dalam Kartikawati 2004, pakan ternak adalah tanaman konsentrasi rendah dan mudah dicerna yang merupakan
penghasil pakan bagi satwa herbivora. Hidayat 2009 menyebutkan bahwa masyarakat di Kampung Adat Dukuh memanfaatkan 33 spesies sebagai pakan
ternak. Pakan ternak di Kampung Adat Dukuh tumbuh liar di ladang, kebun dan sawah serta beberapa spesies sengaja ditanam sebagai cadangan. Beberapa contoh
spesies pakan ternak yang dimanfaatkan diantaranya kaliandra Caliandra haematochepala, bandotan Ageratum conyzoides, lamtoro Leucaena
leucocephala, dan gamal Gliricidia maculata. Bagian yang dimanfaatkan untuk pakan ternak antara lain daun, ranting, batang, dan buah muda.
2.3.9 Tumbuhan penghasil bahan bangunan