satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
10
Setiap siswa memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain dalam aspek fisik, pola berpikir, dan cara-cara merespons atau
mempelajari sesuatu yang baru. Dalam konteks belajar, setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran. Anak-
anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka, mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka, menjelajahi
lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa- peristiwa di sekitar mereka.
Mereka belajar dari pengalaman langsung dan pengalaman tidak nyata maupun juga belajar dari bentuk-bentuk pengalaman yang
menyentuh pengalaman mereka. Keterlibatan yang aktif dengan obyek- obyek atau gagasan-gagasan tersebut dapat mendorong aktivitas mental
mereka untuk berfikir, menganalisa, menyimpulkan dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang
mereka ketahui sebelumnya.
6. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih
dominan pada siswa, sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru. Jadi istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar
dan mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar mengajar BM, proses belajar mengajar PBM, atau
kegiatan belajar mengajar KBM.
11
10
Ahmad Susanto. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta. 2013. hlm. 1
11
Ibid. hlm. 18
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
12
Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik agar terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan kepada peserta didik.
7. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Menurut M. Sobri Sutikno menyatakan bahwa Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Menurt Gerlach dan Elly Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi.
13
Berdasarkan definisipengertian
metode pembelajaran
yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai
tujuan. Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, guru harus
menentukan metode pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keaktifan proses
pembelajaran. Tentu saja, orientasinya pada siswa belajar secara optimal. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi
sebagai bimbingan agar siswa belajar. Metode pembelajaran ini ditujukan
12
Ibid. hlm. 19
13
Ahmad. Definisi Metode Pembelajaran. http:mtk2012unindra.com201525definisi-metode-pembelajaran-
menurut.html . Diakses pada
Jum’at, 25 September 2015, pukul 09.46 WIB
untuk bimbingan belajar dan memungkinkan setiap individu siswa dapat belajar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
Metode pembelajaran menekankan proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Pemilihan metode
pembelajaran tentunya harus menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan cara metode yang membuat siswa
dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif di
bawah bimbingan guru yang aktif pula.
14
Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran
pada diri siswa. Rancangan ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi siswa. Keaktifan dalam pembelajaran
tercermin dari kegiatan, baik yang dilakukan guru maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri berikut
15
: 1
Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi.
2 Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa, baik melalui
kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap. 3
Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
4 Guru bertindak sebagai fasilitator pemberi kemudahan dan
koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar instruktur,
yang mendominasi
kegiatan kelas.
Biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara bervariasi.
b. Metode Jigsaw
Model ini dikembangkan dan di uji coba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas.
Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki
menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji zig-zag , yaitu
14
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 2011. hlm. 82.
15
Ibid. hlm. 82.
siswa melakukan suatu kegiatan dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya, guru
membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab
terhadap penguasaan setiap komponensubtopic yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok
siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti diungkapkan oleh Lie bahwa “Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model
belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan
siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”.
16
Pembelajaran dengan metode Jigsaw ini banyak memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi
yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.
Pembelajaran dengan metode Jigsaw berebeda dengan metode pembelajaran yang lain. Proses pembelajaran jigsaw yang lebih
menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian
penguasaan materi tersebut, tetapi adanya kerja sama yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif metode Jigsaw.
16
Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010. hlm. 218.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw
Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada suatu metode pembelajaran
pun yang dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode pembelajaran dapat dipandang ampuh untuk suatu situasi, namun
tidak ampuh untuk situasi lain. Oleh karena itu, sering terjadi pembelajaran dilakukan dengan berbagai metode pembelajaran
secara bervariasi. Kelebihan dan kekurangan metode jigsaw adalah sebagai berikut
17
:
1 Kelebihan metode jigsaw
a. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif
b. Menjalinmempererat hubungan yang lebih baik antar siswa
c. Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa
d. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar
kooperatif dari pada guru 2
Kelemahan metode jigsaw a.
Guru dan siswa kurang terbiasa dengan metode ini karena masih
terbawa kebiasaan
menggunakan metode
konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.
b. Memerlukan waktu yang relatif lama.
c. Tidak efektif untuk siswa yang banyak
d. Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru
e. Memerlukan persiapan yang matang
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw sebagai berikut :
18
1 Pilihlah materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen
2 Bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
segmen yang ada 3
Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda
17
Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang: UM Press. 2004. hal. 56.
18
Ibid. hlm. 60
4 Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain
untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompok. 5
Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan dalam kelompok
6 Beri siswa beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman
mereka terhadap materi Jadi dari perpaduan metode ini menghasilkan langkah-langkah seperti
dibawah ini: 1
Siswa dibentuk menjadi lima kelompok 2
Setiap anak mendapat bahan ajar dari guru untuk dipelajari 3
Setiap anak harus membuat 1-2 pertanyaan untuk dikumpulkan di depan kelas.
4 Setiap kelompok mendapat materi yang berbeda
5 Setiap kelompok mempelajari materi tersebut
6 Semua kelompok saling mengirimkan anggota kelompoknya ke
kelompok lain untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di kelompok awal
7 Kemudian kelompok kedua ini dinamakan kelompok ahli
8 Setelah kelompok ahli berdiskusi, maka pertanyaan yang tadi di
kumpulkan di depan kelas dibahas satu persatu 9
Guru memberikan klarifikasi
8. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
19
Kernampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa
membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar, atau mentransfer hasil belajar.
20
Pembelajaran berdasarkan masalah Prolem Based Learning dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada siswa. Pembelajaran PBL dikembangkan untuk
19
Ahmad Susanto. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta. 2013. Hlm. 5.
20
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depertemen PK dan Rineka Cipta, 1999, hal. 243
membantu siswa mengembangkan kemampuan perfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual.
21
Semua hasil belajar merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru hasil belajar siswa di kelas berguna untuk melakukan
perbaikan tindak mengajar dan evaluasi. Dalam hal ini dapat dilihat dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik sebagai berikut:
22
a ranah kognitif cognitive domain, ranah ini berkenan dengan hasil
belajar yang meliputi enam aspek yaitu pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis
analysis, sintesis synthesis dan evaluasi evaluation.
b ranah afektif, ranah ini berkaitan dengan hasil belajar yang meliputi
aspek penerimaan, partisipasi, penilaipenentu sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
c ranah Psikomotorik, ranah ini berkenaan dengan hasil belajar yang
meliputi, persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan
kreativitas.
Berdasarkan tiga ranah yang telah diijabarkan diatas maka yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil
belajar kognitif ini dapat diketahui melalui hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes formatif yang diberikan pada akhir 1 dan siklus II.
Sedangkan hasil belajar afektif ini dapat diperoleh dari pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung berupa keaktifan
siswa dalam diskusi baik dalam bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru ataupun teman.
Hasil belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidak sama. Perbedaan hasil belajar ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-
faktor yang menyebabkan perbedaan hasil belajar meliputi faktor intemal dan eksternal.
a Faktor Internal, faktor intemal ini terdiri dari:
21
Muslim Ibrahim dan Mohammad Nur. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Press, 2005, hal. 7
22
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen PK dan Rineka Cipta, 1999, hlm. 256-257
1 Psikologi, yang meliputi intelegensi, motivasi belajar, minat,
perasaan kondisi akibat keadaan sosial, kultural, dan ekonomi. 2
Fisiologi, meliputi kesehatan jasmani.
b Faktor Eksternal, faktor eksternal terdiri dari:
1 Proses belajar di sekolah meliputi: kurikulum pembelajaran,
disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokan siswa. 2
Sosial, meliputi: sistem, sekolah, status sosial sekolah siswa, interaksi pengajar dengan siswa.
9. Ciri-Ciri Prestasi Belajar