Lembaran Observasi DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

35 Saskia Pricilia Ramadhani 70 75 + T 36 Riska Putu Aulia Sari 70 65 - TT 37 Armando Oka Varlesia 70 75 + T 38 Muh. Muamar Mayendra 70 70 - T 39 Prasetyo

70 85

+ T Jumlah 2903 Rata-rata 74.43 Jumlah Siswa yang Tuntas 32 Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 7 Persentase Ketuntasan Belajar 82,1 Dari Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 95, sedangkan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 50. Dari 39 siswa, sebanyak 7 siswa tidak tuntas karena nilai yang belum mencapai KKM yang diharapka. Nilai KKm yang ditentukan sekolah yaitu 70 sehingga persentase ketuntasan belajar siswa 82,1 . Jadi, dapat diketahui dari hasil belajar tiap siswa sudah banyak mengalami ketuntasan karena nilai yang diperoleh siswa telah mengalami ketuntasan sesuai KKM yang ditentukan Sekolah. 1 Pemantauan Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dalam rangka mengupayakan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, maka pemantauan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut: 1. Lembaran Observasi 2. Catatan Lapangan Berikut ini dipaparkan satu persatu:

A. Lembaran Observasi

1 Pertemuan I Observasi ini peneliti lakukan bersama dengan teman sejawat pada tanggal 19 November 2015 Pukul 07.00-08.20. Aktivitas yang diamati adalah: 1. Mengajukan pertanyaan 2. Menjawab pertanyaan siswa maupun guru 3. Membari saran 4. Mengemukakan pendapat 5. Menyelesaikan tugas kelompok 6. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 7. Hasil observasi dapat kita lihat pada Tabel dibawah ini Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa pada Pertemuan I 19-11-2015 Presentasi dalam bentuk kelompok Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada pertemuan I aktivitas siswa masih rendah. Pada pertemuan 1 ini peneliti telah menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, yang paling rendah aktivitasnya adalah dalam hal memberi saran. Ini disebabkan karena tingkat pengetahuan siswa yang masih rendah. Kemudian peningkatan aktivitas yang agak tinggi adalah dalam menjawab pertanyaan siswa maupun guru. Ini disebabkan karena siswa diberi No. Aktifitas Yang Di Amati Jumlah Siswa Persentase 1 Mengajukan pertanyaan 6 15 2 Menjawab pertanyaan siswa maupun guru 7 18 3 Memberi saran 1 2,5 4 Mengemukakan pendapat 7 18 5 Menyelesaikan tugas kelompok 15 38,5 6 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 4 10,5 dorongan atau motivasi, sehingga secara bertahap timbul keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan. 2 Catatan Lapangan Pada awal pembelajaran terlihat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Prasyarat pengetahuan dan motivasi yang diberikan guru saat membuka pelajaran membuat siswa terbawa ke suasana belajar. Setelah siswa terpancing dengan suasana belajar, barulah peneliti memberi tahu topik atau KD yang akan dipelajari. Namun setelah guru memberi tugas sesuai dengan model pembelajaran yang dibawakan, mulai timbul permasalahan. Berikut ini diuraikan masalah-masalah tersebut. a. Siswa tidak mampu menyelesaikan tugas dengan waktu yang telah ditentukan, b. Masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, c. Siswa cenderung mencatat saja tanpa diskusi pada tahap kelompok ahli, d. Frekuensi bertanya maupun menjawab pertanyaan masih rendah, e. Pada tahap presentasi hanya satu orang yang berani memberi saran. 3 Refleksi Pertemuan I Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan teman sejawat serta catatan lapangan yang ada pada peneliti, ternyata sebagian besar siswa belum mampu menyelesaikan tugas dengan optimal. Tingkat keaktifan siswa sangat rendah dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan tindakan ini belum tercapai secara optimal. Menurut pengamatan peneliti kegagalan siswa tampak dengan jelas dalam memanfaatkan waktu. Siswa belum mampu memanfaatkan waktu sesuai dengan yang dialokasikan untuk setiap tahapan. Agar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan tersebut, maka perlu diberikan perpanjangan waktu. Akibat dari perpanjangan waktu ini adalah sedikitnya waktu yang tersedia untuk kegiatan presentasi hasil kerja kelompok. Bila dicermati, penyebab dari kegagalan siswa dalam mengerjakan tugas saat proses pembelajaran bersumber dari hal-hal berikut: 1. Siswa belum memahami tentang langkah-langkah kerja atau tahapan – tahapan pembelajaran yang harus dilalui. Misalnya apa yang seharusnya dilakukan dalam tahapan I kooperatif asal, tahapan II kooperatif ahli, dan seterusnya. 2. Pada tahap III, ada siswa yang tidak mampu menyampaikan ilmu yang diperdapatnya dari kelompok ahli secara sistematis, sehingga teman sekelompoknya tidak dapat menyerap pelajaran sebagaimana mestinya. 3. Masih ada siswa yang suka mengganggu teman, sehingga terkendala dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan permasalahan dan kegagalan di atas, maka peneliti mencarikan solusinya yaitu dengan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang langkah-langkah kerja kelompok pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw, sehingga kegiatan pada siklus berikutnya dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.

B. Deskripsi Pelaksanaan Pertemuan II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKn Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Strategi Index Card Match Pada Mata Pelajaran PKN Materi Perundang-Undangan Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Karang

0 2 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN PKn Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Strategi Index Card Match Pada Mata Pelajaran PKN Materi Perundang-Undangan Bagi Siswa Kelas V SDN 03 Karang

0 3 13

UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS SISWA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DALAM PELAJARAN PKn MATERI MEMAHAMI Upaya Peningkatan Aktifitas Siswa Menggunakan Metode Jigsaw Dalam Pelajaran Pkn Materi Memahami Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah Bagi Si

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS SISWA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DALAM PELAJARAN PKn MATERI MEMAHAMI Upaya Peningkatan Aktifitas Siswa Menggunakan Metode Jigsaw Dalam Pelajaran Pkn Materi Memahami Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah Bagi Si

0 1 13

PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS V Peningkatan Minat Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN 02 Petung Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/

0 0 13

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Minat Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN 02 Petung Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran

0 0 11

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Ka

0 1 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE PQRST PADA SISWA KELAS V SDN 01 JATISOBO Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode PQRST Pada Siswa Kelas V SDN 01 Jatisobo Kecamatan Jatipuro Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 14

Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Peraturan Perundang- Undangan Tingkat Pusat dan Daerah Dengan Metode Pemberian Tugas Pada Kelas V SDN 3 Setiap Pandawan

0 0 6

Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Card Sort pada Siswa Kelas V SDN 2 Kopang Tahun Pelajaran 20162017

0 0 13