untuk bimbingan belajar dan memungkinkan setiap individu siswa dapat belajar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
Metode pembelajaran menekankan proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Pemilihan metode
pembelajaran tentunya harus menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan cara metode yang membuat siswa
dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif di
bawah bimbingan guru yang aktif pula.
14
Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran
pada diri siswa. Rancangan ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi siswa. Keaktifan dalam pembelajaran
tercermin dari kegiatan, baik yang dilakukan guru maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri berikut
15
: 1
Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi.
2 Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa, baik melalui
kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap. 3
Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
4 Guru bertindak sebagai fasilitator pemberi kemudahan dan
koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar instruktur,
yang mendominasi
kegiatan kelas.
Biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara bervariasi.
b. Metode Jigsaw
Model ini dikembangkan dan di uji coba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas.
Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki
menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji zig-zag , yaitu
14
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 2011. hlm. 82.
15
Ibid. hlm. 82.
siswa melakukan suatu kegiatan dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya, guru
membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab
terhadap penguasaan setiap komponensubtopic yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok
siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti diungkapkan oleh Lie bahwa “Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model
belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan
siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”.
16
Pembelajaran dengan metode Jigsaw ini banyak memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi
yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.
Pembelajaran dengan metode Jigsaw berebeda dengan metode pembelajaran yang lain. Proses pembelajaran jigsaw yang lebih
menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian
penguasaan materi tersebut, tetapi adanya kerja sama yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif metode Jigsaw.
16
Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010. hlm. 218.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw