Kaidah-Kaidah Akustik Ruang Pagelaran Musik

Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 57

7. Teori Akustik Ruang Pagelaran

a. Kaidah-Kaidah Akustik Ruang Pagelaran Musik

Gedung pagelaran pert unj ukan merupakan sebuah ruangan dengan berbagai persoalan akust ik yang cukup kompleks. Ada beberapa cont oh dimana kebut uhan suara yang baik t ernyat a dapat bert ent angan dengan kebut uhan-kebut uhan arsit ekt ural. Unt uk it u pemecahan suat u problem yang spesif ik haruslah diselesaikan secara khusus pula. Berikut ini adalah persyarat an kondisi yang baik dalam suat u gedung pagelaran pert unj ukan : 1 Harus ada kekerasan l oudness yang cukup dalam t iap bagian gedung pagelaran t erut ama pada bagian t empat duduk penont on yang j auh dari panggung. Terdapat berbagai cara unt uk mengurangi penyerapan bunyi dan meningkat kan kekerasan dalam sebuah gedung pagelaran, yait u :  Gedung pagelaran harus dibent uk sedemikian rupa sehingga penont on sedekat mungkin dengan sumber bunyi, dengan demikian mengurangi j arak yang harus dit empuh bunyi. Hal i ni dapat dilakukan dengan menambahkan balkon at au memanipulasi bent uk denah ruang.  Sumber bunyi harus dinaikkan agar sedapat mungkin t erlihat , sehingga menj aminaliran gelombang bunyi langsung bebas merambat dari sumber bunyi ke pendengar t anpa dihalang- halangi at au dipant ulkan.  Lant ai t empat penont on duduk harus dibuat landai at au miring, karena bunyi akan lebih mudah diserap. Selain memperoleh penyerapan bunyi yang baik, dengan menggunakan lant ai miring, j uga mempengaruhi garis pandang yang lebih baik dari penont on ke panggung.  Sumber bunyi harus dikelilingi permukaan-permukaan pemant ul bunyi yang memadahi agar memberikan energi bunyi pant ul t ambahan ke set i ap daerah penont on, t erut ama pada t empat duduk yang j auh. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 58 Gambar II. 21 Pemant ulan suara oleh dinding dan langit -langit pemant ul yang dilet akkan dengan t epat , secara ef ekt if menyumbang kekerasan yang cukup  Luas lant ai dan volume audit orium harus dij aga agar cukup kecil, sehingga j arak yang harus dit empuh bunyi langsung dan bunyi pant ullebih pendek. Unt uk ruang konser volume per t empat duduk penont on minimal 6, 2 m 3 , maksimal 10, 8 m 3 , ef ekt if 7, 8 m 3 .  Permukaan pant ul bunyi yang paralel horizont al maupun vert ikal, t erut ama yang dekat dengan sumber bunyi, harus dihindari unt uk menghilangkan pemant ulan kembali yang t i dak diinginkan ke sumber bunyi.  Penont on harus berada di daerah yang mengunt ungkan baik secara visual maupun akust ik. Daerah t empat duduk yang sangat lebar harus dihindari.  Unt uk sumber bunyi t ambahan di samping sumber bunyi ut ama yang biasanya dilet akkan pada sisi samping maupun belakang penont on harus dilet akkan j uga permukaan pemant ul yang mengelilinginya, sehingga prinsip dasarnya adalah sebanyak mubgkin energi bunyi harus dipancarkan dari semua posisi sumber bunyi ke seluruh daerah penerimaan penont on.  Selain permukaan pemant ul bunyi ut ama, diperlukan j uga permukaan pemant ul t ambahan unt uk mengarahkan bunyi kembali ke pement as, t erut ama unt uk pert unj ukan akust ik at au vokal. Pemant ulan bunyi yang dit empat kan dengan benar selain menguat kan energi bunyi j uga mencipt akan suat u kondisi Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 59 lingkungan yang dikenal dengan ef ek ruang space ef ect , hal ini t ercapai apabila pendengar menerima bunyi dari berbagai arah, gej ala ini sangat khas unt uk ruang-ruang t ert ut up, t et api hilang sama sekali pada gedung pert unj ukan t erbuka. 2 Energi bunyi harus didist ribusikan secara merat a t erdif usi dalam ruang. Kualit as akust ik audit orium akan baik j ika suara dapat t erdif usi disebarkan secara merat a ke seluruh ruangan. Unt uk memperoleh penyebaran bunyi yang sempurna dalam sebuah ruang, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut :  Membuat permukaan ruang menj adi t idak t erat ur bisa berupa dinding, langit -langit at au dekorasi dalam ruang.  Unt uk ruang dengan kapasit as kecil penggunaan permukaan yang t idak t erat ur kadang sulit diwuj udkan, namun dif usi bunyi dapat dicapai dengan penggunaan bahan-bahan penyerap bunyi yang acak, sert a penggunaan bahan penyerap bunyi dan pemant ul bunyi secara bergant ian.  Penggunaan accoust ic dif user penyebar akust ik dalam ruang yang relat if besar akan membant u menguat kan dif usit as ruang t ersebut . Gambar II. 22 Skema cara memperoleh dif usi penyebaran bunyi Sumber : Akust i k Li ngkungan Lesl i e L Doel l e Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 60 3 Karakt erist ik dengung opt imum harus di sediakan dalam audit orium unt uk memungkinkan penerimaan yang baik oleh penont on dan penampilan acara yang paling ef isien oleh pement as. Dengung dalam sebuah ruang pert unj ukan di sebabkan karena pemant ulan berulang-ulang suat u sumber bunyi, karena cukup banyak sumber bunyi dalam sebuah pement asan maka meningkat pula f akt or kemungkinan t erj adinya dengung dalam ruang pert unj ukan t ersebut . Pengendalian dengung dalam sebuah ruang pert unj ukan dapat silakukan dengan memanf aat kan rumus Sabine, sebagai berikut : 0, 16 V A + xV Dimana : RT : Wakt u dengung, Sekon V : Volume ruang, m 3 A : penyerapan ruang t ot al, sabin f eet persegi x : Koefisien penyerapan udara Dari rumus t ersebut dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Semakin besar volume ruang, maka panj ang RT wakt u dengung semakin t inggi pula. b. Semakin banyak penyerapan yang t erj adi dalam ruang maka semakin rendah RT. 4 Ruang harus bebas dari cacat akust ik sepert i gema, pemant ulan yang berkepanj angan long delayed ref lect ions, gaung, pemusat an bunyi, dist orsi, bayangan bunyi, dan resonansi bunyi. 5 Bising dan get aran yang akan mengganggu pendengaran at au pement asan harus dihindari at au dikurangi dengan cukup banyak dalam t iap bagian ruang. RT = BAB III TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA Bab ini merupakan dat a dan inf ormasi mengenai kot a secara f isik dalam kont eks musik yang meliput i pot ensi, prospek dan kendala musik di Kot a Surakart a sebagai kerangka acuan unt uk menet apkan suat u krit eria t ent ang bangunan Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakart a. secara spesif ik berada di Surakart a.

A. Perspektif Kota Surakarta

Kot a Surakart a merupakan daerah Tingkat II Propinsi Jawa Tengah. Dilihat dari let ak Kot a Surakart a yang berada di j alur ut ama t ransport asi bis ant ar propinsi baik t ransport asi bis ant ar kot a maupun keret a api, menj adikan kot a Surakart a sangat st arat egis unt uk menj adi t uj uan bagi para pengunj ung dari luar kot a. Bat as wilayah Kot a Surakart a adalah : Sebelah selat an : Kabupat en Sukoharj o Sebelah ut ara : Kabupat en Boyolali dan Kab. Karanganyar Sebelah Barat : Kabupat en Sukoharj o dan Karanganyar Sebelah Timur : Kabupat en Sukoharj o dan Karanganyar, Sungai Bengawan Solo Gambar III.1. Peta Kota Sur akar ta Sumber Pemerintah Kota Surakarta