SISTEMATIKA PEMBAHASAN Perspektif Kota Surakarta

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Tahap I : Mengungkapkan masalah dan persoalan yang t erungkap dari lat ar belakang, unt uk mendapat kan t uj uan dan sasaran yang akan dicapai, kemudian mengungkapkan met ode yang digunakan dalam pembahasan, bat asan-bat asan sert a sist emat ika pembahasan. Tahap II : Mengemukakan beberapa t inj auan t eori yang berkait an dengan musik dan bent uk pewadahannya berupa gedung pagelaran musik, sert a t eori-t eori mengenai sist em akust ik ruang. Tahap III : Meninj au kondisi eksist ing dan pot ensi yang ada di kot a Surakart a sebagai lokasi perencanaan. Tinj auan khusus pada Pusat Pagelaran Musik di Surakart a, sebagai wadah yang direncanakan meliput i bent uk pewadahannya, ident if ikasi j enis kegiat an sert a ungkapan f isiknya. Tahap IV : Menganalisa ruang pert unj ukan musik t ert ut up pada Pusat Pagelaran Musik yang direncanakan, meliput i analisa akust ik dan visualnya. Tahap V : Menganalisa pendekat an konsep dasar perencanaan dan perancangan Pusat Pagelaran Musik di Surakart a. Tahap VI : Konsep dasar perencanaan dan perancangan Pusat Pagelaran Musik di Surakart a yang merupakan arahan-arahan desain Desi gn Gui del i nes pada saat proses perancangan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN MUSIK 1. Pengertian Musik

Musik dapat diart ikan sebagai : a. Ilmu at au seni menyusun nada at au suara dalam urut an, kombinasi, dan hubungan t emporal unt uk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesat uan dan hubungan. b. Nada at au suara yang disusun sedemikian hingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan t erut ama yang menggunakan alat -alat yang dapat menghasilkan bunyi.

2. Sej arah Perkembangan Musik

Sej arah musik dapat memberikan pengert ian yang benar dalam mengint erpret asikan musik, sehingga kit a dapat lebih mengert i keberadaan dunia musik secara keseluruhan, dengan harapan kit a dapat berperan sej alan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia ke masa depan. Perkembangan musik yang pernah hidup dan berkembang hingga sekarang secara periodik dapat dibagi at as : 1. Musik j aman kuno Pra sej arah 2. Greco-Roman 1200 SM - 476 M 3. Romanesque 250 M - 1150 M 4. Got hic 1150 M - 1400 M 5. Renaissance 1400 M - 1600 M 6. Baroque 1600 M - 1750 M 7. Rococo Clasical 1750 M - 1800 M 8. Romant ic 1800 M - 1880 M 9. Impresionism 1880 M - 1918 M 10. Abad 20 1900 M - Sekarang Periodisasi di at as masih dapat dibedakan menj adi 2 bagian ut ama berdasarkan perbedaan sif at nya, yait u : Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 19

a. Musik yang dicipta sebelum tahun 1900

Pada periodisasi ini, musik dicipt a dengan at uran-at uran baku, baik pada penyusunannya maupun pada t at a cara memainkannya. Seni musik j uga diperunt ukkan bagi peralat an musik baku st andar int ernasional yang berasal dari darat an Eropa sesuai dengan asal mula j enis musik ini.

b. Musik yang Dicipta Sesudah Tahun 1900

Pada periode i ni, umumnya musik dicipt a t idak mempunyai at uran baku sekali, baik dalam penyusunannya maupun t at a cara memainkannya. Seni musik ini t idak hanya di perunt ukkan bagi alat musik st andar saj a, melainkan t erbuka bagi semua alat , bahkan j uga bagi alat -alat yang t elah menggunakan kemaj uan t eknologi baru komput er. Pencipt aan musik bukannya t idak dengan at uran t api dengan suat u t eori t ert ent u yang harus dipenuhi ant ara lain harmonisasi, rit me, melodi, dan at uran lainnya. Penggolongan j enis musik berdasarkan at uran t eori dan t at a cara penyusunan komposisi nada suara adalah : Musik Pentatonis Musik Tradisional Musik ini menggunakan at uran bahwa 1 okt aaf t erdiri dari 5 t angga nada, dan dimainkan dengan menggunakan alat musik sert a bahasa dari daerah masing-masing di mana musik it u berasal. Musik ini dikenal sebagai musik Tradisional. Musik Diatonis Musik Modern Musik ini menggunakan at uran bahwa dalam 1 okt aaf t erdiri dari 7 t angga nada, dan dimainkan dengan alat musik dari Barat sert a menggunakan bahasa daerah, bahasa nasional, dan bahasa asing unt uk menyanyikannya. Cont ohnya adalah musik pop modern.

3. Jenis - Jenis Musik a. Musik Pentatonis Tradisional

Musik Pent at onis merupakan j enis musik yang menganut at uran 5 t angga nada sebagai skalanya. Cont ohnya adalah pada musik Tradisi onal Jawa dan j uga pada musik Tradisional Irlandia dan Skot landia. Musik Pent at onis t idak begit u pesat mengalami Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 20 perkembangan, hal ini karena cukup banyaknya at uran dan t idak mudahnya skala musik pent at onis unt uk dapat menyesuaikan dengan keinginan pemusik.

b. Musik Diatonis Modern

Karena mengalami perkembangan dan adapt asi t erhadap wakt u dan t empat maka dari awal perkembangan sampai dengan sekarang t erdapat banyak aliran musik diat onis modern yang berkembang di dunia. Dari banyak aliran yang berkembang dapat dikelompokkan menj adi beberapa aliran besar, yait u : Musik Jazz Musik Jazz ini lahir di Amerika pada awal abad 20 t epat nya 1917 - 1918, yait u di kalangan warga kulit hit am di New Orleans yang kemudian berkembang ke Chicago. Musik Jazz merupakan perpaduan ant ara musik Af rika dan Eropa. Seorang krit ikus musik dan pengamat t ekun, John Tindakan Wilson mengat akan bahwa Musik Jazz merupakan musik peleburan dari segala macam j enis musik yang mempunyai lat ar belakang beraneka ragam t anpa t erlepas dari kehidupan sosial yang t erj adi pada masa kemunculannya. Musik Blues Musik Blues lahir di Amerika, sekit ar t ahun 1892 - 1893, di kalangan rakyat kulit hit am Amerika. Musik Blues t ercipt a sebagai salah sat u bent uk pengungkapan perasaan kalangan warga kulit hit am pada wakt u it u yang t ert indas karena munculnya gerakan rasis si Amerika. Musik Pop Musik Pop adalah musik yang mudah hidup dan mudah dihapal masyarakat pada masa t ert ent u. Hampir set iap masa selalu ada dan memiliki ciri t ersendiri. Musik Country Folk Musik Count ry merupakan musik rakyat yang dikenal t urun t emurun t anpa diket ahui siapa pencipt anya. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 21 Musik Rock Sej arah Musik Rock dimulai ket ika dikenal j enis Boogie Woogie pada t ahun 50-an, yang merupakan kesinambungan Blues. Penemunya adalah Fat s Domino, yang secara t idak sengaj a bermain di at as piano dengan gaya wakt u it u dikenal dengan “ Honky Tonk Piano” dalam bahasa Indonesia, Rock bukan berart i ‘ bat u’ t et api berart i ‘ ayunan’ yang menggambarkan gerakannya dalam membawakan dan menikmat inya. Musik Kontemporer Musik yang merupakan perpaduan dari bermacam j enis bunyi-bunyian selain alat musik baku modif ikasi at au disebut Musik Eksperiment al baru. Musik Kont emporer yang berkembang sekarang disebut j uga musik baru, karena di sini unt uk membedakan dengan musik kont emporer pada era klasik. Musik baru ada yang diat onis t api ada pula yang memadukan unsur musik t radisional et nik.

4. Alat-Alat Musik yang Digunakan a. Berdasarkan bahan penyebab bunyi alat musik

Idiophone Yait u badan alat musik sebagai penghasil bunyi. Cont oh : t riangle, t ambourine, cymbals dan lain-lain. Aerophone Yait u udara at au saluran udara yang berada dalam alat musik sebagai penghasil bunyi. Cont oh : f lut e, clarinet , saxophone dan lain-lain. Membraphone Yait u kulit at au selaput t ipis yang diregang sebagai penyebab bunyi. Cont oh : drum, bongo, dan lain-lain Chordophone Yait u senar at au dawai yang dit egangkan sebagai penyebab bunyi. Cont oh : git ar, biola, piano dan lain-lain. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 22 Electrophone Yait u alat musik yang ragam bunyi at au penguat bunyinya dibant u at au disebabkan adanya daya list rik. Cont oh : keyboard, sint hesizer, elect ric guit ar dan lain-lain.

b. Berdasarkan cara memainkan alat musik String Instrument

1. Plucked St ring Cara memainkannya dengan memet ik senar at au dawai. Cont oh : guit ar, banj o, harpa 2. Bowed St ring Cara memainkannya dengan menggesek dawai at au senar. Cont oh : biola 3. St ruck St ring Cara memainkannya dengan cara menget uk dawai at au senar. Cont oh : piano Wind Instrument 1. Air Reed Cont oh : f lur organ pipe 2. Single Mechanical Reed Cont oh : clarinet , saxophone 3. Double Mechanical Reed Cont oh : English horn Percusion Instrument 1. Def init e Fit ch Cont oh : bell, ket t le drum 2. Indef init e Fit ch Cont oh : snar drum, bass drum, cymbal Electrical Instrument Cont oh : keyboard, sint hesizer, elect ric guit ar dan lain-lain.

5. Pementasan Musik

Musik pada hakekat nya merupakan salah sat u usaha komunikasi, yait u senbagai ungkapan perasaan ide pengalaman dari musisi Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 23 kepada pendengar at au pengamat . Pement asan menj adi pent ing art inya bagi pihak musisi maupun penont on penikmat penggemar, karena pada saat t ersebut mereka dapat berhadapan secara langsung. Bent uk pement asan yang sering digunakan unt uk pement asan musik beragam, t ergant ung t uj uan dan mat eri yang dipent askan.

a. Sistem Pementasan

1 1. Pement asan Sist em Ensamble Yait u kelompok orang-orang menyanyi dengan at au t anpa iringan at au kelompok pemain musik dengan at au t anpa nyanyian. Biasanya melibat kan pemain dalam j umlah sedang 7-20 orang dan menggunakan alat musik baku sert a dit uj ukan bagi penont on dalam j umlah relat if sedang. 2. Pement asan Sist em Symphoni Orchest ra Adalah sebuah pement asan dengan melibat kan pemain dalam j umlah besar 20-100 orang, dengan menggunakan alat -alat musik baku dan dit uj ukan pada penont on dalam j umlah relat ih sedang sampai dengan besar. 3. Pement asan Sist em Concert Band Pement asan dengan menggunakan pemain dalm j umlah sedikit 3-10 orang, menggunakan alat -alat musik baku maupun dimodif ikasi sert a dit uj ukan pada penont on dalam j umlah yang besar.

b. Tempat Pementasan

1. Pement asan di dalam gedung indoor Yait u pement asan yang dilakukan dalam bangunan t ert ut up. Pement asan ini menampung penont on dalam j umlah yang t erbat as. Pement asan j enis ini memungkinkan dilakukannya pengkondisian ruang unt uk mencapai kesempurnaan sist em akust ik t at a suara. Kenyamanan penont on j uga bisa lebih diperhat ikan melalui penat aan ruang audience. 1 Joseph Machlis, The Enjoyment Of Music, Prentice Hall Inc., New Jersey Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 24 2. Pement asan di luar gedung out door Yait u pement asan yang dilakukan di ruang t erbuka lapangan. Pement asan ini bisa menampung penont on dalam j umlah yang sangat besar. Kekurangannya adalah sist em t at a suara yang t idak sempurna dan t idak merat a. Juga t erpengaruh oleh kondisi cuaca.

6. Penonton Pertunj ukan Musik Modern a. Tingkat Penikmatan

Tingkat penikmat an pert unj ukan musik Diat onis Modern dapat dibagi menj adi dua, yait u : 2 1. Penikmat Secara Sensual. Yait u penikmat yang semat a-mat a hanya meli bat kan panca inderanya saj a, berupa indera penglihat an dan indera pendengaran. 2. Penikmat Secara Emosional. Yait u penikmat yang melibat kan perasaan at au j iwanya. Ket erlibat an perasaan dan j iwa t ersebut diungkapkan dengan t ingkah laku, baik melalui gerakan t ubuh at au sahut -sahut an mulut suara.

b. Perilaku Penonton

Penont on pert unj ukan Musik Modern mempunyai perilaku yang khusus dalam menikmat i pert unj ukan musik diat onis modern dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yait u : 1. Kelompok Penikmat Sangat Akt if . Kelompok ini pada umumnya t erdiri dari penikmat yang berusia sekit ar 15-25 t ahun dan umumnya ada pada pement asan musik sist em Concer t Band. Perilaku dari penikmat kelompok ini adalah sebagai berikut : 2 Ibid. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 25 Melakukan penikmat an sensual dan emosional. Menunt ut kemungkinan t ercipt anya daya t angkap visual yang baik t erhadap pement as. Penikmat cenderung bersikap sangat akt if , dalam art i mereka merasa perlu mengungkapkan perasaan j iwanya melalui suara at au gerakan f isik. 2. Kelompok Penikmat Kurang Akt if . Kelompok ini pada umumnya t erdiri dari penikmat yang berusia kebih dari 25 t ahun dan umumnya ada pada pement asan musik syst em Symphoni Orchest ra dan Siest em Ensamble. Perilaku pada kelompok ini adalah sebagai berikut : Melakukan penikmat an sensual dan emosional. Cenderung bersikap kurang akt if , dalam art i unt uk mengungkapkan perasaan j iwanya cukup dengan mendengarkan suara musik vokalnya dan menyaksikannya daya t angkap visual.

B. TINJAUAN PUSAT PAGELARAN MUSIK

Pusat Pagelaran Musik Modern merupakan suat u wadah bagi seniman musisi unt uk menggelar suat u pert unj ukan dan j uga sebagai media represent asi idealisme bermusiknya kepada khalayak ramai. Esensi kebut uhan t ersebut t idak hanya t erbat as pada kebut uhan secara f isik saj a. Variabel persyarat an kualit as dan kuant it as menj adi subst ansi yang pent ing dalam menent ukan berhasil at au t idaknya pusat pert unj ukan musik mewadahi kebut uhan ruang besert a persyarat annya menj adi suat u wadah yang represent at if . Pusat Pagelaran Musik sebagai preseden menj adi suat u t elaah komparat if diharapkan dapat memberikan masukan secara empiris dan menj adi media t ransisi pembanding dari kaj ian t eori kepada wuj ud aplikat if bangunan yang dianggap merepresent asikan wuj ud pagelaran musik modern. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 26 Gambar II. 2 Bent uk sculpt ural dan spekt akuler yang nampak pada Rock and Roll hall of f ame www. gr eat buil di ngs. com, 05 9 2002 Gambar II. 3 Kesederhaaan t erlihat dari perpaduan j endela dengan dinding masif t anpa ornamen www. gr eat buil dings. com,05 9 2002 Gambar II. 1 Rock and Roll Hall of Fame yang dibangun di dekat danau Erie dengan sit e bent uk lingkaran www. over t ure. com, 05 92002

1. ROCK AND ROLL HALL OF FAME

Rock and Roll Hall of Fame adalah sebuah museum yang didirikan pada t ahun 1993 dan mulai dibuka pada t anggal 2 April 1998 di Cleveland, Ohio dengan I. M. Pei sebagai arsit eknya. Rock and Roll Hall of Fame dibangun dekat danau Erie dengan sit e bent uk lingkaran. Proyek pembangunan konst ruksi Rock and Roll Hall of Fame dilaksanakan pada t ahun 1993 dan selesai pada t ahun 1998. Museum Rock and Roll Hall of Fame adalah museum pert ama yang didedikasikan bagi musik Rock and Roll. Museum ini menyaj ikan bermacam –macam koleksi dari evolusi musik rock yang t erpengaruh oleh beberapa aspek t ermasuk polit ik, f ashion, ekonomi, dan seni. Oleh I. M. Pei Rock and Roll Hall of Fame didisain sebagai sebuah museum yang spekt akuler , sculpt ural yang mengekspresikan kekuat an dari semangat Rock and Roll. Konsep kesederhanaan dit ampilkan dalam komposisi bent uk yang geomet ris ant ara segit iga , segi empat dan dan lingkaran . Perpaduan ant ara bent uk bangunan kubus , pyramid dan lingkaran membent uk suat u kesat uan yang dinamis . Rock and Roll Hall of Fame merupakan komposisi bangunan yang menekankan Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 27 Gambar II. 4 Konst uksi rangka met al yang membent uk j aring-j aring j aj argenj ang www. great builduings. com Gambar II. 5 Rock and Roll Hall of Fame sebagai Land Mar k bagi kot a Clevland www. great buildings. com pada kesederhanaan yang f ungsional . Konsep kesederhanaan t erlihat j elas dengan t idak adanya elemen-elemen klasik dan ornamen pada bangunannya . Keindahan bangunan muncul dengan adanya komposisi bangun-bangun geomet ris , kont ras ant ara pyramid kaca dengan bidang berdinding masif sert a elemen –elemen f ungsional lainnya. Elemen-elemen pada bangunan Rock and Roll Hall of Fame t erkesan sederhana . Nampak j endela berbent uk persegi t anpa ornamen pada beberapa bagian bangunannya saj a . Bent uk at ap dat ar , pint u ent erance dengan rangka baj a dipadukan dengan kaca t anpa ornamen memberikan unsure kesederhanaan didalamnya . Penggunaan t eknologi t inggi t ampak pada st rukt ur dan bahan yang digunakan dimana baj a sebagai kerangka dan kaca sebagai kulit dari dinding. Perpaduan ant ara kaca pada bangunan pyramid yang mengekspose rangka baj a sebagai st rukt ur bangunan ut ama dengan bidang-bidang di sekit arnya yang berdinding masif , merupakan poi nt of i nt er est dari bangunan Rock and Roll Hall of Fame. Penggunaan panel-panel alumunium sebagai rangka pada pyramid dan plast ik saf lex sebgai kaca bert uj uan unt uk memaksimalkan pencahayaan sinar mat ahari ke dalam ruang diaalam bangunan , sehingga memberi kesan bersih lebih j elas pada penampakannya . Kont ruksi pyramid kaca yang digunakan t erdiri dari rangka met al yang membent uk j aringan- j aringan j aj ar genj ang. Jaringan-j aringan j aj ar genj ang ini dipadukan dengan kabel-kabel met al unt uk menyalurkan gaya t arik sehingga Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 28 membent uk st rukt ur ruang sekaligus sebagai elemen dekorasi yang sangat menarik pada int erior maupun ekst eriornya . Penggunaan bahan dengan warna dasar put ih dominan pada bangunan menambah kesan bersih dan sederhana dan sederhana pada bangunan Rock and Roll Hall of Fame . Kesederhanaan yang dit ampilkan melalui komposisi bent uk geomet ris , elemen –elemen kont ruksi dan bahan yang digunakan namun t et ap f ungsional menj adikan Rock and Roll Hall of Fame sebagai sebuah karya Arsit ekt ur moderen yang diharapkan dapat menj adi sebuah Land Mar k dan simbol bagi kot a Clevland khususnya dan bagi para penggemar musik pada umumnya.

2. WALT DISNEY CONCERT HALL

Walt Disney Concert Hall merupakan sint esis akust ik dan desain arsit ekt ural Frank Gehry dan Yasuhisa Toyot a. Gehry t ert arik dengan sebuah ruangan dengan bent uk sculpt ure yang akan mewakilimusik dan mencipt akan keint iman ant ara orkest ra dan penont on. Toyot a menginginkan sebuah t empat yang akan menimbulkan bunyi yang hangat t et api j uga bunyi yang dapat dit erima secara j elas. Bagian luar hall dilapis baj a t ahan- karat st ainless st ell dan t elah dirancang unt uk t erlihat menyerupai suat u kapal dengan layar pada t iang kapal yang sempurna, membuat merasa bepergian sepanj ang suat u t ongkang perat uran adat ke musik. The Bl ue Ri bbon Gar den, dirancang sebagai upet i unt uk Mrs. Disney, bercorakkan suat u air mancur hand-scul pt ed dalam wuj ud suat u bunga mawar sebagai benda hiasan di t engah mej a kebun. Air mancur, bernama A Rose f or Li l l y, t elah dirancang oleh Gehry dan Gambar II. 6 Gedung Walt Disney Concert Hall Gambar II.7 Int erior Walt Disney Concert Hall Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 29 t ert ut up dalam suat u mosaik kira-kira 8. 000 pot ongan keramik Cina put ih dan yang biru yang yang dibuat menyayang oleh Mrs. Disney. Bagian dalam int erior audit orium berkapasit as 2. 265 t empat duduk menonj olkan pencahayaan alami dengan audience melingkupi panggung orkest ra. Dindi ng dan langit -langit yang dibengkokkan berbent uk lengkungan dibuat dari Douglas sej enis cemara dalam rangka menghasilkan bunyi alami dan keakraban akust ik. Gehry bekerj a sama dengan Yasuhisa Toyot a dari Nagat a Ilmu suara unt uk memast ikan bahwa kurva lengkungan pada int erior akan menghasilkan pemant ulan bunyi yang lebih baik. Akust ik yang baik dihasilkan oleh ruangan ini. Bent uk audit orium yang harmonis ini menghasilkan equalisasi rebeverasi yang harmonis dan dinamis. Walt disney concert hall ini di desain unt uk menyediakan pengalaman visual dan keint iman dalam pengalaman musik yang berkelanj ut an. Tempat duduk didesain dengan bent uk model kapal yang t erbuat dari kayu, yang akan menempat i dasar kot ak gips. Ruangan ini memiliki akust ik yang sama dengan dinding dan plaf ond yang t erbuat dari kayu chedar. Art ikulasi dari perahu sepert i bent uk kurva pada plaf ond dengan adanya int erior yang mengalir dan kurva cembung unt uk memperbaiki akust iknya dengan menyebarkan bunyi dan pant ulan bunyi unt uk menambah kehangat an dan resonansi dari bunyi. Equalisasi hall ini memiliki volume yang ideal. Meskipun f rekuensi yang mencapai penont on berbeda- beda dist orasi pada keseimbangan bunyi dapat diminimalkan pd beberapa f rekuensi bunyi yang kuat . Gambar II. 8 Dinding dan plaf ond sert a t empat duduk yang t erbuat dari kayu Gambar II. 9 Loud speaker Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 30 Volume dari bunyi dan ref lect ed sound t erdengar nat ural t anpa adanya dist orsi. Volume ref lect ed sound t idak t erlalu keras sehingga dapat didengarkan secara konsist en. Pant ulan pert ama merupakan sat u- sat unya ref lect ed sound yang cukup keras unt uk mempengaruhi karakt erist ik bunyi. Audit orium ini didesain sepert i t eat er berakust ik. Speaker-speaker t ampak menggant ung di langit . Speaker-speaker it u dit empat kan pada t ingkat akust ik yang opt imal. Akust ik hall, dibawah kursi t erdapat t ombol yang dicipt akan secara khusus dengan menggunakan bahan dari kain t enun dengan st rukt ur di bawahnya panel kayu. Bahan ini berf ungsi unt uk t idak memant ulkan bunyi yang dikeluarkan dari panggung.

3. GEDUNG KESENIAN JAKARTA

GKJ mulai didirikan t ahun 1981, pada masa kekuasaan Inggris di Indonesia yait u oleh Gubernur Jenderal Rf f les. Kekuasaan Inggris di Indonesia berakhir sebelum pembangunan GKJ selesai, sehingga pembangunan GKJ t erbengkalai. Kekuasaan Inggris berakhir t ergant ikan oleh Belanda, kelanj ut an pembangunan gedung t ersebut diselesaikan oleh Belanda pada t ahun 1821. Pada masa it u GKJ digunakan unt uk pement asan hiburan berupa pert unj ukan sandiwara t onil, pameran lukisan dan kursus kesenian para art is. Pada masa penj aj ahan Jepang, GKJ digunakan sebagai markas t ent ara Jepang di Jakart a. Fungsi GKJ dikembalikan menj adi t empat pert unj ukan kesenian lagi pada masa revolusi f isik. Mulai t ahun 1951 GKJ dif ungsikan sebagai ruang kuliah Fakult as Hukum dan Fakult as Ekonomi Universit as Indonesia. Pert unj ukan kesenian, pent as musik dilangsungkan pada malam harinya. Perkembangan selanj ut nya, t ahun 1960 akan diubah menj adi Kant or Pos Besar di Jakart a namun gagal. Tahun1968 dif ungsikan sebagai gedung bioskop “ DANA” yang dikelola oleh Depart emen Kesehat an. Tahun 1970 dikelola oleh PT Jaya Ria dif ungsikan sebagai gedung bioskop “ CITY THEATER” . Pada t ahun 1984, oleh Pemda DKI Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 31 diput uskan bahwa GKJ dikembalikan f ungsinya sebagai pagelaran seni pert unj ukan. Adapun keadaan f isik GKJ adalah :  Kapasit as t empat duduk penont on 500 kursi, t erdiri dari 25 kursi unt uk Bina Relasi, 75 kursi unt uk VIP, 150 kursi unt uk Kelas I, 250 kursi unt uk Kelas II.  Fasilit as yang t ersedia adalah ruang pert unj ukan dengan panggung dan t empat duduk penont on, ruang pengelola dan galeri.  Tat a panggung adalah sist em konvensional t anpa Orchest ra Pit dan memakai bent uk dasar Pr osceni um.  Bent uk audit orium ladam kuda, unt uk konser musik menyebabkan pemusat an bunyi.  Akust ik memenuhi syarat unt uk f ilm, musik dan drama.  Kebisingan lingkungan mencapai 80 dB.  Tat a suara, penempat an speaker di at as st age.  Terdapat ruang operat or di belakang at as audit orium, unt uk mengat ur t at a pent as.  Penghawaan seluruhnya menggunakan AC.

4. TAMAN ISMAIL MARZUKI

Didirikan t ahun 1968 berdasarkan hasil musyawarah Pemda DKI dengan Dewan Kesenian Jakart a. Tuj uan pendirian adalah sebagai wadah penyaluran aspirasi seniman dan budayawan. Pada awal berdirinya TIM dikelola oleh Dewan Kesenian Jakart a. Dan sampai sekarang TIM masih berf ungsi. Adapun kondisi f isiknya adalah sebagai berikut :  Kapasit as duduk 900 orang  Terdapat ruang pert unj ukan, ruang pengelola, ruang penunj ang.  Panggung Orchest ra Pit  Akust ik t erj adi pemusat an bunyi  Sist em t at a suara buat an dan dapat pula akust ik  Penghawaan AC hanya di ruang pert unj ukan saj a. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 32  Fasilit as lain berupa Theat er besar bioskop, Theat er t ert ut up dan t erbuka unt uk drama, t arian dan lain-lain.

5. GEDUNG SASANA BUDAYA GANESHA

Sasana Budaya Ganesha sebenarnya merupakan audi t orium Inst it ut Teknologi Bandung. gedung ini secara rut in digunakan unt uk kegiat an wisuda Inst it ut t ersebut . Selain it u, gedung ini j uga disewakan unt uk umum. Gedung ini t erlet ak pada kompleks budaya dan olehraga yang t erdiri dari kolam renang, lapangan sepak bola, dan lapangan t enis. Pada Sasana Budaya Ganesha t erdapat 4 buah audit orium yang secara keseluruhan dapat menampung 3652 t empat duduk. Tipe panggung yang digunakan adalah panggung t erbuka, sedangkan lay out t empat duduk yang di gunakan adalah t ipe melingkar. Terdapat ruang penunj ang unt uk pameran, pert emuan, rent al of f ice, dan t heat er lingkar. Kondisi akust ik ruang audit orium cukup baik, dengan menerapkan desain akust ik yang sesuai, yait u menggunakan langit -langit pemant ul suara di at as area st age berbent uk cembung, yang akan memberikan ef ek pant ul menyebar. bahan yang digunakan unt uk l ant ai adalah lant ai vinyl, sedangkan unt uk area dinding pemant ul suara di at as st age digunakan bahan kayu. Kesemua ruang dilengkapi dengan perangkat audio, dengan sist em t erpusat dan daya t ot al 30. 000 wat t .

C. TINJAUAN AKUSTIK 1.

Pengertian Akust ika acoust i cs merupakan suat u ilmu yang mempelaj ari t ent ang bunyi. Akust ika sering dibangi menj adi akust ik ruang r oom acoust i cs dan Kont rol kebisingan noi se cont r ol Pada sist em ini bunyi merupakan elemen ut ama yang akan mengalami penat aan unt uk mendapat kan kenyamanan mendengar. Bunyi adalah sesuat u yang t ert angkap oleh t elinga karena pergerakan at au get aran gelombang-gelombang mekanis. Bunyi dibedakan menj adi dua macam yait u bunyi di udara ai r bor ne sound yait u bunyi yang dit ransmisikan lewat udara saj a, dan bunyi st rukt ur st r uct ur e bor ne sound at au bunyi bent uran i mpact sound yait u bunyi Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 33 yang t idak hanya memancarkan energinya melalui udara t et api j uga secara serent ak menyebabkan bagian-bagian kerangka bangunan padat . Bunyi t idak dapat t erj adi pada ruang yang hampa udara karena dalam kondisi t ersebut molekul-molekul t idak dapat bergerak. Dalam penat aan bunyi pada bangunan perlu diperhat ikan beberapa f akt or yait u : sumber bunyi sound sour ce, penerima bunyi r ecei ver , media, dan gelombang bunyi sound wave. Sumber bunyi dapat berupa benda berget ar sepert i suara manusia, alat musik, loudspeaker, kendaraan, dan t epuk t angan. Penerima bunyi dapat berupa t elinga manusia maupun microphone. Media adalah sarana bagi bunyi unt uk merambat . Kecepat an rambat gelombang bunyi pada t emperat ur ruang 68 o F 20 o C adalah sekit ar 1.130 f t per sekon 344 m per sekon. a. Tekanan Bunyi, Int ensit as Bunyi, dan Kekerasan Penyimpangan dalam t ekanan at mosf ir yang disebabkan get aran part ikel udara karena adanya gelombang bunyi disebut t ekanan bunyi yang sangat lebar, walaupun t ekanannya sendiri kecil. Tekanan bunyi diukur dalam skala logarit mik, yang disebut skala decibEll dB, dinamakan unt uk menghormat i Alexander Graham Bell. Int ensit as Bunyi dalam arah t ert ent u di suat u t it ik adalah laj u energi bunyi rat a-rat a yang dit ransmisikan dalam arah t adi lewat sat u sat uan luasan yang t egak lurus ke arah t ersebut di t it ik t adi. Tingkat int ensit as bunyi dinyat akan dalam decibell di at as suat u t ingkat acuan. Unt uk t uj uan prakt is dalam pengendalian bising lingkungan, t ingkat t ekanan bunyi sama dengan t ingkat int ensit as bunyi. Kekerasan adalah sif at sensasi pendengaran yang subyekt if , dan dalam besaran kekerasan ini bunyi dapat disusun dalam skala yang berkisar dari lemah sampai keras. Kekerasan adalah t anggapan subyekt if t erhadap t ekanan bunyi dan int ensit as bunyi. Phon adalah sat uan t ingkat kekerasan, yang dibent uk lewat percobaan Psikologis yang sangat luas. Skala phon ikut memperhat ikan kepekaan t elinga yang berbeda t erhadap bunyi dengan f rekuensi yang berbeda ; karena it u skala ini adalah ukuran obyekt if . Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 34 Gambar II. 10 Ket erarahan suara manusia dalam bidang horizont al Sumber : Akust i k Li ngkungan Lesl i e L Doel l e b. Ket erarahan Sumber Bunyi Walaupun sumber-sumber bunyi memancarkan gelombang bunyi ke semua arah, dal am daerah yang t idak ada permukaan pemant ulnya, int ensit as bunyi yang dipancarkanpada salah sat u arah dapat menj adi sangat nyat a. Tepat nya, pol a pemancaran akan berubah dengan f rekuensi gelombang bunyi yang dipancarkan. Gej ala ini j elas pada suara manusia, pada inst rumen musi k, pengeras suara, dan j uga pada banyak sumber- sumber bising lain. Gambar ini menunj ukkan bahwa pemancaran bunyi pembicaraan f rekuensi t inggi lebih nyat a sepanj ang sumbu longit udinal sumber bunyi t ersebut , sedang dist ribusi f rekuensi t engah dan rendah lebih merat a dalam semua arah. Ini menyebabkan hilangnya int eligibilit as yang nyat a pada t empat duduk samping. Gej ala ini mencipt akan masalah yang serius dalam perancangan panggung t erbuka at au t eat er j enis gelanggang t eat er melingkar, di mana pement as pada suat u saat hanya dapat menghadap ke suat u arah penont on saj a. Di sini pemakaian t embok pemant ul dan langit -langit pemant ul sangat pent ing unt uk mengimbangi hilangnya komponen-komponen f rekuensi t inggi. c. Bunyi dan Jarak Dalam medan yang bebas dari permukaan pemant ul, gelombang bunyi merambat ke luar dari sumber dengan suat u muka gelombang berbent uk bola; karena it u energinya dipancarkan pada permukaan yang t erus-menerus membesar. Karena it u luas bola sebanding dengan kuadrat j ari-j arinya, int ensit as bunyi di set iap t it ik berbanding t erbalik dengan kuadrat j arak dari sumber ke t it ik t ersebut . Ini dikenal dengan hukum invers kuadrat dalam akust ik arsit ekt ur, dan hukum it u menj elaskan kekerasan yang t idak cukup di t empat duduk Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 35 yang j auh dalam audit orium yang sangat besar. Ini harus diimbangi dengan menempat kan penont on sedekat mungkin dengan sumber bunyi.

2. Noise atau Kebisingan

Manusia memiliki t elinga yang berf ungsi sebagai alat unt uk mendengar. Agar dapat dit angkap oleh t elinga manusia bunyi harus memiliki f rekuensi 3 t ert ent u. Telinga normal manusia akan peka t erhadap bunyi yang memiliki f rekuensi audio ant ara 20 – 20. 000 hz. Jika f rekuensi t erlalu lemah maka suara t idak dapat dit angkap oleh t elinga bunyi pada f rekuensi ini disebut dengan bunyi inf ra. Sebaliknya j ika f rekuensi bunyi t erlalu t inggi maka akan memekakkan t elinga, bunyi ini disebut j uga dengan bunyi ult ra. Jangkauan t angkap t erhadap bunyi t iap-t iap orang berbeda—beda t ergant ung dari berbagai f akt or sepert i usia, j enis kelamin, bet ambahnya umur seseorang akan mengurangi banyak kemampuan mendengar. Gangguan bunyi hingga t ingkat t ert ent u dapat diadapt asi oleh f isik, namun dapat menganggu syaraf t elinga. Ambang bunyi t hr eshol d of audi bi l i t y adalah int ensit as bunyi sangat lemah yang masih dapat didengar manusia, memiliki energi sebesar 10 -12 W m² . Sedangkan ambang sakit t hr eshol d of pai n adalah kekuat an bunyi yang menyebabkan sakit pada t elinga manusia, memiliki energi sebesar 1 W m² . Suara yang t idak diharapkan at au mengganggu yang dihasilkan dari percampuran beberapa f rekuensi at au nada yang t idak harmonis disebut dengan noise at au kebisingan. Sumber bising ut ama diklesif ikasikan dalam dua kelompok yait u : a Bising dalam int erior Merupakan bising yang berasal dari manusia, alat -alat rumah t angga, mesin-mesin gedung b Bising luar Bising yang berasal dari lalu lint as, t ransport asi, indust ri, perbaikan j alan dan lain-lain diluar gedung. 3 Frekuensi adalah jumlah pergeseran atau osilasi yang dilakukan sebuah partikel dalam 1 sekondetik, satuan frekuensi adalah hertz. Frekuensi menentukan tinggi rendahnya bunyi, semakin tinggi frekuensi semakin tinggi bunyi begitupula sebaliknya. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 36 Bunyi di luar bat as kemampuan yang dapat dit erima oleh t elinga manusia akan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehat an mausia. Ef ek bunyi dapat menj adi sangat buruk bila t erj adi komplikasi. Tabel II. 1 Pengaruh kekerasan bunyi pada manusia Kebisingan dBA Ef ek 30 – 65 Bila berlangsung t erus menerus akan menganggu selaput t elinga dan menyebabkan gelisah 65 – 90 Bila berlangsung t erus menerus merusak lapisan veget at if manusia j ant ung, peredaran darah, dan lain-lain 90 - 130 Bila berlangsung t erus menerus akan merusak t elinga Sumber : Sat wi ko, Pr asast o. 2004, p: 139 Sumber bunyi memiliki kebisingan yang berbeda-beda, berikut adalah kebisingan yang dihasilkan oleh beberapa sumber bunyi : Tabel II. 2 Tingkat Bunyi Beberapa Sumber Bunyi Tingkat Bunyi dB dBA Frekuensi 63 125 250 500 1000 2000 4000 8000 Ruang Luar Suara burung j arak 3m … … … … … 50 52 54 57 Salak anj ing besar j arak 15m … 50 58 68 70 64 52 48 72 Angin di pohon 16km j am … … … 33 35 37 37 35 43 Transportasi Truk besar j arak 15m 90 km j am 83 85 83 85 81 76 72 65 86 Mobil penumpang j arak 15m 90 km j am 72 70 67 66 67 66 59 54 71 Sepeda mot or 95 95 91 91 91 87 87 85 95 Klakson mobil j arak 15m … … … 92 95 90 80 60 97 Pesawat t erbang komersial dengan baling-baling j arak 1, 6km dari j arak lint asan t inggal landas 77 82 82 78 70 56 … … 79 Ruang Dalam Pert unj ukan musik keras arena besar 116 117 119 116 118 115 109 102 121 Ruangan audiovisual 85 89 92 90 89 87 85 80 94 Tepukan di audit orium 60 68 75 79 85 84 75 65 88 Ruang kelas 60 66 72 77 74 68 60 50 78 Ruang peralat an comput er 78 75 73 78 80 78 74 70 84 Dapur 86 85 79 78 77 72 65 57 81 Laborat orium 65 70 73 75 72 69 65 61 77 Perpust akaan 60 63 66 67 64 58 50 40 68 Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 37 Ruang peralat an mesin 87 86 85 84 83 82 80 78 88 Ruang lat ihan musik 90 94 96 96 96 91 91 90 100 Area penerima t amu dan lobi 60 66 72 77 74 68 60 50 78 Konf erensi j arak j auh 65 74 78 80 79 75 68 60 83 Sumber : M. Davi d Egan, 1988 Adanya bat as kenyamanan mendengar t erut ama pada manusia memerlukan adanya perencanaan dan perancangan khusus dalam ruang- ruang arsit ekt ural.

3. Akustik Ruang Tertutup

a. Persyaratan Akustik Ruang

Menurut Doelle 1993, hal. 53 persyarat an kondisi mendengar yang baik dalam suat u ruang yang besar, ant ara lain: 1 Harus ada kekerasan l oundness yang cukup dalam t iap bagian ruang besar audit orium, t eat er, bioskop. 2 Energi bunyi harus didist ribusi secara merat a dalam ruang. 3 Ruang harus bebas dari cacat akust ik, sepert i gema, pemant ulan yang berkepanj angan long delayed ref lect ion, gaung, pemusat an bunyi, dist orsi, bayangan bunyi, resonansi ruang. 4 Bising dan get aran yang mengganggu pendengaran harus dikurangi cukup banyak dalam t iap bagian ruang.

b. Gej ala akustik pada ruang tertutup

1 Pemant ulan Bunyi Bunyi yang dipant ulkan ke dinding dari sumber bunyi, permukaan yang keras, t egar dan rat a, sepert i bet on, bat a, bat u, plest er, at au gelas, memant ulkan hampir semua energi bunyi yang j at uh padanya. Permukaan pemant ul cembung cenderung meyebarkan gelombang bunyi dan permukaan cekung cenderung mengumpulkan gelombang bunyi pant ul dalam ruang. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 38 Gambar II. 11 Pemant ulan bunyi di berbagai permukaan Sumber : Akust i k Li ngkungan Lesl i e L Doel l e 2 Penyerapan Bunyi Bunyi yang diserap oleh dinding-dinding melalui bahan penyerap bunyi 4 sepert i bahan berpori, peyerap panel, resonat or rongga Helmholt z. Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menj adi suat u bent uk lain, biasanya panas, ket ika melewat i suat u bahan at au ket ika menumbuk suat u permukaan. Bahan lembut , berpori dan kain, sert a manusia, menyerap sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuknya, dengan kat a lain, bahan-bahan t ersebut adalah penyerap bunyi. Unsur yang diperhat ikan unt uk menunj ang penyerapan bunyi dalam akust ik lingkungan :  Lapisan permukaan dinding, lant ai dan at ap.  Isi ruangan sepert i penont on, bahan t irai, t empat duduk dengan lapisan lunak dan penggunaan karpet .  Udara dalam ruangan. Ef isiensi penyerapan bunyi suat u bahan pada suat u f rekuensi t ert ent u dinyat akan oleh koef isien penyerapan bunyi. Koef isien penyerapan bunyi suat u permukaan adalah bagian energi bunyi dat ang yang diserap, at au t idak dipant ulkan oleh permukaan. Koef isien ini dinyat akan dalam huruf Greek  . 4 Akan dibahas tersendiri dalam BAHAN DAN KONSTRUKSI PENYERAP BUNYI. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 39 3 Dif usi Bunyi Bunyi yang disebarkan dari arah sumber bunyi ke dinding; bila t ekanan bunyi di set iap bagian suat u audit orium sama dan gelombang bunyi dapat merambat dalam semua arah, maka medan bunyi dikat akan serba sama at au homogen, dengan kat a lain dif usi bunyi at au penyebaran bunyi t erj adi dalam ruangan. Jenis-j enis ruang t ert ent u membut uhkan dif usi bunyi yang cukup, yait u dist ribusi bunyi yang merat a, mengut amakan kualit as musik dan pembicaraan aslinya, dan menghalangi cacat akust ik yang t ak diinginkan. Dif usi bunyi dicipt akan dengan beberapa cara:  Pemakaian permukaan dan elemen penyebar yang t ak t erat ur dalam j umlah yang banyak sekali, sepert i plast er, pier, balok-balok t elanj ang, langit -langit yang t erkot ak- kot ak, pagar balkon yang dipahat dan dinding-dinding yang bergerigi.  Penggunaan lapisan permukaan pemant ul bunyi dan penyerap bunyi secara bergant ian. Gambar II. 12 Penyerapan bahan berpor i bert ambah dengan ket ebalan. Sumber : Akust i k Li ngkungan Lesl i e L Doel l e Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 40  Dist ribusi lapisan penyerap bunyi yang berbeda secara t ak t erat ur dan acak. 4 Dif raksi Bunyi Dif raksi adalah gej ala akust ik yang meyebabkan gelombang bunyi dibelokkan at au dihamburkan sekit ar penghalang sepert i sudut cor ner , kolom, t embok, dan balok. Dif raksi yait u pembelokkan at au penghamburan gelombang bunyi sekeliling penghalang, lebih nyat a pada f rekuensi rendah dari pada f rekuensi t inggi. Pengalaman membukt ikan bahwa balkon yang dalam mengakibat kan suat u bayangan akust ik bagi penont on di bawahnya, dan dengan j elas mengakibat kan hilangnya bunyi f rekuensi t inggi yang t idak membelok sekit ar t epi balkon yang menonj ol. Hal i ni mencipt akan keadaan mendengar yang j elek di bawah balkon. 5 Transmisi Bunyi Bunyi yang secara t idak langsung dit ranmisikan ke luar melalui dinding. Gambar II. 13 Difusi Penyebaran bunyi Sumber : Akustik Lingkungan Leslie L Doelle Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 41 6 Dengung Bila bunyi t unak st edy dihasilkan dalam suat u ruang, t ekanan bunyi membesar secara bert ahap, dan dibut uhkan beberapa wakt u umumnya sekit ar 1 second bagi bunyi unt uk mencapai nilai keadaan t unaknya. Dengan cara sama, bila sumber bunyi t elah berhent i, dalam wakt u cukup lama akan berlalu sebelum bunyi hilang meluruh dan t ak dapat didengar. Bunyi yang berkepanj angan ini sebagai akibat pemant ulan yang bert urut - t urut dalam ruang t ert ut up set elah bunyi dihent ikan disebut dengung. 7 Resonansi Ruang Resonansi ruang akan sangat mengganggu t erut ama pada sebuah ruangan yang dit unt ut memiliki sist em akust ik yang cukup baik karena resonansi ruang akan menj adikan dist ribusi f rekuensi bunyi t idak sama ke seluruh ruangan.

4. Penguatan Bunyi

Penguat an bunyi dalam sebuah ruang pagelaran biasanya digunakan unt uk mengadakan t ingkat kekerasan yang opt imal sert a memast ikan t erj adinya dif usi suara yang cukup merat a di dalam ruangan. Hal ini diperlukan bila sebuah ruang pagelaran dengan kapasit as yang cukup besar sedangkan sumber suara yang ada t idaklah memungkinkan bunyi t ersebut t erdist ribusi dengan baik ke seluruh ruangan, apalagi bila masih dit ambah dengan bising lingkungan sert a suara gaduh penont on. a. Komponen Sist em Penguat Suara Sebenarnya t erdapat cukup banyak komponen sist em penguat suara yang dapat digunakan, semua it u t ergant ung dari kebut uhan desain pada set iap bangunan, komponen pokok sist em penguat suara t erdiri dari 3, yait u :  Mikropon  Penguat dan kont rol amplif ier  Pengeras suara Dengan penggunaan komponen penguat suara kualit as t i nggi dan sesuai dengan karakt erist ik ruangan akan menghasil kan kualit as bunyi Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 42 nat ural yang baik. Penundaan wakt u ant ara dat angnya bunyi dengung dan bunyi yang diperkuat t idak boleh melebihi 1 50 sekon, ini berart i suat u pemisahan maksimum sebesar 23 sampai 25 f t 7 sampai 8 m ant ara pembicara dan pengeras suara. b. Sist em Pengeras Suara Pada umumnya t erdapat beberapa j enis sist em pengeras suara, namun t idak semua sist em t ersebut dapat sesuai di set iap gedung, unt uk gedung pagelaran umumnya digunakan sist em penguat suara gabungan dari beberapa sist em t ersebut , yait u :  Menggunakan sist em sent ral di mana semua bunyi berasal dari depan, hal ini lebih mengunt ungkan karena sumber suara asli dat ang dari arah yang sama.  Sist em st eriof onik t erdif usi, dimana sist em ini menggunakan sekelompok pengeras suara yang dilet akkan di bagian samping at au di at as gedung pagelaran sehingga akan memberi ef ek yang dinamis t erut ama unt uk ef ek st ereo dari pement as. Pengeras suara sist em yang didist ribusikan harus sekit ar 20 sampai 45 f t 6 sampai 13, 5 m di at as ket inggian lant ai. Gabungan dari sist em di at as menghasilkan sebuah sist em pengeras suara yang lazim disebut sebagai surr ound sound dimana bunyi seolah-olah berada t epat di t engah-t engah sumber bunyi sehingga ef ek musik dan kenikmat an memahami musik akan lebih t erasa.

5. Pengendalian Bising

Pengendalian bising bukan berart i meniadakan bunyi at au mencipt akan ruang yang t idak t embus suara, akan t et api menyediakan lingkungan akust ik yang dapat dit erima di dalam maupun di luar ruang sehingga int ensit as dan si f at semua bunyi di dalam at au sekit ar bangunan akan cocok dengan keinginan penggunanya. Dalam upaya unt uk mengendalikan bising maka perlu diperhat ikan let ak dan perilaku bunyi :  Pada sumber bunyi  Pada j alan bunyi  Pada benda at au ruangan yang mendapat gangguan bunyi Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 43 Pengendalian bising bert uj uan unt uk mengurangi at au menaikkan t ingkat bunyi dari sumber bunyi hingga nyaman dit elinga manusia. Perubahan t ingkat bunyi baru akan t erasa oleh t elinga manusia j ika berubah paling sedikit 3 dB. Tabel II. 3 Perubahan t ingkat bunyi dan ef eknya Perubahan Tingkat Bunyi dB Ef ek 1 Tidak t erasakan 3 Mulai dapat dirasakan 6 Dapat dirasakan dengan j elas 10 Dirasakan dua kali lebih keras at au lebih lemah dar i bunyi awal 20 Dirasakan empat kali lebih keras at au lebih lemah dari bunyi awal Sumber : Sat wi ko. Pr asast o, 2004, p: 136 a. St rat egi Penanganan Kebisingan Lingkungan Bising berart i bunyi yang t idak diinginkan mengganggu. Penanganan kebisingan bukan berart i meniadakan bunyi at au mencipt akan ruang yang t ak t embus oleh suara, akan t et api menyediakan lingkungan akust ik yang dapat dit erima di dalam ruangan maupun di luar ruangan, sehingga int ensit as dan sif at semua bunyi di dalam at au di sekit ar bangunan t ert ent u akan cocok dengan kebut uhan penggunaan ruang t ersebut . Penanggulangan kebisingan perlu diant isipasi dengan cara:  Mencegah resonansi,  Meningkat kan penyerapan bunyi yang t imbul dan dat ang,  Menghalangi j alan-j alan rambat an lewat media perambat ,  Melakukan pengat uran-pengat uran media sekeliling,  Perencanaan bangunan yang bebas dari keramaian. St rat egi penanganan kebisingan lingkungan t erbagi menj adi: 1 St rat egi umum penanganan kebisingan Penanganan kebisingan pada sumber kebisingan secara langsung Sumber bunyi diat ur sedemikian rupa agar mengeluarkan int ensit as bunyi minimal. Bila memungkinkan, sumber kebisingan diberi penut up yang melingkupinya dari bahan yang memiliki Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 44 hambat an suara t inggi TL besar, kehilangan t ransmisi besar. Sebagai cont oh, sepeda mot or dengan saringan knalpot sempurna t ent u j auh lebih t idak bising dibandingkan dengan sepeda mot or yang saringan knalpot nya dibuka. Penanganan kebisingan pada media rambat an bunyi Get aran mesin dapat merambat melalui lant ai yang akan menj adi kebisingan di ruang lain. Pemakaian pegas at au peredam get ar langsung pada mesin akan memot ong rambat an bunyi. Permukaan- permukaan yang t idak memant ulkan bunyi akan sangat membant u mengurangi kebisingan. Penanganan kebisingan pada penerima bunyi Jika penanganan kebisingan pada sumber kebisingan dan pada media rambat an bunyi t idak memungkinkan, maka t erpaksa penanganan dilakukan pada penerima bunyi. Pelindung t elinga ear pr ot ect or sangat diperlukan unt uk melindungi t elinga dari ket ulian akibat kebisingan yang berat . 2 St rat egi penanganan kebisingan ruang luar : Pengat uran rancangan landscape t apak Secara umum penat aan t aman at au landscape pada sebuah sit e t idak hanya bert uj uan unt uk menambah est et ika dari sebuah bangunan, namun ada f ungsi lain yait u sebagai salah sat u cara unt uk mereduksi t ingkat kebisingan dari lingkungan. St rat egi desain yang dapat dilakukan :  Mengat ur j arak bangunan dengan j alan raya dan lingkungan sekit ar Pengat uran j arak penerima bangunan t erhadap sumber kebisingan akan berpengaruh pada t ingkat bunyi karena semakin j auh j arak maka t ingkat bunyi yang sampai ke penerima akan semakin berkurang. Gambar II. 14 Pengurangan t ingkat bunyi akibat j arak Sumber : Sat wi ko. Pr asast o, 2004, p: 132 Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 45  Memberikan barier at au penghalang bunyi a Tat a Veget asi Tanaman at au veget asi memiliki berbagai j enis dan f ungsi yang berbeda-beda. Dalam kait annya unt uk menyerap kebisingan, sebuah t anaman harus memenuhi persyarat an :  t erdiri dari pohon, perdu, semak  membent uk massa  bermassa daun rapat  berbagai bent uk rapat  pohon t ingginya 5m  kemudian perdu dan semak t ingginya 2m Adapun beberapa cont oh veget asi yang dapat mereduksi suara :  t anj ung Mimusops elengi  kiara payung Filicium decipiens  t eh-t ehan pangkas  kembang sepat u Hibiscus rosa sinensis  bogenvil Bogenvillea sp.  oleander Nerium oleander b Prof il Landscape Eart h berms, merupakan salah sat u buf f er dari alam yang berguna unt uk mengurangi at au menyerap Gambar II. 14 Tr eat ment Kebisingan Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 46 kebisingan suara. Permainan prof il t anah ini dapat mereduksi kebisingan sebesar 5-10dBA. Penempat an eart h berm diant ara j alan raya akan mereduksi suara-suara kendaraan. Penyerapan suara oleh eart h berm ini sebanding dengan penyerapan yang dilakukan oleh penghalang berupa dinding. Bahkan unt uk manambah nilai est et ik landscape t apak dapat dilakukan perpaduan ant ara ear t h ber ms, dinding dan vegat asi.  Zoning Tapak Pengat uran t apak dilakukan unt uk menempat kan unit kegiat an di t empat yang t epat sesuai dengan kebut uhan akan ket enangan. Tempat -t empat publik sepert i parkir dilet akkan di t empat yang Gambar II. 16 Perpaduan erat h berm, dinding dan veget asi Sumber : Ti me Sever St andar f or Landscape Gambar II. 15 Perpaduan ant ar a er t hberm, veget asi, j arak bangunan dalam mereduksi bising luar Sumber : Ti me Sever St andar f or Landscape Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 47 t idak t erlalu t enang, pelet akan ini sekaligus menj adi buf f er bagi zona kegiat an yang membut uhkan ket enangan. 2 Pengat uran arah orient asi bangunan Arah orient asi bangunan dapat berpengaruh pada t ingkat kebisingan lingkungan yang sampai ke bangunan. Dengan arah t ert ent u nosie yang masuk dapat berkurang at au j ust ru dapat bert ambah. Bent uk bangunan U dengan arah orient asi menghadap j alan raya akan mengakibat kan bising dari j alan masuk ke bangunan dengan mudah dan akan t erpant ul oleh dinding yang melingkupi sehingga mengakibat kan gema. Bent uk masa bangunan dan orient asi sepert i ini akan menimbulkan gema karena masa yang parallel akan memant ulkan suara. Masa membent uk bent eng t erhadap ruang luar sehingga menghalangi bising masuk kedalam. Orient asi bangunan yang membent uk sudut akan mencegah t erj adinya gema. Masa t idak membent uk bent eng namun semuanya membent uk sudut sehingga bunyi dari j alan akan t erpant ulkan keluar dan meminimalkan bunyi masuk . Gambar II. 17 Beberapa arah orient asi bangunan t erhadap j alan raya Sumber : Egan, Davi d M, 1998, p: 270 Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 48

a. Strategi penanganan kebisingan Ruang Dalam :

1 Penat aan Ruang  Pengelompokan ruang Pengelompokan ruang perlu dilakukan karena karakt erist ik kegiat an yang berbeda-beda sehingga dikhawat irkan agak saling mengganggu. Secara garis besar ruang-ruang dikelompokkan bedasarkan t ingkat kebisingannya.  Penggunaan ruang sebagai buf f er Dalam suat u unit kegiat an t erdapat berbagai ruang yang berbeda kebisingannya. Ruang-ruang yang t idak but uh ket enangan dalam unit kegiat an t ersebut dapat menj adi buf f er ant ar ruang bising dan ruang t enang Corridor menj adi ruang t ransisi at au buf f er ant ar ruang kelas, sedangkan ruang loker yang t idak membut uhkan ket enangan menj adi buf f er ant ara ruang kelas dengan ruang mechanical equipment . Ruang penyimpanan unt uk mengisolasi ant ara ruang band dan ruang paduan suara. Sedangkan koridor sebagai buf f er ant ara unit  Isolasi bunyi Isolasi bunyi adalah penanggulangan gangguan bunyi noise dengan cara mengurung dan memilahkan bunyi dari ruangan yang membut uhkan ket enangan. Isolasi bunyi dapat dilakukan melalui ; a Mengisolasi bunyi agar t idak manj alar b Mempersukar j alan perambat an buyi Gambar II. 18 Ruang sebagai buf f er Sumber : Egan, David M, 1998, p: 270 Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 49 c Melindungi benda at au manusia t erhadap gelombang- gelombang bunyi yang mengganggu dari sumber bunyi. Salah sat u cont oh desain unt uk mengisolasi bunyi yait u dengan membuat ruang hampa udara karena bunyi t idak dapat merambat pada ruang yang hampa udara sehingga ruangan ini dapat menj adi pengunci bunyi sound l ock. 2 Pemilihan Mat erial Bangunan Ket ika bunyi mengenai bat as permukaan ruang, sebagian energinya diserap dan dit ransmisikan, lalu sebagian l agi diref leksikan kembali ke dalam ruangan t ersebut . Tiap-t iap ruang memiliki kebut uhan akust ik yang berbeda sepert i st udio pent as di dalamnya memerlukan pemat ul suara agar suara dari sumber bunyi dapat dit erima di semua sudut , namun di lain sisi j uga dibut uhakan bahan unt uk menyerap bunyi agar t idak menj alar ke luar. Tiap t iap bahan memiliki kareakt erist ik yang berbeda. Gambar II. 19 Sound lock sebagai ruangan hampa udara unt uk meredam bunyi Sumber ; Lesl i e L. Dol l e, 1990, p: 130 Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 50 Tabel II. 4 Koef isien Serap Mat er ial MATERIAL Koefisien Serapan NRC 125 250 500 1000 2000 4000 DINDING Pemantul Bunyi Bat ubat a polos Bat ubat a polos, diglasir, dicat Bet on, kasar Blok bet on, bercat Kaca t ebal, berat lebar Kaca, j endela biasa Papan Gypsum ½” dipaku pd rangka 2 4, j arak 16” as Papan Gypsum 5 8” disekrup pd rangka 1 3, j arak 16” , rongga diisi isolat or berserat Plest er pada bat ubat a Plest er pada blok bet on Plest er papan diat as rongga udara Playwood t ebal 5 8” Baj a Kerei logam met al Kayu, t ebal ¼” , dengan rongga udara di blkngnya Penyerap Bunyi Blok bet on, kasar Tiai t enun serat kaca, 8½ ons yard, dilipat -lipat hingga set engahnya Papan serat t at al kayu, 1” pada bet on Karpet t ebal diat as papan berserat nineral Panel kayu 10–13 mm diat as rongga udara 50-100 mm 0, 22 0, 01 0, 01 0, 10 0, 18 0, 35 0, 29 0, 55 0, 01 0, 12 0, 14 0, 28 0, 05 0, 06 0, 42 0, 36 0, 09 0, 15 0, 37 0, 40 0, 02 0, 01 0, 02 0, 05 0, 06 0, 25 0, 10 0, 14 0, 01 0, 09 010 0, 22 0, 10 0, 05 0, 21 0, 44 0, 32 0, 26 0, 41 0, 90 0, 03 0, 02 0, 04 0, 06 0, 04 0, 18 0, 05 0, 08 0, 01 0, 07 0, 06 0, 17 0, 10 0, 07 0, 10 0, 31 0, 68 0, 62 0, 63 0, 80 0, 04 0, 02 0, 06 0, 07 0, 03 0, 12 0, 04 0, 04 0, 07 0, 03 0, 05 0, 05 0, 09 0, 10 0, 15 0, 08 0, 29 0, 83 0, 94 0, 85 0, 50 0, 05 0, 02 0, 08 0, 09 0, 02 0, 07 0, 07 0, 12 0, 13 0, 04 0, 05 0, 04 0, 10 0, 07 0, 13 0, 06 0, 39 0, 39 0, 64 0, 96 0, 40 0, 07 0, 03 0, 10 0, 08 0, 02 0, 04 0, 09 0, 11 0, 09 0, 05 0, 04 0, 03 0, 11 0, 02 0, 17 0, 06 0, 25 0, 76 0, 92 0, 92 0, 30 0, 05 0, 00 0, 05 0, 05 0, 05 0, 12 0, 05 0, 10 0, 10 0, 05 0, 05 0, 05 0, 15 0, 10 0, 10 0, 10 0, 35 0, 55 0, 60 0, 70 0, 65 LANTAI Pemantul Bunyi Bet on at au t eraso Linoleum, karet diat as bet on Marmer at au keeping diglasir Kayu Parket kayu diat as bet on Penyerap Bunyi Karpet berat diat as bet on Karpet berat diat as karet busa Karpet berat diat as lat eks t ak berpori dan karet busa Karpet ruang dalam – ruang luar 0, 01 0, 02 0, 01 0, 15 0, 04 0, 02 0, 08 0, 08 0, 01 0. 01 0. 03 0. 01 0. 11 0. 04 0. 06 0. 24 0. 27 0. 05 0, 02 0, 03 0, 01 0, 10 0, 07 0, 14 0, 57 0, 39 0, 10 0, 02 0, 03 0, 01 0, 07 0, 06 0, 37 0, 69 0, 34 0, 20 0, 02 0, 03 0, 02 0, 06 0, 06 0, 60 0, 71 0, 48 0, 45 0, 02 0, 02 0, 02 0, 07 0, 07 0, 65 0, 73 0, 63 0, 65 0, 00 0, 05 0, 00 0, 10 0, 05 0, 30 0, 55 0, 35 0, 20 LANGIT-LANGIT Pemantul Bunyi Bet on Papan gypsum ½” Papan gypsum ½” , digant ung Plest er pada bilah papan Plywood 3 8” Penyerap Bunyi Papan akust ik. Tebal ¾” , digant ung Papan serat t at al kayu, t ebal 2” pada rangka Mat erial penyerap bunyi berpori, t ipis, t ebal ¾” Mat erial penyerap bunyi berpori 2” , at au mat erial t ipis dengan rongga udara di belakangnya Serat selulosa yang semprot t ebal 1” pd bet on Busa polyuret hane 1” , sel t erbuka Panil papan serat kaca sej aj ar 1” , 0, 01 0, 29 0, 15 0, 14 0, 28 0, 76 0, 59 0, 10 0, 38 0, 08 0, 07 0, 07 0, 01 0, 10 0, 10 0, 10 0, 22 0, 93 0, 51 0, 60 0, 60 0, 29 0, 11 0, 20 0, 02 0, 04 0, 05 0, 06 0, 17 0, 83 0, 53 0, 80 0, 78 0, 75 0, 20 0, 40 0, 02 0, 04 0, 04 0, 05 0, 09 0, 99 0, 73 0, 82 0, 80 0, 98 0, 32 0, 52 0, 02 0, 07 0, 04 0, 05 0, 09 0, 99 0, 88 0, 78 0, 78 0, 93 0, 60 0, 60 0, 02 0, 09 0, 09 0, 03 0, 11 0, 94 0, 74 0, 60 0, 70 0, 76 0, 85 0, 67 0, 02 0, 05 0, 05 0, 05 0, 15 0, 95 0, 65 0, 75 0, 75 0, 75 0, 30 0, 45 Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 51 lebar 18” , panj ang bebas berj arak 18” , t ergant ung 12” di bawah langit -langit Panil-panil papan serat kaca sej aj ar 1” , lebar 18” , panj ang bebas berj arak 6½ “ , t ergant ung 12” di bawah langit - langit 0, 10 0, 10 0, 62 0, 72 0, 83 0, 88 0, 85 TEMPAT DUDUK DAN AUDIENS Penont on dalam t empat duduk empuk luas lant ai Tempat duduk empuk, kosong luas lant ai Tempat duduk berlapis kulit , kosong luas lant ai Bangku kayu, kosong Pemusik dg. empat duduk alat musik 0, 39 0, 19 0, 15 0, 37 4, 0 0, 57 0, 37 0, 54 0, 90 0, 56 0, 36 0, 67 11, 5 0, 94 0, 67 0, 62 0, 92 0, 61 0, 58 0, 87 0, 59 0, 50 BUKAAN Balkon dalam, dengan kursi t erbungkus Dif usser at au gril, sist em mekanik Panggung 0, 50 – 1, 00 0, 15 – 0, 50 0, 25 – 0, 75 LAIN-LAIN Bat u kerikil Rumput Salj u Tanah Pohon Permukaan air Udara volum 0, 25 0, 11 0, 45 0, 15 0, 03 0, 01 0, 60 0, 26 0, 75 0, 25 0, 06 0, 01 0, 65 0, 60 0, 90 0, 40 0, 11 0, 01 0, 70 0, 69 0, 95 0, 55 0, 17 0, 02 0. 003 Sumber : Egan, davi d M, 1989 Tingkat bunyi dalam suat u ruang dapat direduksi dengan penggunaan bahan-bahan peredam akt if , ant ara lain: papan f iber unt uk plaf ond, gorden t irai unt uk dinding, dan karpet unt uk lant ai. Bahan-bahan dan konst ruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam rancangan akust ik audit orium at au yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang-ruang bising dapat diklasif ikasikan menj adi: bahan berpori-pori, penyerap planel at au penyerap selaput , dan resonat or rongga. Tabel II. 5 Jenis per edam dan kegunaannya Jenis Peredam Kegunaan 1 Peredam berpor i dan berserat Baik unt uk meredam f rekuensi t inggi. Harus t ebal unt uk meredam f rekuensi rendah 2 Peredam membran Baik unt uk meredam f rekuensi rendah 3 Peredam resonan Dapat disesuaikan unt uk meredam f rekuensi t ert ent u 4 Peredam panil Merupakan paduan peredam berpori dan resonan baik unt uk meredam f rekuensi menengah Sumber : Sat wi ko. Pr asast o, 2004, p: 132 Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 52 a Bahan Berpori Karakt erist ik akust ik dasar semua bahan berpori, sepert i papan serat f i ber boar d, plest eran lembut sof t pl est er an, mineral wools, dan selimut isolasi, adalah suat u j aringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Energi bunyi yang dat ang diubah menj adi energi panas lalu diserap dalam pori-pori ini, sedangkan sisanya yang t elah berkurang energinya, dipant ulkan oleh permukaan bahan. Bahan-bahan seluler, dengan sel yang t ert ut up dan t idak saling berhubungan sepert i dammar busa f oamed r esi ns, karet seluler cel l ul er r ubber dan gelas busa, adalah penyerap bunyi yang buruk. Bahan berpori komersial dapat dibagi dalam empat kat egori: unit akust ik siap pakai, plest eran akust ik, dan bahan yang disemprot kan, selimut isolasi akust ik, karpet , dan kain.  Uni t akust i k si ap pakai Termasuk dalam kelompok ini adalah bermacam-macam j enis ubin selulosa dan serat mineral yang berlubang namun t ak berlubang, bercelah f i ssur ed, at au bert ekst ur, panel penyisip, dan lembaran logam berlubang dengan bant alan penyerap. Ini dapat dipasang dengan berbagai cara sesuai dengan pent unj uk pabrik, misalnya disemen pada sandaran padat , dipaku dibor pada kerangka kayu, at au dipasang pada sist em langit -langit gant ung.  Pl est er akust i k dan bahan yang di sempr ot kan Lapisan akust ik ini digunakan unt uk t uj uan reduksi bising dan kadang-kadang digunakan dalam audit orium di mana usaha akust ik lain t idak dapat dilakukan karena bent uk permukaan yang melengkung at au t idak t erat ur. Bahan-bahan ini dipakai dalam bent uk semiplast ik, dengan pist ol penyemprot at au melapisi dengan menggunakan t angan diplest er.  Sel i mut isol asi akust ik Bahan ini dibuat dari serat -serat karang r ock wool , sert a-serat gelas gl ass wool , serat -serat kayu, lakan f el t , rambut , dan sebagainya. Biasanya selimut ini dipasang pada sist em kerangka Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 53 Gambar II. 20 Penyerap ruang Sumber : Akust i k Li ngkungan Lesl i e L Doel le kayu at au logam, dan digunakan unt uk t uj uan-t uj uan akust ik dengan ket ebalan yang bervariasi ant ara 25 sampai 125 mm. karena selimut akust ik ini t idak menampilkan permukaan est et ik yang memuaskan, maka biasanya dit ut upi dengan papan berlubang, wood sl at s, f l y scr eeni ng dan lain-lain dari j enis yang sesuai, dan dilet akkan di at asnya sert a diikat kan pada sist em kerangkanya.  Kar pet dan kai n Selain peranannya yang biasa sebagai penut up lant ai, kini karpet j uga digunakan sebagai bahan akust ik serbaguna karena menyerap bunyi dan bising di udara ai r bor ne yang ada dalam ruang. Mereka mereduksi dan dalam beberapa kasus meniadakan dengan sempurna bising bent uran dari at as, dan mereka menghilangkan bising permukaan seret an kaki, bunyi langkah kaki, perpindahan perabot . Pemberian karpet pada dinding dan lant ai mampu mencipt akan suasana t enang dalam ruang. b Penyerap Panel Selaput Panel j enis ini merupakan penyerap f rekuensi rendah yang ef isien. Bila dipilih dengan benar, penyerap panel mengimbangi penyerapan f rekuensi sedang dan t inggi yang agak berlebihan oleh penyerap-penyerap berpori dan isi ruang. Lapisan-lapisan dan konst ruksi audit orium penyerap-penyerap panel berikut ini berperan dalam penyerapan f rekuensi rendah: panel kayu dan hardboard, gypsum board, langit -langit plest eran yang digant ung, plest eran berbulu, plast ic board t egar, j endela, kaca, pint u, lant ai kayu dan panggung, dan pelat -pelat logam radiat or. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 54 c Resonat or Rongga Helmholt z Resonat or rongga, kelompok penyerap bunyi yang ket iga, t erdiri at as sej umlah udara t ert ut up yang dibat asi oleh lubang celah sempit disebut leher ke ruang sekit arnya, di mana gelombang bunyi merambat . Resonat or rongga ini dibedakan menj adi t iga j enis, yait u resonat or rongga individual, resonat or panel berlubang, resonat or celah. d Penyerap Ruang Bila dinding-dinding bat as yang biasa dalam audit orium t idak menyediakan t empat yang cocok at au cukup unt uk lapisan akust ik konvensional, benda-benda penyerap bunyi, yang disebut penyerap ruang at au penyerap f ungsional, dapat digant ungkan pada langit -langit sebagai unit t ersendiri. Mereka mudah dipasang at au dipindahkan t anpa menggenggu peralat an perlengkapan yang t elah ada. Karena gelombang bunyi akan menumbuk semua sisi penyerap-penyarap ini, penyerapannya cukup besar powerf ull dibanding dengan bahan-bahan akust ik komersial st andar. Keist imewaan ini membuat penyerap ruang suat u saran yang sangat cocok unt uk daerah-daerah indust ri yang bising. Penyerap ruang dibuat dari lembaran-lembaran berlubang baj a, alumunium, hardboard, dan lain-lain dalam bent uk panel , prisma, kubus, bola, silinder, at au kulit kerucut t unggal at au ganda dan umumnyadiisi at au dit ut up dengan bahan penyerap bunyi sepert i rockwool, glaswool dan lain-lai n. Ef isiensi akust iknya t ergant ung pada j arak ant aranya. e Penyerap Oleh Udara Di samping macam-macam lapisan permukaan akust ik dan isi ruang, penyerapan udara j uga menunj ang kesel uruhan penyerapan ruang. Penyerapan oleh udara dipengaruhi oleh t emperat ur dan kelembaban udara dan hanya menghasilkan nilai yang berart i pada dan di at as f rekuensi 1000 Hz. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 55 f Penyerapan oleh Lubang Bermacam-macam lubang sepert i misalnya lorong yang melengkung archway, kisi-kisi unt uk udara air griller yang keluar masuk, lubang langit -langit celling slot , balkon at au kot ak-kot ak yang sangat dalam, bukaan prosenium, j uga menent ukan, kadang-kadang cukup banyak, keseluruhan penyerapan bunyi dalam ruang. 3 Konst ruksi Bangunan Dalam pemilihan konst ruksi bangunan kait annya dengan akust ik biasanya perlu diperhat ikan :  Tingkat bising yang ada at au diduga ada di daerah sumber bunyi at au ruang sumber  Tingkat bising lat ar belakang yang dapat menerima at au diinginkan di ruang penerima  Kemampuan dinding yang dipilih unt uk mereduksi bising luar menj adi level yang dapat dit erima. a. Dinding Konst ruksi dinding akan opt imum t erhadap bising di udara hanya dapat diharapkan j ika dalam kondisi :  Dinding mempunyai masa yang cukup dan t erdist ribusi merat a pada seluruh luasannya  Dinding dibangun secara horizont al dan vert ical sebagai penghalang lengkap yang t ak t erput us  Dinding t ert ut up secara ef ekt if sekeliling t epinya, ant ara elemen-elemennya, dan sekeliling bukaan yang dibuat unt uk keluaran, t ombol dan lain-lain Penut up seal ant harus merupakan campuran dempul yang nonset t ing, t idak mengelupas dan t idak mengeras. Sambungan adukan semen yang encer l oose dan kosong harus dihindari dengan t elit i dalam konst ruksi dinding bat u karena akan menghasilkan kebocoran bi sing. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 56 b. Lant ai dan Langit -langit Insulasi bunyi lant ai dapat diperbaiki dengan cara sebagai berikut ;  Permukaan elast ic yang lembut , sepert i karpet , t egel gabus, karet at au t egel vinyl. Bahan ini banyak memperbaiki insulasi bising bent uran dari lant ai t et api hanya menyediakan sedikit insulasi t erhadap bising luar.  Lant ai yang menyambung banyak memperbaiki i nsulasi bunyi t ehadap bising di udara dan bising bent uran.

6. Aspek Matematis

Dalam ilmu akust ika dikenal beberapa rumus yang digunakan unt uk mengukur dan menghit ung perubahan dan perilaku bunyi. a. Kecepat an Bunyi Ket erangan : V = kecepat an bunyi m dt k f = f rekuensi bunyi, I dt k Hz  = panj ang gelombang m b. Int ensit as Bunyi Ket erangan : I = Int ensit as bunyi W m² W = energi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi wat t D = j arak m c. Tingkat Bunyi L Ket erangan : L = t ingkat t ekanan bunyi dB P = t ekanan bunyi d. Transmission Loss TL Ket erangan : W 1 : Timbulnya sound power pada dinding W 2 : perpindahan sound power melalui dinding e. Wakt u Dengung RT Ket erangan : RT : Wakt u dengung dt k V : Volume ruang m³ A : Tot al absorpsi sabine I = w4∏ D² L = 20 log PP R = 10 log 10 W 1 W 2 dB V = f.  RT = 0.16 . V dtk A + xV Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 57

7. Teori Akustik Ruang Pagelaran

a. Kaidah-Kaidah Akustik Ruang Pagelaran Musik

Gedung pagelaran pert unj ukan merupakan sebuah ruangan dengan berbagai persoalan akust ik yang cukup kompleks. Ada beberapa cont oh dimana kebut uhan suara yang baik t ernyat a dapat bert ent angan dengan kebut uhan-kebut uhan arsit ekt ural. Unt uk it u pemecahan suat u problem yang spesif ik haruslah diselesaikan secara khusus pula. Berikut ini adalah persyarat an kondisi yang baik dalam suat u gedung pagelaran pert unj ukan : 1 Harus ada kekerasan l oudness yang cukup dalam t iap bagian gedung pagelaran t erut ama pada bagian t empat duduk penont on yang j auh dari panggung. Terdapat berbagai cara unt uk mengurangi penyerapan bunyi dan meningkat kan kekerasan dalam sebuah gedung pagelaran, yait u :  Gedung pagelaran harus dibent uk sedemikian rupa sehingga penont on sedekat mungkin dengan sumber bunyi, dengan demikian mengurangi j arak yang harus dit empuh bunyi. Hal i ni dapat dilakukan dengan menambahkan balkon at au memanipulasi bent uk denah ruang.  Sumber bunyi harus dinaikkan agar sedapat mungkin t erlihat , sehingga menj aminaliran gelombang bunyi langsung bebas merambat dari sumber bunyi ke pendengar t anpa dihalang- halangi at au dipant ulkan.  Lant ai t empat penont on duduk harus dibuat landai at au miring, karena bunyi akan lebih mudah diserap. Selain memperoleh penyerapan bunyi yang baik, dengan menggunakan lant ai miring, j uga mempengaruhi garis pandang yang lebih baik dari penont on ke panggung.  Sumber bunyi harus dikelilingi permukaan-permukaan pemant ul bunyi yang memadahi agar memberikan energi bunyi pant ul t ambahan ke set i ap daerah penont on, t erut ama pada t empat duduk yang j auh. Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 58 Gambar II. 21 Pemant ulan suara oleh dinding dan langit -langit pemant ul yang dilet akkan dengan t epat , secara ef ekt if menyumbang kekerasan yang cukup  Luas lant ai dan volume audit orium harus dij aga agar cukup kecil, sehingga j arak yang harus dit empuh bunyi langsung dan bunyi pant ullebih pendek. Unt uk ruang konser volume per t empat duduk penont on minimal 6, 2 m 3 , maksimal 10, 8 m 3 , ef ekt if 7, 8 m 3 .  Permukaan pant ul bunyi yang paralel horizont al maupun vert ikal, t erut ama yang dekat dengan sumber bunyi, harus dihindari unt uk menghilangkan pemant ulan kembali yang t i dak diinginkan ke sumber bunyi.  Penont on harus berada di daerah yang mengunt ungkan baik secara visual maupun akust ik. Daerah t empat duduk yang sangat lebar harus dihindari.  Unt uk sumber bunyi t ambahan di samping sumber bunyi ut ama yang biasanya dilet akkan pada sisi samping maupun belakang penont on harus dilet akkan j uga permukaan pemant ul yang mengelilinginya, sehingga prinsip dasarnya adalah sebanyak mubgkin energi bunyi harus dipancarkan dari semua posisi sumber bunyi ke seluruh daerah penerimaan penont on.  Selain permukaan pemant ul bunyi ut ama, diperlukan j uga permukaan pemant ul t ambahan unt uk mengarahkan bunyi kembali ke pement as, t erut ama unt uk pert unj ukan akust ik at au vokal. Pemant ulan bunyi yang dit empat kan dengan benar selain menguat kan energi bunyi j uga mencipt akan suat u kondisi Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 59 lingkungan yang dikenal dengan ef ek ruang space ef ect , hal ini t ercapai apabila pendengar menerima bunyi dari berbagai arah, gej ala ini sangat khas unt uk ruang-ruang t ert ut up, t et api hilang sama sekali pada gedung pert unj ukan t erbuka. 2 Energi bunyi harus didist ribusikan secara merat a t erdif usi dalam ruang. Kualit as akust ik audit orium akan baik j ika suara dapat t erdif usi disebarkan secara merat a ke seluruh ruangan. Unt uk memperoleh penyebaran bunyi yang sempurna dalam sebuah ruang, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut :  Membuat permukaan ruang menj adi t idak t erat ur bisa berupa dinding, langit -langit at au dekorasi dalam ruang.  Unt uk ruang dengan kapasit as kecil penggunaan permukaan yang t idak t erat ur kadang sulit diwuj udkan, namun dif usi bunyi dapat dicapai dengan penggunaan bahan-bahan penyerap bunyi yang acak, sert a penggunaan bahan penyerap bunyi dan pemant ul bunyi secara bergant ian.  Penggunaan accoust ic dif user penyebar akust ik dalam ruang yang relat if besar akan membant u menguat kan dif usit as ruang t ersebut . Gambar II. 22 Skema cara memperoleh dif usi penyebaran bunyi Sumber : Akust i k Li ngkungan Lesl i e L Doel l e Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab II - 60 3 Karakt erist ik dengung opt imum harus di sediakan dalam audit orium unt uk memungkinkan penerimaan yang baik oleh penont on dan penampilan acara yang paling ef isien oleh pement as. Dengung dalam sebuah ruang pert unj ukan di sebabkan karena pemant ulan berulang-ulang suat u sumber bunyi, karena cukup banyak sumber bunyi dalam sebuah pement asan maka meningkat pula f akt or kemungkinan t erj adinya dengung dalam ruang pert unj ukan t ersebut . Pengendalian dengung dalam sebuah ruang pert unj ukan dapat silakukan dengan memanf aat kan rumus Sabine, sebagai berikut : 0, 16 V A + xV Dimana : RT : Wakt u dengung, Sekon V : Volume ruang, m 3 A : penyerapan ruang t ot al, sabin f eet persegi x : Koefisien penyerapan udara Dari rumus t ersebut dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Semakin besar volume ruang, maka panj ang RT wakt u dengung semakin t inggi pula. b. Semakin banyak penyerapan yang t erj adi dalam ruang maka semakin rendah RT. 4 Ruang harus bebas dari cacat akust ik sepert i gema, pemant ulan yang berkepanj angan long delayed ref lect ions, gaung, pemusat an bunyi, dist orsi, bayangan bunyi, dan resonansi bunyi. 5 Bising dan get aran yang akan mengganggu pendengaran at au pement asan harus dihindari at au dikurangi dengan cukup banyak dalam t iap bagian ruang. RT = BAB III TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA Bab ini merupakan dat a dan inf ormasi mengenai kot a secara f isik dalam kont eks musik yang meliput i pot ensi, prospek dan kendala musik di Kot a Surakart a sebagai kerangka acuan unt uk menet apkan suat u krit eria t ent ang bangunan Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakart a. secara spesif ik berada di Surakart a.

A. Perspektif Kota Surakarta

Kot a Surakart a merupakan daerah Tingkat II Propinsi Jawa Tengah. Dilihat dari let ak Kot a Surakart a yang berada di j alur ut ama t ransport asi bis ant ar propinsi baik t ransport asi bis ant ar kot a maupun keret a api, menj adikan kot a Surakart a sangat st arat egis unt uk menj adi t uj uan bagi para pengunj ung dari luar kot a. Bat as wilayah Kot a Surakart a adalah : Sebelah selat an : Kabupat en Sukoharj o Sebelah ut ara : Kabupat en Boyolali dan Kab. Karanganyar Sebelah Barat : Kabupat en Sukoharj o dan Karanganyar Sebelah Timur : Kabupat en Sukoharj o dan Karanganyar, Sungai Bengawan Solo Gambar III.1. Peta Kota Sur akar ta Sumber Pemerintah Kota Surakarta Pusat Pagelaran Musik Modern di Surakarta Cather i na Ar shi nta Dhenie Kusuma Intan NIM. I 0201042 Bab III - 62 Kot a Surakart a mempunyai pot ensi yang cukup besar dalam bidang budaya, pariwisat a dan perdagangan. Di bidang budaya, Kerat on Kasunanan Surakart a menj adi pusat perkembangan budaya kot a Surakart a. Obj ek budaya Kot a Surakart a lainnya, ant ara lain : Mangkunegaran, Radya Pust aka, Taman Sriwedari dan Monumen Pers. Karena pot ensi yang besar dalam budaya, Kot a Surakart a mendapat sebut an sebagai Kot a Budaya. Di bidang wisat a, pot ensi Kot a Surakart a ant ara lain : Taman Balekambang, Taman Sat wa Taru Jurug, disamping j uga wisat a budaya dan wisat a perdagangan. Sedangkan dalam bidang perdagangan dapat dilihat dengan banyaknya pusat -pusat perdagangan baik t radisional maupun modern di Kot a Surakart a, sepert i Pasar Klewer, pasar Gedhe, pasar Legi , Solo Grand Mall, Pusat Grosir Solo, Bet eng Trade Cent er, De’ Laweyan Mall, Mat ahari Singosaren Plaza, Alf a, Goro Assalam, Rimo, dan lain sebagainya. Dan j ika dit inj au dari inf rast rukt ur sarana prasarana kot anya, kot a Surakart a sudah memiliki cukup f asilit as kot a unt uk mendukung akt if it as warga kot anya, sepert i j alan, j aringan air bersih, j aringan riol air kot a, j aringan list rik dan j aringan t elpon.

B. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta