Destilat yang Berhasil di Separasi

Data suhu yang terukur pada stage 2 ada di panel No 7,8,9,10. Panel No 7 merupakan suhu input untuk stage 2. Bahan masuk dengan kecepatan yang diatur oleh pompa transfer transfer pump. Selanjutnya bahan didestilasi dengan kecepatan wiper dan suhu yang telah ditentukan. Output dari destilasi molekuler, bahan terpisah menjadi destilat hasil destilasi dan residunya. Suhu destilat ditunjukkan dengan panel 10, sedangkan suhu residu panel 9. Panel no 8 merupakan panel suhu dari penjerat bahan vacuum trap sebelum masuk ke pompa vakum. Data penelitian dihasilkan oleh destilat dan residu dari stage 2. Hal ini disebabkan pemisahan terjadi pada stage 2, sedangkan stage 1 tidak ada yang terpisah. Kondisi suhu proses pada perlakuan-perlakuan selengkapnya terdapat pada Lampiran 2. 3. Data Hasil Penelitian a. Kandungan tokoferol biodiesel CPO Kandungan tokoferol dalam biodiesel CPO dianalisis. Setiap perlakuan menggunakan bahan baku biodiesel CPO sebanyak 2 liter 2000 ml. Hasil analisis konsentrasi tokoferol pada biodiesel CPO adalah 651 μgml. Oleh karena itu jumlah tokoferol pada biodiesel CPO adalah 1302000 μg, atau 1302 mg atau 1,3 gr per 2 liter biodiesel CPO yang digunakan pada setiap perlakuan.

b. Destilat yang Berhasil di Separasi

Berdasarkan perhitungan berat molekul, berat molekul palmitic metyl ester menurut Jiang et.al 2006 adalah 270,2559 [gmol]sedangkan berat molekul tokoferol adalah 430,7061 [gmol] Pumchem 2008. Proses destilasi dimulai dengan menguapkan molekul dengan berat molekul lebih ringan sampai yang berat. Data penelitian diperoleh dengan menganalisis konsentrasi tokoferol yang terdapat pada destilat. Menurut Posada 2007, tokotrienol bersama tokoferol akan terpisahkan dan masuk ke destilat pada suhu tinggi. Tokoferol tetap berada pada residu jika bahan didestilasi dibawah 115°C, sedangkan hasil terbaik untuk destilasi komponen minor CPO dicapai pada suhu diatas 160°C. Pada suhu diatas 160°C tokoferol akan menguap dan masuk kedalam destilat Posada 2007. Pada penelitian ini, suhu destilasi dimulai pada suhu 175°C, sehingga tokoferol sebagian besar terdestilasi dan terakumulasi di destilat. Suhu perlakuan pada penelitian ini dimulai pada 175°C karena berdasarkan penelitian pendahuluan, destilasi mulai menghasilkan fase destilat pada suhu 170°C. Data hasil penelitian menunjukkan jumlah destilat tiap perlakuan bervariasi dengan rentang 11 ml - 350 ml. Jumlah destilat terkecil dihasilkan pada perlakuan 1 laju alir bahan 1,3 Lh, suhu destilasi 175°C, dan kecepatan putaran wiper 200rpm, perlakuan 2 laju alir bahan 2,7 Literjam, suhu destilasi 175°C, dan kecepatan putaran wiper 200, dan perlakuan 11 laju alir bahan 2 Literjam, suhu destilasi 159,9°C, dan kecepatan putaran wiper 300 rpm. Tabel 5. Rancangan dan hasil pengaruh laju alir bahan, suhu destilasi, dan kecepatan putaran wiper terhadap hasil destilasi Perlakuan Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Hasil DM Laju Alir Bahan Suhu Destilasi Kecepatan Putar Wiper Volume Fraksi kaya Vitamin E LiterJam °C rpm ml 1 1,30 175,0 200 11 2 2,70 175,0 200 11 3 1,30 220,0 200 170 4 2,70 220,0 200 115 5 1,30 175,0 400 28 6 2,70 175,0 400 16 7 1,30 220,0 400 200 8 2,70 220,0 400 210 9 0,82 197,5 300 100 10 3,18 197,5 300 37 11 2,00 159,9 300 11 12 2,00 235,3 300 350 13 2,00 197,5 131,82 39 14 2,00 197,5 468,18 75 15 2,00 197,5 300 80 16 2,00 197,5 300 68 17 2,00 197,5 300 29 18 2,00 197,5 300 54 19 2,00 197,5 300 55 20 2,00 197,5 300 41 Jumlah destilat terbesar pada Perlakuan 12 laju alir bahan 2 Literjam, suhu destilasi 235,5°C dan kecepatan putaran wiper 300 rpm.

c. Tokoferol yang Berhasil di Separasi