produk esterifikasi diumpankan ke tahap transesterifikasi, air dan bagian terbesar katalis asam yang dikandungnya harus dihilangkan terlebih dahulu. Kandungan
air harus dihilangkan karena berdasarkan Persamaan 1, reaksi esterifikasi bersifat reversible
, sehingga pembentukan FFA dapat terjadi dengan adanya air Knothe, 2005.
Transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida menjadi alkil ester melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping gliserol.
Diantara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi kandidat sumberpemasok gugus alkil, metanol adalah yang paling umum digunakan, karena harganya murah
dan reaktifitasnya paling tinggi sehingga reaksi disebut metanolisis. Reaksi transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester disajikan pada Persamaan 2
berikut:
…….
2
Triglieserida Metanol
Metyl ester biodiesel Gliserol
Sumber: http:en.wikipedia.orgwikiFatty_acid_methyl_ester
Pada suhu 32 ˚C, 90 reaksi transesterifikasi selesai dalam 4 jam dengan
menggunakan katalis basa. Pada suhu 60 ˚C, reaksi selesai dalam waktu 1 jam.
Meskipun minyak dapat ditransesterifikasi, rendemen akan berkurang karena adanya gum dan bahan pengotor lainnya dalam minyak Knothe et al. 2005.
3. Vitamin E
Minyak sawit kasar Crude Palm OilCPO mengandung 600 – 1000 ppm tokoferol dan tokotrienol. Tokoferol dan tokotrienol merupakan senyawa yang
bernilai tinggi untuk minyak pangan. Terdapat 12 anggota keluarga Vitamin E yang diketahui, secara bersama-sama mereka disebut tocols. Senyawa-senyawa
tersebut adalah : alpha, beta, gamma dan delta tokoferol; alpha, beta, gamma dan delta tokotrienol; desmetiltokotrienol; didesmetiltokotrienol dan dua isomer dari
alfa tokomonoenol. Tokoferol memiliki sisi rantai phytyl jenuh yang dempet
dengan cincin kroman, sedangkan tokotrienol memiliki tiga ikatan rangkap di sisi rantai farnesyl. Tokomonoenol punya satu ikatan rangkap pada hidrokarbon di sisi
rantai. Selain sisi rantai, tokoferol, tokomonoenol dan tokotrienol mempunyai struktur kimia yang hampir sama yaitu cincin croman Tou 2006.
Alfa-tokol menunjukkan tokol dengan posisi 5,7,8 dari cincin kroman digantikan golongan metil, sedangkan beta-tokol menunjukkan tokol dengan
posisi 5 dan 8 dari cincin kroman diganti dengan golongan metil, gamma tokol menunjukkan tokol dengan posisi 7 dan 8 dari cinicn kroman digantikan oleh
golongan metil, sedangkan delta-tokol menunjukkan tokol dengan posisi 8 dari cincin kroman digantikan oleh golongan metil Tou 2006.
Alfa tokoferol adalah suatu zat menyerupai minyak yang berwarna kuning dan tidak dapat dikristalkan dengan berat molekul 430,7061 [gmol]. Sediaoetama
1976 menyatakan bahwa vitamin E sangat stabil dan tidak rusak oleh suhu tinggi sampai 220
o
C, tidak rusak oleh udara atau cahaya, dapat tahan terhadap penyabunan dan hidrogenisasi minyak di mana zat ini larut di dalamnya. Rumus
struktur tokoferol menurut Gast 2000 adalah sebagai beikut:
Gambar 2 Struktur molekul tokoferol. Menurut Merck Index dalam Wikipedia 2008 nama tokoferol menurut
IUPAC adalah 2R-2,5,7,8-Tetramethyl-2-[4R,8R-4,8,12 atau trimethyltridecyl] -3,4-dihydro-2H-chromen-6-ol. Rumus molekul tokoferol adalah C
29
H
50
O
2,
sedangkan molaritas tokoferol adalah 430,69 gmol, berat jenis tokoferol adalah 0,950 gcm³, titik leleh tokoferol adalah 2,5 - 3,5 °C, sedangkan titik uap
tokoferol antara 200 - 220 °C pada 0,1 mmHg.
Andarwulan dan Koswara 1992 menambahkan bahwa tokoferol dan tokotrienol stabil terhadap asam, panas, dan alkali tetapi dapat rusak oleh oksigen
dan proses oksidasi dapat dipercepat jika terkena cahaya, panas, alkali, dan adanya logam seperti Cu2+ dan Fe2+. Tanpa adanya oksigen, vitamin E stabil
terhadap panas pada suhu di atas 200
o
C, serta tidak terpengaruh oleh asam sulfat dan asam klorida pada suhu di atas 100
o
C. Alkali tanpa panas dan oksigen tidak banyak merusak vitamin E, sehingga proses saponifikasi dapat dilakukan untuk
mengisolasi vitamin tersebut. Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E
sintetik yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecokelatan. Vitamin E larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut
organik, tetapi tidak larut dalam air. Bentuk sintetik vitamin E mempunyai aktivitas biologik 50 dibandingkan alfa-tokoferol alam Almatsier 2002.
Vitamin E tahan panas dan asam tetapi tidak tahan alkali, sinar ultraviolet, dan oksigen. Vitamin E bisa rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah,
dan besi. Karena tidak larut air, vitamin E tidak hilang karena pemasakan dengan air. Ester tokoferol seperti tokoferol asetat yang paling banyak ditemukan di alam,
tidak banyak rusak karena pengolahan. Absorpsi vitamin E berkisar antara 20- 80. Vitamin E disimpan sebagian besar di jaringan lemak dan selebihnya di hati
Almatsier 2002. Tokoferol mempunyai sifat absorbsi sinar ultraviolet dengan panjang
gelombang maksimum pada 295 nm. Dilain pihak, ester-esternya misalnya asetat mempunyai panjang gelombang maksimum pada 285 nm Andarwulan dan
Koswara 1992. Separasi tokoferol sebagai vitamin E dari bahan nabati telah banyak dilakukan.
Metoda separasi tokoferol yang telah dilakukan antara lain esterifikasi, saponifikasi, destilasi molekuler, kromatografi, ekstraksi cairan-
cairan, kristalisasi, enzimatis dan ekstraksi superkritikal larutan Quek et al. 2007. Perbandingan beberapa metoda ekstraksi vitamin E disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan beberapa metoda ekstraksi vitamin E
Metoda Keuntungan Kerugian
Referensi Esterifikasi
Efektif untuk menghilangkan
komponen lemak
•
Kehilangan tokoferol karena esterifikasi tokoferol
•
Katalis alkalin untuk transesterifikasi menurunkan
tokoferol dan meningkatkan titik didih selama destilasi
Quek et al. 2007
Saponifikasi Efektif untuk
menghilangkan komponen lemak
Kehilangan tokoferol karena penggunaan alkali
Delgado – Zamarreno et al.
2001 Kromatografi Kemurnian
produk tinggi
•
Sterol dapat membuat blok pada kolom
•
Umur absorben pendek Quek et al.
2007 Kristalisasi
Sesuai untuk memisahkan sterol dari
tokoferol Recovery
rendah Quek et al.
2007 Enzimatis
Lipase dapat digunakan berulang kali
Lipase cukup mahal Quek et al.
2007 Superkritikal
larutan Tingkat kemurnian
tinggi Biaya operasional tinggi
Mendez et al. 2005
Sumber : Quek et al. 2007
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil OH pada struktur cincin
ke radikal bebas. Vitamin E mungkin mempunyai fungsi penting lain yang tidak berkaitan dengan fungsi sebagai antioksidan, yaitu fungsi struktural dalam
memelihara integritas membran sel, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, serta
mencegah gangguan menstruasi. Namun, fungsi-fungsi ini masih memerlukan pembuktian lebih lanjut Almatsier 2002.
4. Destilasi Molekuler