Analisis Faktor Hasil Analisis RSM

putar wiper dan interaksi antar faktor tidak memiliki pengaruh signifikan pada respon. Standar deviasi 0,068, dan R 2 = 0,9254. Model persamaan kuadratik yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1SqrtRekoveri Tokoferol = 0,38 + 0,068 A - 0,17 B - 0,015 C - 0,031 AB + 0,044 AC + 0,050 BC - 0,010 A 2 + 0,051 B 2 - 0,033 C 2 ................................................................ 8 Permukaan respon dan plot kontur tingkat rekoveri yang dihasilkan oleh pengaruh laju alir bahan, suhu destilasi dan kecepatan putar wiper sebelum optimalisasi ditunjukkan pada Gambar 10 sampai Gambar 15. Model persamaan kuadratik diatas persamaan 8, berdasarkan hasil analisis anova, menjelaskan bahwa 92,54 total ragam masuk dalam nilai rekoveri tokoferol sehingga model dapat menerangkan kondisi sebenarnya dari laju alir bahan, suhu destilasi dan kecepatan putar wiper terhadap rekoveri tokoferol.

d. Analisis Faktor

Profil Faktor Laju Alir Bahan Hasil analisis anova menunjukkan bahwa laju alir bahan berpengaruh signifikan pada model. Profil laju alir terhadap besaran rekoveri tokoferol disajikan pada Gambar 10. 1.30 1.65 2.00 2.35 2.70 0.140 0.295 0.450 0.605 0.760 A: Laju Alir Bahan 1 S q rt R eko v er iT okof e rol One Factor Warning Factor involved in an interaction. Gambar 10. Profil rekoveri tokoferol pada berbagai laju alir bahan. Gambar 10 menunjukkan bahwa peningkatan laju alir pada suhu destilasi 197,5°C dan kecepatan putar wiper 300 rpm mulai 1,3 literh sampai 2,7 literh menunjukkan penurunan rekoveri tokoferol pada laju alir yang paling besar. Nilai 1Sqrtrekoveri tokoferol berbanding terbalik dengan nilai rekoveri tokoferol. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai pembagi Sqrtrekoveri tokoferol maka semakin besar rekoveri tokoferol pada kondisi aktual. Penurunan rekoveri tokoferol seiring dengan peningkatan laju alir. Tokoferol dan tokotrienol semakin banyak dijumpai di destilat pada laju alir paling rendah. Hal ini berkaitan dengan waktu tunggu retention time tokoferol dan tokotrienol di dalam evaporator. Pada laju aliran yang rendah, energi molekul tokoferol dan tokotrienol cukup punya waktu untuk mencapai permukaan larutan, oleh karena itu molekul ini bisa keluar menuju fase terdestilasi, Posada 2007. Signifikansi pengaruh laju alir yang rendah pada penelitian ini menunjukkan besaran laju alir berpengaruh pada waktu tunggu retention time metil ester didalam evaporator. Artinya, laju alir 2,7 liter per jam sebagai laju aliran bahan tertinggi memiliki retention time berbeda dengan laju alir 1,3. Perbedaan alat yang digunakan, terutama pada luasan penampang evaporasi dan laju alir, memberikan profil hasil rekoveri yang sama. Luas penampang evaporator pada Posada 2007 adalah 0,043 m 2 , sedangkan pada penelitian ini luas areal evaporasi lebih kecil 0,022 m 2 . Laju alir bahan pada Posada 2007 antara 0,1 Kgjam – 0,4 Kgjam jauh lebih kecil dari laju alir bahan pada penelitian ini yang mencapai 2,7 Literjam. Profil Faktor Suhu Destilasi Hasil analisis anova menunjukkan bahwa faktor suhu destilasi berpengaruh signifikan pada model. Hal ini jelas terlihat pada Gambar 11, bahwa seiring dengan peningkatan suhu destilasi, maka rekoveri tokoferol juga meningkat. Gambar 11 menunjukkan profil rekoveri tokoferol pada berbagai suhu destilasi dengan laju alir 2 literjam dan kecepatan putar wiper 300. Peningkatan rekoveri tokoferol pada suhu yang lebih tinggi menunjukkan sigifikansi pengaruh suhu destilasi pada model. Menurut Posada 2007, semakin tinggi suhu destilasi maka semakin banyak komponen yang masuk ke fase destilatterdestilasi. Berdasarkan penelitian Posada 2007, suhu destilasi dibawah 120°C akan mampu memisahkan FFA dan squalen, sedangkan tokoferol dan tokotrienol mulai terpisah pada suhu diatas 160 °C. 175.00 186.25 197.50 208.75 220.00 0.140 0.295 0.450 0.605 0.760 B: Suhu Destilasi 1 Sqr t R e k ove ri T o k of er ol One Factor Warning Factor involved in an interaction. Gambar 11. Profil rekoveri tokoferol pada berbagai suhu destilasi. Nilai 1Sqrtrekoveri tokoferol pada Gambar 11 berbanding terbalik dengan nilai rekoveri tokoferol. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai pembagi Sqrtrekoveri tokoferol maka semakin besar rekoveri tokoferol pada kondisi aktual. Pada penelitian ini, rentang suhu destilasi mulai 175°C – 220 °C. Harapannya, tokoferol dan tokotrienol akan terpisah dan masuk kedalam destilat sesuai dengan hasil penelitian Posada 2007 diatas. Pemilihan rentang tertinggi 220°C didasari pada penelitian Jiang 2006 yang memisahkan tokoferol dari RODD pada suhu 170 – 230 °C. Hasil penelitian Jiang 2006 menyebutkan bahwa rekoveri tokoferol pada suhu 200°C mencapai 35, sedangkan pada suhu 230°C konsentrasinya menurun mencapai 31 karena phytosterol mulai terpisah. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu 230°C tokoferol masih bisa terpisahkan tetapi kemurniannya menurun. Menurut Wikipedia 2008, titik didih tokoferol berada pada rentang 200°C - 220°C. Hal ini menunjukkan tokoferol mulai terdestilasi pada rentang suhu tersebut. Menurut Jiang 2006 dan Shao 2007, suhu destilasi molekuler optimal untuk memisahkan tokoferol dan tokotrienol berada di sekitar suhu 200°C. Profil Faktor Kecepatan Putaran Wiper Kecepatan putaran wiper tidak menunjukkan signifikasi pada anova. Hal ini terlihat pada Gambar 12, bahwa peningkatan putaran wiper pada laju alir bahan 2 literjam dan suhu destilasi 197,5 °C tidak menunjukkan pola perubahan signifikan pada prosentase rekoveri tokoferol. 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 0.140 0.295 0.450 0.605 0.760 C: Kecepatan Putar Wiper 1 Sqr t R ek over iT ok of e rol One Factor Warning Factor involved in an interaction. Gambar 12. Profil rekoveri tokoferol pada berbagai kecepatan putar wiper. Fungsi wiper pada dasarnya adalah memudahkan proses destilasi agar merata baik di bagian permukaan dari dinding pemanas internal dan mengontrol ketebalan lapisan tipislayer bahan baku pada dinding. Berbagai macam kecepatan wiper digunakan untuk memperoleh pasokan bahan baku yang paling efisien pada permukaan destilasi dan menjaga kestabilan permukaan. Lapisan tipis bahan menjadi tidak stabil noise ketika wiper berputar terlalu cepat Jiang, 2006. e. Interaksi Antar faktor Intaraksi antar faktor penelitian terdapat pada Gambar 13 – Gambar 15. Berdasarkan hasil uji Anova, tidak ditemukannya interaksi antar faktor secara signifikan. Interaksi antara Laju Alir Bahan dan Suhu Destilasi Gambar 13 menunjukkan plot kontur interaksi antara laju alir bahan dan suhu destilasi. Arah lintasan dakian tercuram dimulai pada titik A, B, C=0 dengan persamaan yang baru sebagai berikut: 1SqrtRekoveri Tokoferol = 0,38 + 0,068 A - 0,17 B - 0,031 AB - 0,010 A 2 + 0,051 B 2 ............................................................... 9 Persamaan 9 diatas dapat diterangkan bahwa A merupakan representasi dari laju alir bahan dan B merupakan representasi dari suhu destilasi. Berdasarkan persamaan 9 diatas dapat diketahui koefisien A dan A 2 , bernilai negatif yang artinya mempunyai tren data negatif menurun. Sedangkan koefisien B, AB, dan B 2 memiliki koefisien persamaan positif artinya memiliki tren data positif naik. Naik dan turunnya faktor pada dakian ini bergerak melewati titik C kecepatan putar wiper terkodekan = 0 atau faktor aktual pada 300 rpm. ed value ed value 00.00 1.30 1.65 2.00 2.35 2.70 175.00 186.25 197.50 208.75 220.00 0.21 0.3475 0.485 0.6225 0.76 1 S q rt R e k o v e ri To k o fe ro l A: Laju Alir Bahan B: Suhu Destilasi Gambar 13. Interaksi antara Suhu Destilasi dan Laju Alir Bahan Pada Rekoveri Tokoferol. Intaraksi antara Laju Alir Bahan dan Kecepatan Putar Wiper Gambar 14 menunjukkan plot kontur interaksi antara laju alir bahan dan Kecepatan putar wiper. d value value 1.30 1.65 2.00 2.35 2.70 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 0.21 0.28 0.35 0.42 0.49 1 S q rt R ek ov er i T o k o fe ro l A: Laju Alir Bahan C: Kecepatan Putar Wiper Gambar 14. Interaksi antara Kecepatan Putar Wiper dan Laju Alir Bahan Pada Rekoveri Tokoferol. Arah lintasan dakian tercuram dimulai pada titik A, B=0, C dengan persamaan yang baru sebagai berikut: 1SqrtRekoveri Tokoferol = 0,38 + 0,068 A - 0,015 C + 0,044 AC - 0,010 A 2 - 0,033 C 2 ............................................................. 10 Berdasarkan persamaan 10 diatas, koefisien A, C, A 2 dan C 2 semuanya bersifat negatif, artinya tren data rekoveri tokoferol semakin menurun dengan bertambahnya kecepatan laju alir dan kecepatan putar wiper. Interaksi antara Suhu Destilasi dan Kecepatan Putar Wiper Gambar 15 menunjukkan plot kontur interaksi antara suhu destilasi dan kecepatan putar wiper. Arah lintasan dakian tercuram dimulai pada titik A=0, B, C dengan persamaan yang baru sebagai berikut: 1SqrtRekoveri Tokoferol = 0,38 - 0,17 B - 0,015 C + 0,050 BC + 0,051 B 2 - 0,033 C 2 .............................................................. 11 Berdasarkan Persamaan 11 diatas dapat diketahui koefisien B dan B 2 , bernilai positif yang artinya mempunyai tren data positif naik. Sedangkan koefisien C, BC, dan C 2 memiliki koefisien persamaan negatif artinya memiliki tren data negatif menurun. Naik dan turunnya faktor pada dakian ini bergerak melewati titik A Laju alir bahan terkodekan = 0 atau faktor aktual pada 2 literjam. d value d value 175.00 186.25 197.50 208.75 220.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 0.19 0.3325 0.475 0.6175 0.76 1 S q rt R e k o v e ri T o k o fe ro l B: Suhu Destilasi C: Kecepatan Putar Wiper Gambar 15. Interaksi antara Suhu Destilasi dan Kecepatan Putar Wiper Pada Rekoveri Tokoferol.

f. Prediksi Nilai Faktor Untuk Mendapatkan Hasil Rekoveri Optimal