4.3.5 Tingkat Pendapatan Responden
Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, kecenderungan untuk melakukan mobilisasi pun juga meningkat. Jika mobilitas mereka meningkat,
pengeluaran untuk membeli BBM jenis premium pun ikut meningkat. Variasi tingkat pendapatan responden dan respon mereka terhadap rencana kenaikan
harga BBM jenis premium diuji dengan regresi logit. Dari regresi logit, diperoleh bahwa variabel tingkat pendapatan nyata pada selang kepercayaan sebesar 90
persen karena memiliki p-value sebesar
0,099
. Variabel ini memiliki nilai koefisien sebesar 0,231. Artinya, tingkat pendapatan responden dengan respon
terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium memiliki hubungan yang positif. Variabel ini memiliki nilai odd ratio sebesar 1,260. Nilai ini
mendeksripsikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendapatan Rp 1.000.000 lebih tinggi memiliki peluang untuk setuju terhadap kenaikan harga
BBM jenis premium 1,260 kalinya dibandingkan peluangnya untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Artinya, semakin tinggi tingkat
pendapatan seseorang, kecenderungannya adalah setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Jadi masyarakat setuju dengan rencana kenaikan harga
BBM jenis premium asal pendapatan mereka juta meningkat.
4.3.6 Tingkat Pendapatan Anggota Keluarga Lain
Seringkali dalam sebuah keluarga, tidak hanya kepala keluarga saja yang bekerja, tetapi anggota keluarga lain juga bekerja dan memperoleh pendapatan
masing-masing. Semakin banyak anggota keluarga yang bekerja, maka pendapatan total keluarga itu pun semakin meningkat. Dengan menggunakan
regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini tidak nyata pada selang kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar
0,708
. Berarti tingkat pendapatan anggota keluarga lain tidak memengaruhi respon pengendara mobil
pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium.
4.3.7 Kesediaan Membayar Responden terhadap Satu Liter BBM Jenis
Premium
Kesediaan membayar responden didasarkan ada kemampuannya untuk membayar satu liter BBM jenis premium. Semakin tinggi kesediaan
membayarnya terhadap satu liter BBM jenis premium, maka kemampuannya
untuk membayar konsumsi BBM jenis premium yang ia lakukan pun semakin besar. Jika kesediaan membayarnya besar, kecenderungannya untuk setuju
terhadap kenaikan harga BBM jenis premium juga tinggi. Dengan melakukan analisis regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini nyata pada selang kepercayaan
sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar
0,011
. Nilai koefisien dari variabel ini adalah 2,482. Artinya, kesediaan membayar terhadap satu liter BBM
jenis premium memiliki hubungan yang positif dengan respon terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium. Variabel ini nyata dengan nilai odd ratio
11,963. Artinya, setiap kenaikan kesediaan membayar sebesar Rp 1.000 maka peluangnya untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium adalah
11,963 kalinya dibandingkan peluangnya untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Dengan kata lain kecenderungan orang yang lebih
tinggi kesediaan membayarnya lebih setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.
4.3.8 Perilaku Menghemat