Pemerintah Sebagai Penyedia Barang Publik

P S S’ D Q Sumber: Spencer dan Amos 1993 Gambar 2. Pengaruh Produksi Bersubsidi di mana: P = harga Q = permintaan untuk produk tertentu S = kurva penawaran awal S’ = kurva penawaran akhir D = kurva permintaan awal D’ = kurva permintaan akhir Pada Gambar 2, produksi bersubsidi menggeser kurva penawaran S ke bawah menjadi kurva penawaran S’. Di mana semakin banyak barang atau jasa bersubsidi semakin banyak jumlah barang atau jasa tersebut yang ditawarkan. Jika kedua Gambar tersebut digabung menjadi kurva baru, akan menghasilkan ekuilibrium baru yang lebih besar.

2.1.2 Pemerintah Sebagai Penyedia Barang Publik

Menurut Stiglitz 1999, suatu barang dikategorikan sebagai barang publik jika memenuhi salah satu atau kedua karakteristik sebagai berikut: a. Non rival consumption, yaitu barang yang dapat dikonsumsi oleh individu tanpa mengurangi kesempatan bagi individu lain untuk mengonsumsinya, atau dapat dikonsumsi secara bersama-sama. b. Non exclusion, yaitu tidak ada yang dapat menghalangi seseorang untuk mengonsumsi barang tersebut. Jika kedua karakteristik tersebut ada pada sebuah barang, maka barang tersebut merupakan barang publik murni pure public goods. Sedangkan barang yang hanya memiliki salah satu karakteristik dari kedua karakteristik tersebut, atau properti lain dapat dikonsumsi bersama atau tidak dapat dikecualikan pada tingkat tertentu, maka barang tersebut merupakan barang publik tidak murni impure public goods. Secara faktual pemerintah menyediakan sarana dan prasarana di sektor pendidikan dan di sektor kesehatan, karena kedua sektor ini memenuhi kriteria barang swasta yang disediakan secara publik Stiglitz, 1999. Kekurangan penyediaan saran dan prasarana di sektor pendidikan dan di sektor kesehatan biasanya dipenuhi oleh pihak swasta. Namun untuk menghindari adanya free rider yang dapat menyebabkan tidak efisiennya penyediaan barang di sektor tersebut, maka penyediaan sarana dan prasarana oleh pihak swasta tidak lagi menganut prinsip barang publik, tetapi menganut prinsip barang swasta. Penyediaan barang publik dapat dilakukan secara publik maupun oleh pemerintah. Namun penyediaan barang publik yang dilakukan secara pribadi akan menimbulkan free rider, yang dapat menyebabkan penyediaan barang tersebut menjadi tidak efisien. Timbulnya free rider disebabkan karena sifat dari barang publik yang memberikan eksternalitas positif bagi orang lain, namun mereka enggan untuk berpartisipasi dalam penyediaan barang publik tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah dianggap pihak yang paling tepat untuk menyediakan barang publik bagi masyarakat. Manusia akan berupaya untuk memenuhi tingkat tertinggi dari utilitasnya, sehingga akan memilih barang publik atau barang swasta berdasarkan marginal rate of substitution MRS yang merupakan slope dari kurva indiferennya. Namun setiap individu memiliki keterbatasan anggaran, yang besarnya adalah: Y= C + PG Di mana T adalah pendapatan, C adalah konsumsi barang swasta dan P adalah harga yang harus dibayarkan untuk mengonsumsi setiap unit barang publik. G adalah jumlah barang publik yang disediakan. Sumber: Stiglitz 1999 Gambar 3. Ilustrasi Kurva Indiferen Barang Publik dan Barang Swasta Gambar 3 adalah ilustrasi kurva indiferen barang publik dan barang swasta. Secara grafis, utilitas maksimum yang dapat dicapai dari setiap individu adalah di titik E pada gambar yang atas, yaitu titik perpotongan antara kurva indiferen dengan batas anggaran. Tetapi ketika harga P turun, sementara batas anggaran tetap, makajumlah barang publik G yang diminta bertambah, sehingga perpotongan antara kurva indiferen dengan batas anggaran di titik E’. Kurva ini juga menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk membelanjakan pendapatannya untuk membeli barang publik maupun barang swasta. Secara makro, kita dapat melihat kurva permintaan agregat sebagai berikut: Sumber: Mankiw 2007 Gambar 4. Kurva Permintaan Agregat Kurva permintaan agregat dapat naik atau turun mengikuti fakta di lapangan. Permintaan agregat dapat naik kurva AD bergeser ke kanan antara lain jika terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan gaji pegawai negeri, turunnya pajak perseorangan, panen raya, dan lain-lain.

2.1.3 Willingness to Pay Kesediaan Membayar