sebesar 0,857 yang lebih besar dari alpha sebesar 0,05.Berarti tidak ada hubungan antara CC mobil dengan respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana
kenaikan harga BBM jenis premium.
4.2 WTP terhadap Satu Liter BBM Jenis Premium
Willingness to pay yang tercermin dari tabel di bawah ini merupakan kesediaan membayar responden terhadap satu liter BBM jenis premium yang
didasarkan pada respon pengendara mobil pribadi sebagai pengguna BBM jenis premium terhadap tarif atas jasa pelayanan dan kebutuhan mereka terhadap BBM
jenis premium. Dari data yang dikumpulkan terhadap 60 responden, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 20. Willingness to Pay Pengendara Mobil Pribadi terhadap Satu Liter
BBM Jenis Premium di Bogor 2012
Kelas WTP RpLiter Frekuensi
P
fi
Nilai WTP Rp 5000
31 0,52
2.583 5500
7 0,12
641 6000
22 0,37
2.200 Total
60 1,00
5.425
Pada umumnya, responden cenderung untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Tetapi ketika ditanyakan kesediaan
membayarnya jika harus terjadi kenaikan harga, jawaban mereka berbeda-beda. Dari hasil olahan menggunakan konsep WTP, diperoleh nilai WTP kesediaan
membayar sebesar Rp 5.425. Hal ini menggambarkan bahwa secara umum kesediaan membayar responden terhadap satu liter BBM jenis premium lebih
besar daripada harga satu liter BBM jenis premium yang berlaku pada saat sekarang. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM jenis
premium yang menjadi wacana dapat direalisasikan karena harga jual saat ini masih berada di bawah kesediaan membayar responden.
P Rp
6500 6000
5500 5000
Q responden 1 7 22 31
Gambar 13. Kurva Permintaan Kesediaan Membayar terhadap Satu
Liter BBM Jenis Premium
Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa Rp 5.000, harga terendah dari rencana harga BBM yang akan dinaikkan, memiliki jumlah responden yang paling
banyak. Sebanyak 31 orang memilih Rp 5.000 sebagai harga jual yang sesuai untuk satu liter BBM jenis premium. Sebanyak 22 orang memilih Rp 6.000 untuk
satu liter BBM jenis premium dan tujuh orang memilih Rp 5.500 untuk satu liter BBM jenis premium. Lalu ada satu orang yang memilih Rp 6.500 sebagai
kesediaannya untuk satu liter BBM jenis premium. Menurut teori, permintaan untuk Rp 5.500 terhadap satu liter BBM jenis
premium seharusnya lebih tinggi daripada Rp 6.000. Hal ini dapat terjadi karena ada perbedaan tingkat pendapatan, jumlah tanggungan dan tingkat konsumsi BBM
jenis premium per bulan. Seseorang dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi, jumlah tanggungan yang lebih sedikit dan tingkat konsumsi BBM jenis premium
memiliki kecenderungan untuk memilih Rp 6.000 sebagai kesediaan membayar terhadap satu liter BBM jenis premium. Dari hasil olahan ini dapat disimpulkan
bahwa masyarakat tidak menolak jika terjadi kenaikan harga BBM jenis premium, tetapi harus diiringi dengan peningkatan tingkat pendapatan mereka.
Tabel 21. Hasil Estimasi Variabel Dependen Kesediaan Membayar
Variabel Koefisien
Std. Error t-Hitung
Probabilitas IL
0,014 0,006
2,284 0,027
KP 0,024
0,017 1,437
0,157 JT
-0,073 0,056
-1,299 0,200
JK 0,145
0,146 0,995
0,324 C
4,932 0,449
10,981 0,000
R-Squared 0,224
F-Stat 1,602
Adj R-Squared 0,084
Prob F-stat 0,140
Durbin Watson Stat 1,470
Dengan menggunakan metode OLS diperoleh bahwa tingkat pendapatan anggota keluarga lain IL memengaruhi kesediaan membayar responden terhadap
satu liter BBM jenis premium. Tingkat pendapatan anggota keluarga lain memengaruhi tingkat pendapatan rumah tangga secara total, sehingga semakin
tinggi tingkat pendapatan rumah tangga maka kesediaan membayarnya terhadap satu liter BBM jenis premium juga meningkat.
Tingkat konsumsi premium per bulan KP juga memengaruhi kesediaan membayar responden terhadap satu liter BBM jenis premium. Jika seseorang
memiliki tingkat konsumsi BBM jenis premium yang cukup tinggi, maka kesediaan membayarnya terhadap satu liter BBM jenis premium juga meningkat.
Hal ini dapat terjadi karena tingkat konsumsi BBM jenis premium yang tinggi mencerminkan tingginya mobilitas seseorang dan memengaruhi produktivitasnya,
sehingga kesediaan membayarnya terhadap satu liter BBM jenis premium menjadi tinggi. BBM jenis premium merupakan komoditas yang penting dalam
kehidupannya.
4.3 Hasil Uji Regresi Logistik Respon Masyarakat terhadap Rencana