pada usia 17 tahun, seseorang telah dianggap dewasa dan mampu mengendarai mobil dengan bijaksana. Dengan melakukan regresi logit yang menganalisis
faktor-faktor pembeda respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium, diperoleh bahwa variabel usia tidak nyata
pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,237. Berarti usia tidak memengaruhi respon pengendara mobil pribadi terhadap
kenaikan harga BBM jenis premium.
4.3.3 Jumlah Tanggungan Responden
Jika pemilikpengendara mobil pribadi menggunakan mobilnya untuk memfasilitasi mobilitas anggota keluarganya, maka semakin banyak jumlah
tanggungan yang dimiliki akan memengaruhi respon mereka terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis pribadi. Dari hasil regresi logit diperoleh bahwa
variabel jumlah tanggunan nyata pada tingkat kepercayaan sebesar 90 persen karena memiliki p-value sebesar 0,051. Variabel ini memiliki nilai koefisien -
0,909. Artinya, yang lebih berpeluang untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium adalah responden dengan jumlah tanggungan yang lebih sedikit.
Variabel jumlah tanggungan ini memiliki nilai odd ratio 0,403. Artinya, seseorang yang memiliki jumlah tanggungan satu orang lebih banyak memiliki peluang
untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium 0,403 kalinya dibandingkan dengan peluangnya untuk tidak setuju. Seseorang yang memiliki
jumlah tanggungan yang lebih banyak cenderung tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.
4.3.4 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang bukan hanya memengaruhi pekerjaan yang mereka miliki, tetapi juga pola pikir mereka dalam merespon rencana kenaikan
harga BBM jenis premium. Seharusnya dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang, ia dapat lebih bijaksana dan memikirkan lebih lanjut
tentang kebijakan kenaikan harga BBM jenis premium yang sedang dicanangkan oleh pemerintah. Dengan menggunakan regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini
tidak nyata pada selang kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar
0,500
. Berarti tingkat pendidikan responden tidak memengaruhi respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium.
4.3.5 Tingkat Pendapatan Responden
Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, kecenderungan untuk melakukan mobilisasi pun juga meningkat. Jika mobilitas mereka meningkat,
pengeluaran untuk membeli BBM jenis premium pun ikut meningkat. Variasi tingkat pendapatan responden dan respon mereka terhadap rencana kenaikan
harga BBM jenis premium diuji dengan regresi logit. Dari regresi logit, diperoleh bahwa variabel tingkat pendapatan nyata pada selang kepercayaan sebesar 90
persen karena memiliki p-value sebesar
0,099
. Variabel ini memiliki nilai koefisien sebesar 0,231. Artinya, tingkat pendapatan responden dengan respon
terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium memiliki hubungan yang positif. Variabel ini memiliki nilai odd ratio sebesar 1,260. Nilai ini
mendeksripsikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendapatan Rp 1.000.000 lebih tinggi memiliki peluang untuk setuju terhadap kenaikan harga
BBM jenis premium 1,260 kalinya dibandingkan peluangnya untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Artinya, semakin tinggi tingkat
pendapatan seseorang, kecenderungannya adalah setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Jadi masyarakat setuju dengan rencana kenaikan harga
BBM jenis premium asal pendapatan mereka juta meningkat.
4.3.6 Tingkat Pendapatan Anggota Keluarga Lain