133 Indonesia menjadi 8.60 persen yang terkait dengan nilai elastisitas harga riil
ekspor karet alam Indonesia ke Jepang yang bertanda negatif. Berdasarkan hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa pajak ekspor kurang
efektif untuk menahan ekspor karet alam Indonesia. Hal ini disebabkan adanya aturan pengenaan pajak terhadap konsumen karet alam dalam negeri berupa PPN
sebesar 10 persen sehingga harga karet alam domestik yang dihadapi oleh produsen karet alam menjadi kurang menarik. Sedangkan impor karet alam dari
beberapa negara ke Indonesia hanya dikenai pajak impor sebesar 5 persen yang menyebabkan konsumen karet alam domestik lebih memilih karet alam impor
karena harga yang ditawarkan akan lebih murah dari pada harga karet alam domestik.
7.7. Kombinasi Depresiasi Rupiah terhadap US Dollar dan Inflasi
Depresiasi nilai tukar yang terjadi pada suatu negara biasanya akan diikuti oleh inflasi di negara tersebut. Keduanya menurut hipotesa memberikan dampak
yang bertolak belakang terhadap ekspor komoditas pertanian. Hasil simulasi kombinasi depresiasi nilai mata uang Rupiah dan inflasi terhadap total penawaran
ekspor karet alam Indonesia dan penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang ditunjukkan oleh Tabel 29.
Tabel 29. Dampak Depresiasi Rupiah 20 terhadap US Dollar dan Inflasi 10
Perubahan Pertumbuhan per
Pangsa Negara
Ton Periode
Ekspor Penawaran Ekspor Indonesia
91 018.3 2.02
3.16 -
- Amerika Serikat 2 246.1
1.51 0.02
44.3 - Jepang
-3 628.6 -9.83 -0.4
9.81
Dampak simulasi tersebut tersebut menunjukkan bahwa penawaran ekspor karet alam Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2.02 persen dengan
134 pertumbuhan ekspor karet alam rata-rata per periode sebesar 3.16 persen.
Penawaran ekspor karet alam Indonesia ke pasar Amerika Serikat juga mengalami peningkatan sebesar 2 246.1 ton atau 1.51 persen. Sebaliknya terjadi penurunan
penawaran ekspor karet alam Indonesia untuk pasar Jepang sebesar 3 628.6 ton dengan pertumbuhan ekspor yang negatif.
Pangsa pasar ekspor karet alam Indonesia ke pasar Amerika Serikat dan Jepang terhadap total ekspor karet alam Indonesia mengalami peningkatan.
Pangsa ekspor ke Amerika Serikat sebesar 44.30 persen. sedangkan pangsa ekspor karet alam Indonesia ke Jepang sebesar 9.81 persen. Peningkatan ekspor karet
alam yang terjadi karena kombinasi kebijakan ini lebih kecil dari dampak tunggal pada peningkatan yang terjadi karena depresiasi Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil simulasi kombinasi depresiasi Rupiah dan inflasi menunjukkan dampak positif terhadap total penawaran ekspor karet alam Indonesia dan
penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat. Sedangkan dampak negatif terjadi pada penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Jepang karena nilai
elastisitas harganya yang negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa respon penawaran ekspor karet alam Indonesia terhadap depresiasi Rupiah lebih besar
dari pada responnya terhadap inflasi dalam perekonomian Indonesia.
7.8. Kombinasi Pajak Eskpor dan Inflasi