Dampak Kenaikan Pendapatan dan Harga Karet Alam Dunia

126 hanya 25.17 persen. Thailand masih mendominasi pasar karet alam Jepang dengan menguasai 70.97 persen pangsa pasar sedangkan pangsa pasar ekspor karet alam Indonesia ke Jepang hanya sebesar 19.34 persen saja. Pangsa pasar ekspor karet alam dari Thailand dan Indonesia di pasar Jepang mengalami penurunan sebagai akibat dari penurunan harga karet alam dunia.

7.3. Dampak Kenaikan Pendapatan dan Harga Karet Alam Dunia

Kombinasi kenaikan pendapatan domestik bruto sebesar 5 persen yang terjadi pada negara-negara importir yaitu Amerika Serikat dan Jepang serta terjadinya kenaikan harga karet alam dunia sebesar 50 persen, dilakukan untuk melihat dampaknya terhadap permintaan impor dan permintaan ekspor karet alam Amerika Serikat dan Jepang ke Indonesia dan Thailand terhadap shock yang terjadi secara bersamaan. Hasil simulasi terhadap permintaan impor dan permintaan ekspor ke masing-masing negara dapat diperlihatkan oleh Tabel 25. Tabel 25. Dampak Kenaikan Pendapatan 5 dan Harga Karet Alam Dunia 50 Perubahan Pertumbuhan per Pangsa Negara Ton Periode Pasar Permintaan Impor - Amerika Serikat 2 293.3 0.72 0.01 - - Jepang 4 463 .3 2.36 0.03 - Permintaan Ekspor AS - Indonesia 3 007.9 2.19 0.01 57.13 - Thailand 1 651.3 3.01 0.03 25.91 Permintaan Ekspor Jepang - Indonesia 256.5 6.61 0.06 19.48 - Thailand 8 583.4 7.81 0.06 73.57 Amerika Serikat mengalami peningkatan permintaan impor karet alam sebesar 2 293.3 ton atau 0.72 persen. Permintaan impor karet alam Jepang juga 127 mengalami peningkatan sebesar 2.36 persen. pertumbuhan permintaan impor per periode dari kedua negara tersebut konsisten dengan permintaan impornya yang juga meningkat dengan besaran 0.01 persen untuk pasar Amerika Serikat dan 0.03 persen untuk pasar Jepang. Permintaan ekspor karet alam dari Amerika Serikat ke Indonesia meningkat sebesar 2.19 persen dengan pertumbuhan per periode sebesar 0.01 persen. Peningkatan tersebut lebih rendah dari pada naiknya permintaan ekspor kareta alam Amerika Serikat ke Thailand. Peningkatan yang terjadi pada pendapatan dan harga karet alam dunia menyebabkan permintaan ekspor karet alam Amerika Serikat ke Thailand naik 3.01 persen dengan pertumbuhan sebesar 0.03 per periode. Indonesia mengalami peningkatan permintaan ekspor karet alam dari Jepang, begitu pula yang terjadi dengan permintaan ekspor karet alam Thailand. Besarnya kenaikan permintaan ekspor karet alam Jepang untuk Indonesia adalah sebesar 6.61 persen sedangkan Thailand naik 7.81 persen. kenaikan tersebut lebih besar dari pada kenaikan yang terjadi pada permintaan ekspor karet alam dari Amerika Serikat karena kenaikan permintaan impor karet alam Jepang yang lebih besar dari pada Amerika Serikat yang disebabkan oleh nilai elastisitas harga impor riil karet alam Jepang yang lebih besar. Pangsa pasar ekspor karet alam secara umum mengalami peningkatan baik di pasar Amerika Serikat maupun Jepang namun peningkatan tersebut lebih rendah dari pada hasil simulasi pertama. Pasar karet alam Amerika Serikat masih didominasi Indonesia dengan pangsa sebesar 57.13 persen sedangkan Thailand pangsanya sebesar 25.91 persen. Sebaliknya pada pasar Jepang dominasi ekspor 128 di pegang Thailand dengan besar pangsa pasarnya adalah 73.57 persen dan Indonesia hanya 19.47 persen. Dampak kenaikan pendapatan dan harga karet alam dunia menunjukkan arah yang saling berlawanan. Hasil akhir simulasi tersebut menunjukkan peningkatan yang terjadi tidak hanya pada permintaan impor karet alam Amerika Serikat dan Jepang tetapi juga terjadi peningkatan pada permintaan ekspor karet alam Amerika Serikat dan Jepang ke Indonesia dan Thailand yang menunjukkan bahwa dampak kenaikan pendapatan domestik bruto di negara-negara importir lebih besar dari pada dampak kenaikan harga karet alam dunia terhadap permintaan impor dan permintaan ekspor karet alam Amerika Serikat dan Jepang ke Indonesia dan Thailand. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan pendapatan lebih efektif dari pada peningkatan harga karet alam dunia untuk mempengaruhi permintaan impor dan permintaan ekspor karet alam.

7.4. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang