108 signifikan pada taraf nyata 5 persen. Koefisien dugaan mempunyai tanda yang
sesuai dengan harapan yaitu negatif untuk harga ekspor relatif karet alam dan positif untuk permintaan impor karet alam.
Estimasi persamaan permintaan ekspor karet alam Amerika Serikat ke Thailand menghasilkan koefisien determinasi sebesar 0.63. Koefisien duga dari
persamaan ini untuk harga ekspor relatif karet alam Thailand dan permintaan Impor karet alam Amerika Serikat menunjukkan tanda sesuai dengan harapan.
Permintaan ekspor karet alam Thailand dari Amerika Serikat dan harga ekspor relatif karet alam Thailand ke Amerika Serikat berpengaruh nyata pada taraf 5
persen terhadap permintaan ekspor karet alam Thailand oleh Amerika Serikat.
6.4.2. Permintaan Ekspor Karet Alam Jepang
Estimasi persamaan yang dilakukan untuk permintaan ekspor karet alam Indonesia dari Jepang adalah dalam bentuk ECM sedangkan persamaan
permintaan ekspor karet alam Thailand dari Jepang dilakukan dengan persamaan autoregresif karena variablel-variabelnya yang stasioner berdasarkan hasil uji unit
root yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil estimasi dari persamaan-persamaan
tersebut adalah sebagai berikut: 1
05 .
81 .
60 .
83 .
1 dD
dLPDIJPJ dLMDJ
dLXDIJ
t t
t
− −
+ =
1
79 .
4 42
. 3
23 .
−
− +
+
t
ECM dD
dD ……………………..6.8
1 1
10 .
1 01
. 1
37 .
1 63
. 4
− −
+ +
− =
t t
t t
LMDJ dLMDJ
LXDTJ dLXDTJ
1 05
. 69
. 36
.
1
D LPDTJPJ
dLPDTJPJ
t t
− −
−
−
4 06
. 2
12 .
D D
+ −
………………………………………6.9
109 dimana:
1 D
= dummy krisis ekonomi 2
D = dummy Thailand keluar dari INRO
3 D
= dummy pembubaran INRO 4
D = dummy pelaksanaan SMS dan AETS
Hasil estimasi dan uji diagnostik dari kedua persamaan tersebut diperlihatkan pada Lampiran 8 dan 9.
Persamaan permintaan ekspor karet alam Indonesia dari Jepang menghasilkan koefisien determinasi R
2
sebesar 0.52. Tanda koefisien dugaan untuk harga ekspor relatif karet alam Indonesia ke Jepang dan permintaan impor
karet alam Jepang sesuai dengan harapan. Permintaan impor karet alam Jepang berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia dari Jepang
sedangkan harga ekspor relatif karet alam Indonesia ke Jepang juga berpengaruh nyata pada taraf 5 persen. Koefisien ECT signifikan pada tingkat lima persen
dengan koefisien adjustment dari persamaan tersebut adalah sebesar 0.79 yang menunjukkan kecepatan permintaan ekspor karet alam Indonesia dari Jepang
untuk kembali pada keseimbangan jika terjadi perubahan pada permintaan impor karet alam Jepang dan harga ekspor relatif karet alam Indonesia ke Jepang adalah
selama 1.27 kali periode data. Pada ekspor karet alam dari Thailand, permintaan impor karet alam Jepang
berpengaruh nyata pada permintaan ekspor karet alam Thailand dari Jepang pada taraf nyata 5 persen namun harga ekspor relatif karet alam dari Thailand tidak
berpengaruh nyata. Tanda koefisien dugaan dari permintaan impor karet alam Jepang sesuai dengan harapan begitu pula pada harga ekspor karet alam Thailand
110 yang memberikan tanda negatif sesuai dengan harapan. Koefisien determinasi
R
2
untuk persamaan permintaan ekspor karet alam Thailand dari Jepang adalah sebesar 0.83.
6.4.3. Elastisitas Harga Relatif Karet Alam dan Permintaan Impor