84 pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada pertumbuhan produk domestik bruto
China yang hampir mencapai 10 persen per tahunnya. Pertumbuhan konsumsi karet alam rata-rata dunia adalah sebesar 3.50
persen pertahunnya. Pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9.06 persen dicapai oleh China yang disusul oleh India sebesar 4.36 persen per tahun. Amerika Serikat
mempunyai pertumbuhan impor rata-rata terendah yaitu sebesar 0.96 persen dimana pada tahun 2003 menguasai 13.3 persen dari total konsumsi karet alam
dunia. Munculnya China sebagai negara yang mengkonsumsi karet alam cukup
besar menandai terjadinya pergesaran peta konsumsi karet alam dunia ke negara- negara berkembang terutama di pasar asia. Pasar karet alam di negara-negara
maju mengalami kejenuhan sedangkan di negara-negara berkembang terjadi peningkatan permintaan yang cukup besar karena perkembangan industrialisasi
dan pasar produk hasil olahan karet yang besar karena tingginya populasi penduduk di negara berkembang.
5.4. Impor Karet Alam
Volume impor karet alam dunia pada Tabel 15 menunjukkan untuk periode tahun 1995 sampai tahun 2001 terjadi peningkatan impor sebesar 23.07
persen. Seperti halnya dengan konsumsi karet alam, impor karet alam dunia di dominasi negara-negara konsumen utama namun memiliki kecenderungan yang
sedikit berbeda untuk negara-negara tertentu karena ada beberapa negara yang bukan importir absolut sebab mereka juga merupakan produsen karet alam yang
cukup besar.
85 Amerika Serikat dan Jepang sebagai importir karet alam terbesar
mengalami kecenderungan menurun pada periode 1995 sampai 2001 baik dalam jumlah maupun pangsa impornya. Pada tahun 1995 pangsa impor sebesar 24.3
persen namun pada tahun 2001 pangsa impornya turun menjadi 19.3 persen dari total impor karet alam dunia. Hal yang sama terjadi untuk negara Jepang dimana
pada tahun 1995 pangsa impornya sebesar 16.5 persen dari total volume impor dunia namun pada tahun 2001 turun menjadi hanya 13.7 persen. Salah satu negara
importir yang memiliki kecenderungan positif pada volume impor karet alamnya adalah China. Pada tahun 1995 dengan total impor sebesar 297 juta ton, China
mempunyai pangsa impor karet alam sebesar 7.0 persen. Terjadi peningkatan volume impor China yang cukup besar pada tahun 2001 menjadi 943 juta ton
dengan pangsa impor sebesar 18.1 persen dari total volume impor karet alam dunia.
Tabel 15. Volume Impor Karet Alam Dunia
Impor 000 ton Pertumbuhan
Negara 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001 Per tahun
Amerika 1 026
1 014 1 044
1 177 1 116
1 192 1 002
0.04
24.3 23.1
23.5 24.9
23.7 21.6
19.3
Jepang 696
724 730
678 755
802 713
0.70
16.5 16.5
16.4 14.3
16.1 14.6
13.7
China 297
489 362
411 402
820 943
28.17
7.0 11.1
8.2 8.7
8.5 14.9
18.1
Korea 289
299 299
282 332
331 330
2.48
6.8 6.8
6.7 6.0
7.1 6.0
6.3
Lainnya 1 918
1 873 2005
2 188 2 097
2 361 2 213
2.67
45.4 42.6
45.2 46.2
44.6 42.9
42.5
Dunia 4 226
4 399 4 440
4 736 4 702
5 506 5 201
3.76
Sumber: International Rubber Study Group, 2003 dan Ditjenbun, 2005.
Keterangan: Angka dalam kurung .. merupakan pangsa.
Fluktuasi total impor karet alam Amerika Serikat dan volume impor karet alam Amerika Serikat dari Indonesia dan Malaysia selama 10 tahun dari 1995
sampai 2004 diperlihatkan oleh Gambar 10. Secara umum terjadi peningkatan
86 total volume impor Amerika Serikat dimana tahun 1995 besarnya adalah 1 044
juta ton menjadi 1 158 juta ton pada tahun 2004 atau mengalami peningkatan sebesar 10.91 persen.
200 400
600 800
1000 1200
1400
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun
V o
lu m
e Im
p o
r t
o n
Total Indonesia
Thailand
Gambar 10. Volume Impor Karet Alam Amerika Serikat
Sumber: USITC, 2005.
Impor karet alam Amerika Serikat di dominasi oleh karet alam yang berasal dari Indonesia dan Thailand. Impor karet alam Amerika Serikat dari Indonesia dalam
kurun waktu sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 8.29 persen. Impor karet alam Amerika Serikat yang berasal dari Thailand untuk kurun waktu
sepuluh tahun terakhir juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 49.78 persen.
Fluktuasi volume total impor karet alam Jepang dan impor karet alam Jepang dari Indonesia dan Thailand selama sepuluh tahun dari tahun 1995 sampai
tahun 2004 diperlihatkan oleh Gambar 11. Volume total impor karet alam Jepang mengalami peningkatan dimana pada tahun 1995 besarnya impor karet alam
Jepang adalah 696 juta ton menjadi 850 juta ton pada tahun 2004 atau mengalami peningkatan sebesar 22.12 persen. Peningkatan juga terjadi pada impor karet alam
Jepang yang berasal dari Indonesia. Pada tahun 1995 impor karet alam Jepang dari Indonesia hanya sebesar 55 juta ton saja tetapi pada tahun 2004 jumlah impor
87 meningkat menjadi 225 juta ton dimana peningkatan tersebut besarnya mencapai
309.09 persen. peningkatan impor karet alam Jepang dari Indonesia yang cukup signifikan tersebut karena Indonesia dapat mengisi pasokan karet alam yang
ditinggalkan oleh Malaysia yang telah mengurangi jumlah ekspor karet alamnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
200 400
600 800
1000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun
V o
lu m
e Im
p o
r t
o n
Total Indonesia
Thailand
Gambar 11. Volume Impor Karet Alam Jepang
Sumber: JRMA, 2005.
Perubahan volume dan komposisi impor karet alam Amerika Serikat dan Jepang untuk periode 1995 sampai 2004 diperlihatkan oleh Tabel 16. Volume
impor karet alam Amerika serikat terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan pertahunnya sebesar 1.76 persen. Begitu pula dengan Jepang,
volume impornya meningkat dengan pertumbuhan per tahun sebesar 2.49 persen dimana nilainya lebih tinggi dari pada pertumbuhan impor karet alam Amerika.
Impor karet alam Amerika Serikat paling besar berasal dari Indonesia kemudian disusul oleh Thailand. Selama sepuluh tahun terakhir Impor karet alam
Amerika Serikat dari Indonesia mengalami pertumbuhan per tahun sebesar 1.76 persen. Pada tahun 1995 Indoneia menguasai 60.1 persen dari pangsa Amerika
Serikat namun pada tahun 2004 terjadi penurunan pangsa Indonesia menjadi 58.72 persen dengan pertumbuhan impor per tahunnya sebesar 1.27 persen. Sedangkan
88 Thailand pada tahun 1995 pangsanya di Amerika Serikat hanya sebesar 22 persen
yang kemudian mengalami peningkatan menjadi 29.68 persen pada tahun 2004 dengan pertumbuhan impor yang cukup baik mencapai 8.64 persen per tahunnya.
Tabel 16. Volume dan Pangsa Impor Karet Alam Amerika Serikat dan Jepang
1995 2000
2004 Pertumbuhan
Negara 000 ton Pangsa 000 ton Pangsa 000 ton Pangsa Per tahun
Amerika Serikat 1044
100.00 1231
100.00 1158
100.00 1.76
- Indonesia 627
60.10 608
49.39 679
58.72 1.27
- Thailand 229
22.00 368
29.90 343
29.68 8.64
- Lainnya 188
18.01 255
20.71 136
11.74 -1.31
Jepang 696
100.00 803
100.00 850
100.00 2.49
- Indonesia 55
7.91 144
17.98 225
26.51 20.39
- Thailand 548
78.83 522
64.97 523
61.52 -0.29
- Lainnya 93
13.36 137
17.06 102
12.00 28.34
Sumber: USITC dan JRMA, 2005.
Pasar karet alam Jepang didominasi oleh karet alam asal Thailand disusul oleh Indonesia. Impor karet alam Jepang pada periode tahun 1995 sampai tahun
2004 mengalami pertumbuhan sebesar 2.49 persen per tahun. Pangsa karet alam Thailand di pasar Jepang pada tahun 1995 cukup besar yang mencapai 78.83
persen dari total impor Jepang namun pada tahun 2004 terjadi penurunan menjadi 61.52 persen dimana untuk periode 1995 sampai 2004 Thailand mempunyai
pertumbuhan impor karet alam ke Jepang yang negatif yaitu sebesar 0.29 persen. Berbeda dengan Thailand, Impor karet alam Jepang yang berasal dari Indonesia
terus mengalami peningkatan dimana untuk periode sepuluh tahun terakhir pertumbuhannya mencapai 20.39 persen per tahun. Pada tahun 1995 karet alam
Indonesia hanya menguasai pangsa Jepang sebesar 7.91 persen tetapi pada tahun 2004 pangsa karet alam Indonesia di pasar Jepang naik menjadi 26.51 persen dari
total impor karet alam Jepang.
89
5.5. Persetujuan dalam Perdagangan Karet Alam Internasional