Kesepakatan ASEAN Economic Community AEC 2015

Dari hasil asesmen tersebut, negara yang memiliki nilai indeks keterbukaan sektoral yang tinggi dapat dikatakan memiliki tingkat komitmen sektoral yang tinggi, sedangkan negara dengan nilai indeks keterbukaan sektoral rendah berarti memiliki tingkat komitmen sektoral yang rendah. Tingkat komitmen sektoral yang tinggi mencerminkan sektor tersebut bersifat relatif terbuka dari unsur-unsur pembatasan melalui regulasi, dan tingkat komitmen sektoral yang rendah merefleksikan sektor tersebut cenderung bersifat tertutupterbatasrestriktif melalui pemberlakuan regulasi pembatasan. Pemberian nilai indeks sektoral suatu negara ditetapkan berdasarkan tiga kriteria regulasi pembatasan yaitu regulasi mengenai : 1 pendirian perusahaan dan kepemilikan; 2 aktivitas usaha; dan 3 status domisili di suatu negara. Indeks bernilai antara 1 hingga 5 dengan nilai indeks 5 untuk yang paling terbuka dan nilai indeks 1 untuk yang paling tertutup. 41 Indonesia memiliki komitmen sektor asuransi yang cukup terbuka dan berada dalam peringkat kedua berdasarkan tingkat komitmen yang diberikan. Posisi Indonesia berada satu tingkat di bawah Singapura yang menduduki peringkat pertama. Meskipun data merupakan data tahun 2012, namun cukup untuk menggambarkan sektor keterbukaan industri perasuransian Indonesia yang cukup terbuka. Hal ini menjadi gambaran peluang industri perasuransian Indonesia diantara negara-negara anggota di ASEAN. 41 Sigit Setiawan, Analisis Keterbukaan dan Daya Saing Sektor Perasuransian Indonesia di ASEAN , Policy Paper No. 12012 Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral-BKF, hlm.7. 35 BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan asuransi kerugian syariah, yaitu PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah yang terletak di Komplek Royal Palace Blok A No.21-22, Jl. Prof Dr. Soepomo No. 178A, Tebet, Jakarta Selatan 12870, Telp. 021 83797683, Fax. 021 83797685 – Website. www.ramayanains.com. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015. 2. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk menciptakan strategi bersaing khususnya strategi bersaing pada pemasaran produk asuransi kerugian PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah dalam menghadapi persaingan pada ASEAN Economic Community AEC 2015.

B. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut : a Kekuatan Merupakan kekuatan internal perusahaan yang memberikan suatu keunggulan kompetitif dan kemampuan kepada perusahaan untuk dapat mempertahankan posisinya dengan melakukan aktivitas pada tingkat yang sama. b Kelemahan Adalah sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya, sementara para pesaing memiliki kapasitas tersebut c Peluang Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. d Ancaman Adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam organisasi, dan merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan. e Strategi Bersaing Merupakan rencana mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. 42 42 Michael E. Porter, Strategi Bersaing, Teknik menganalisis Industri dan Pesaing, Jakarta: Erlangga,2001, hlm.xv.