Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

di luar pengendalian jangka pendek manajemen puncak. Faktor-faktor terkait dengan lingkungan eksternal perusahaan meliputi 23 : a Demografis. Mencakup besarnya polusi, struktur usia, distribusi, geografis, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan. b Ekonomi, Mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit atau surplus neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestic bruto. c Politik dan hukum, Mencakup hukum perpajakan, filosofi, hukum pelatihan tenaga kerja, kebijakan dan filosifi pendidikan. d Sosial budaya. Mencakup wanita dalam angkatan kerja, variasi dalam angkatan kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan, pergeseran dalam prepensi mengenai karakteristik produk dan jasa, gaya hidup. e Teknologi. Mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan, fokus pada biaya penelitian pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta, dan teknologi komunikasi baru. f Ancaman Masuk Pendatang Baru. Masuknya pendatang baru dalam industri asuransi syariah membuat tingkat persaingan dalam industri ini semakin ketat. 23 Rahmad Dwi Jatmiko, Manajemen Stratejik, Malang : UMM Press, 2003, hlm.30 Dengan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut akan dihasilkan empat kemungkinan yakni kekuatan strengths, peluang opportunities, kelemahan weaknesses dan ancaman threats. 1. Peluang opportunities Suatu peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan utama adalah salah satu dari peluang. Identifikasi dari segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan-perubahan dan keadaan bersaing, peraturan- peraturan dalam perubahan teknologi, serta hubungan pembeli dan pemasok yang dapat diperbaiki dapat menunjukkan peluang bagi perusahaan. 2. Ancaman threats Suatu ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman adalah suatu rintangan-rintangan utama bagi posisi perusahaan sekarang atau yang diinginkan dari perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan teknologi dan peraturan yang direfisi atau peraturan baru dapat merupakan ancaman bagi perusahaan. 3. Kekuatan strenghts adalah sumberdaya, keterampilan dan keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan untuk melayani. 4. Kelemahan weaknesses Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, ketrampilan dan kemauan yang secara serius menghalangi kinerja suatu perusahaan. Maka dengan analisis lingkungan ini, akan didapat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk menciptakan strategi bersaing PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam menghadapi ASEAN Economic Community AEC 2015. Kemudian alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah matriks SWOT. Matrik SWOT merupakan alat untuk pencocokan yang sangat penting bagi para manajer, yakni mengembangkan 4 empat jenis strategi sebagai berikut 24 : 24 Husein Umar, Strategic Management in Action, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, ctk.ke-5, hlm.225 IFAS EFAS Strengths S Tentukan 5- 10 faktor-faktor yang merupakan kekuatn internal perusahaan. Weakness W Tentukan 5-10 faktor-faktor yang merupakan kelemahan Opportunities 0 Tentukan 5- 10 faktor-faktor peluang eksternal Strategi SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Menciptakan strategi untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluanq vanq ada. ThreatsT Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal Strategi ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada. Strategi WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada  Strategi SO Kekuatan-Peluang: Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan asuransi syariah untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal..  Strategi WO Kelemahan-Peluang: Memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.  Strategi ST Kekuatan-Ancaman: Menggunakan kekuatan sebuah perusahaan asuransi syariah untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.  Strategi WT Kelemahan-Ancaman: Merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

E. Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

Konsep asuransi sudah dikenal sejak zaman Sebelum Masehi dimana manusia pada masa itu telah menyelamatkan jiwanya dari berbagai ancaman, antara lain kekurangan bahan makanan yang terjadi pada zaman Mesir kuno semasa Raja Fir’aun berkuasa seperti yang terekam dalam al Quran Surah Yusuf ayat 42-49. 25 Di Indonesia kegiatan asuransi merupakan kelanjutan asuransi yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda 26 , dimulai sejak terjadinya migrasi usaha ini dari Negeri Belanda yang dibawa oleh para intelektual Negara tersebut ke Indonesia untuk menjamin kehidupan mereka, dalam bentuk maskapai- maskapai seperti N.V. Levensverzekering Maatschappij van de Nederlanden van 1845, N.V. Levensverzekering Maatschappij NILLMIJ van 1859, dan Onderlinge Levensverzekering Genootschap de Olveh van 1879. 27 Sedangkan perkembangan asuransi syariah di Indonesia baru ada pada akhir tahun 1994 yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful Indonesia pada tanggal 25 Agustus 1994 dengan diresmikannya PT. Asuransi Takaful Keluarga yang melayani asuransi jiwa life melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-385KMK.0171994. 28 Setahun kemudian yaitu pada tahun 1995 beroperasilah Asuransi Takaful Umum yang melayani asuransi 25 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, eds.ke-1, ctk.ke-1, hlm. 65. 26 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, eds.ke-6, ctk. Ke-8, hlm. 277. 27 AM. Hasan Ali, op.cit., hlm. 74. 28 Ibid., hlm.76. umum general. 29 Hingga saat ini perkembangan asuransi syariah sudah berkembang luas bahkan asuransi bukan syariah membuka layanan unit usaha syariah. Masa depan asuransi syariah di Indonesia masih terbuka lebar. Penduduk Indonesia dimana mayoritas adalah muslim, kemudian pertumbuhan ekonomi yang kuat dikombinasikan dengan naiknya tingkat tabungan dan berkembangnya perekonomian kelas menengah merupakan pertanda baik untuk perkembangan industri asuransi syariah. Perkembangan perasuransian syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat kita lihat dari pertumbuhan asetnya yang semakin meningkat. Yakni diketahui tahun 2011 aset perasuransian syariah di Indonesia senilai 9,15 Triliun Rupiah, meningkat menjadi 13,24 Triliun Rupiah pada tahun 2012, kemudian pada triwulan III 2014 semakin meningkat dengan nilai asset 20,77 Triliun Rupiah. 30 Otoritas Jasa Keuangan OJK memperkirakan pertumbuhan asuransi syariah pada tahun 2014 mencapai 45, dari tahun sebelumnya 2013 yang hanya di angka 25. Pasalnya, berdasarkan data OJK di awal Maret 2013, perusahaan asuransi bertambah dari 45 perusahaan dengan jumlah aset Rp 13,239 triliun. Sementara akhir 2013 bertambah menjadi 49 perusahaan dengan aset mencapai 29 Karnoto Mohamad, Peran dan Prospek Asuransi Takaful di Indonesia, dalam InfoBank, edisi Khusus, Jakarta 2007, hlm.99. 30 Moch. Muchlasin , “Arah Kebijakan Pengembangan Asuransi Syariah di Indonesia”, pada Konsinyering Dewan Pengawas Syariah di Grand Alia, Jakarta 24 November 2014, Slide ke-10 Otoritas Jasa Keuangan OJK. Rp 16,661 triliun dengan pertumbuhan 25,85. Sementara, asuransi jiwa yang berjumlah 20 dengan aset Rp 10 triliun, dengan peningkatan Rp 12,79 triliun atau tumbuh 27,72. Untuk asuransi umum dan kerugian yang awalnya berjumlah 22 dengan aset Rp 2,6 triliun bertambah empat menjadi 26 perusahaan dengan aset akhir tahun 3,13 triliun atau meningkat 19. Selain itu OJK mengungkapkan, perusahaan reasuransi hanya berjumlah tiga dengan pertumbuhan aset dari Rp 592 miliar menjadi Rp 738 miliar atau tumbuh 24,6. Secara khusus aset perusahaan asuransi jiwa meningkat 25,4 dari Rp 13,213 triliun menjadi Rp 16,564 triliun. Premi bruto dari Rp 8,8 triliun meningkat 24,9 dari Rp 7,1 triliun. 31 Tabel 2.1. Jumlah Perusahaan Syariah dan Unit Syariah di Indonesia 32 No TakafulRetakaful 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2 2 2 3 3 3 3 2 Perusahaan Asuransi Umum Syariah 1 1 1 2 2 2 2 3 Unit Asuransi Jiwa Syariah 12 13 17 17 17 17 17 4 Unit Asuransi Umum Syariah 19 19 19 20 18 20 24 5 Perusahaan Reasuransi Syariah Unit Reasuransi Syariah 3 3 3 3 3 3 3 Total 37 38 42 45 43 45 49 Sumber: Data AAJI, OJK. 31 http:radarpena.comread2014041010743181Pertumbuhan-Asuransi-Syariah-Mencapai- Puncaknya-sthash.dBvrJ2ia.dpuf, diakses pada tanggal 26 Oktober 2014. 32 Taufik Marjuniadi, Operational PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful, pada Praktikum Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum bersama PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful, 27 Oktober 2014, Slide ke 7. Gambar 2.1. Perkembangan Entitas Asuransi Syariah 33 Sumber: eks Bapepam-LK OJK Dari gambar di atas, Selama 2000-Agust 2014, asuransi syariah meningkat dari 3 pelaku 1 full Asuransi Jiwa, 1 full Asuransi Umum dan 1 UUS Asuransi Umum menjadi 48 pelaku 3 full Asuransi Jiwa, 17 UUS Asuransi Jiwa, 2 full Asuransi Umum, 23 UUS Asuransi Umum, dan 3 UUS Reasuransi. Perkembangan perusahaan perasuransian syariah dalam periode laporan mengalami peningkatan. Pada triwulan I tahun 2014 terlihat peningkatan nilai asset dan investasi masing-masing sebesar 4,47 menjadi Rp16,66 triliun dan 7,32 menjadi Rp14,30 triliun. Namun di sisi lain, nilai kewajiban, kontribusi bruto dan klaim bruto mengalami peningkatan masing-masing 31,84 menjadi Rp5,51 triliun; 34,80 menjadi Rp8,88 triliun dan 40,44 menjadi Rp2,52 triliun. 34 33 Moch. Muchlasin, op.cit. slide ke-11. 34 Laporan Triwulanan Otoritas Jasa Keuangan Triwulan I-2014, hlm.30.