Layanan Perpustakaan untuk Anak Down Syndrome Penelitian Terdahulu

33

c. Karakteristik Sosial dan Ekonomi

Pada umumnya anak penyandang down syndrome lebih sering tertawa, ramah dan mudah diatur daripada anak-anak dengan keterbelakangan mental lainnya. Mereka cepat melekat dengan orang lain dan jika diperlakukan dengan baik, mereka adalah orang yang penuh kasih sayang dan kelembutan, tetapi terkadang mereka juga memiliki sifat keras kepala. Anak penyandang down syndrome yang memiliki keterbatasan intelektual belum tentu memiliki adaptasi sosial yang buruk. Perkembangan sosial mereka tidak tergantung pada kemampuan abstraksi dan integrasi, tetapi tergantung pada keahlian hidup sehari-hari sehinggga adaptasi sosial mereka lebih baik daripada perkembangan kognitifnya.

C. Layanan Perpustakaan untuk Anak Down Syndrome

Anak-anak yang menderita cacat mental mengalami kesulitan ingatan dalam jangka pendek atau jangka panjangnya. Sehingga pustakawan harus melayani pemustaka dengan baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan pemustaka. Ketika pemustaka diberikan materi maka mereka akan susah menangkap hal itu sehingga diadakanlah kegiatan sambil bermian. Bermain adalah aktivitas terbesar anak-anak khususnya down syndrome, dalam bermain anak mempelajari berbagai hal yang dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan dengan cara 34 yang menyenangkan. Bermain dapat dipergunakan untuk melatih kemampuan kerjasama anak-anak down syndrome. Dengan bermain anak dapat belajar banyak hal. Oleh karena itu SLBN 02 Jakarta mengadakan kegiatan sambil bermain di perpustakaan. Bermain dapat menumbuhkan kemampuan kerjasama yaitu meliputi kemampuan berbagi, bergiliran, mengikuti aturan dan aktifitas kelompok. Pustakawan SLBN 02 Jakarta sering melakukan permainan warna karena warna ini memberikan pengaruh besar terhadap kondisi fisik, emosi, dan mental anak down syndrome. Koleksi di Perpustakaan SLBN 02 Jakarta ini disediakan dengan banyak warna yang cerah. Sehingga menjadi daya tarik pemustaka datang ke perpustakaan. Di perpustakaan juga sering diadakan permainan menggambar dan mewarnai. Dengan permainan ini dapat meluapkan emosi dan keinginan yang terpendam dalam anak down syndrome. Di Perpustakaan SLBN 02 Jakarta memiliki beragam anak dengan kekurangan yang berbeda-beda. Sehingga cara pelayanan nya pun berbeda. Anak dengan down syndrome harus diberikan perhatian khusus. Karena mereka cendrung aktif. Sedangkan yang lain tidak.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang sebelumnya pernah dilakukan dan yang relevan dengan judul penelitian ini diantaranya diambil dari tiga buah skripsi. Skripsi yang pertama berjudul “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar di SLBN A Kota Bandung Studi 35 Deskriptif di SLBN A Bandung” yang disusun oleh Eri Merdaina, Program Studi Pendidikan Anak Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung tahun 2013. 32 Tujuan Penelitian ini secara umum untuk memperoleh gambaran mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A kota Bandung. Tujuan khususnya adalah : 1 Mengetahui pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A kota Bandung ; 2 Mengetahui pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A kota Bandung ; 3 Mengetahui kendala atau kesulitan yang dialami sekolah dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar ; 4 Mengetahui upaya yang dilakukan sekolah dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A kota Bandung. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitik. Skripsi kedua be rjudul “Sikap Pustakawan terhadap Pemustaka Down Syndrome di Perpustakan SLB C Yayasan Karya Bakti Garut” yang disusun oleh Hana Maryamstussalamah , Program Pendidikan Anak Luar Biasa, Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2013. 33 Tujuan penelitian ini adalah : 1 Mengetahui sikap pustakawan terhadap pemustaka down syndrome di perpustakaan SLB C yayasan karya bakti Garut; 2 32 Eri, Merdaina. “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di SLBN A Bandung.” Skripsi S1 program Studi Pendidikan Anak Luar Biasa, UPI Bandung, 2013. 33 Hana, Maryamtussalamah. “Sikap Pustakawan Terhadap Pemustaka Down Syndrome di perpustakaan SLB C Yayasan Karya B akti Garut.” Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Anak Luar Biasa, UPI Bandung, 2013 36 Mengetahui gambaran pemustaka down syndrome di perpustakaan SLB C yayasan karya bakti Garut ; 3 Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pustakawan dalam melayani pemustaka down syndrome. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran angketkuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasional dengan pendekatan survey. Skripsi ketiga berjudul “Pelaksanaan Bimbingan dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak yang Mengalami Down Syndrome di SLB- C Yayasan Khrisna Murti Jakarta Selatan” yang disusun oleh Marwa Sopa Indah, Program Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. 34 Tujuan penelitian ini adalah: 1 Mengetahui bimbingan dalam menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami down syndrome; 2 Mengetahui metode yang digunakan pembimbing dalam melaksanakan bimbingan menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami down syndrome ; 3 mengetahui faktor penghambat dan pendukung bimbingan dalam menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami down syndrome. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. 34 Marwa, Sopa Indah. “Pelaksanaan Bimbingan dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak yang Mengalami Down Syndrome di SLB-C Yayasan Khrisna Murti Jakarta Selatan” Skripai S1 Program Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 37 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian