Tata Rias dan Busana Rebana Biang

Gambar 4.2 celana panjang yang dikenakan para pemain rebana biang Gambar 4. 3 kostum pemain Sanggar Pusaka Rebana Biang Kelengkapan lainnya yang juga mendukung penampilan dari sebuah pertunjukan adalah tata rias. Mereka hanya mengunakan tata rias yang natural. Karena seluruh pemain rebana biang adalah laki-laki. Para pemain cukup memakai tata rias secukupnya dan tidak berlebihan, seperti memakai minyak wangi untuk aroma badan. Dengan demikian, tata rias dan busana yang dikenakan para pemain rebana biang harus tetap berpegang teguh pada etika berpakaian selayaknya seorang muslim, yakni menggunakan pakaian muslim yang tertutup dan sopan.

2. Para Pemain

Pada dasarnya pemain rebana biang tidak hanya berasal dari golongan keluarga saja. Kini anggotanya pun berasal dari luar golongan keluarga atau masyarakat sekitarnya. Untuk menjadi anggota atau pemain rebana biang setiap pemain tidak perlu ada ketentuan atau pun syarat khusus untuk mempelajarinya, yang dibutuhkan hanya kemauan untuk belajar dan jiwa seni dalam dirinya dan bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kesenian ini. Batasan seseorang mempelajari rebana biang tidak ditentukan masa belajarnya, sebab masa seseorang bisa atau tidaknya menabuh rebana biang itu tergantung pada diri sendiri. Jika ia tekun dan telaten mempelajarinya maka akan cepat pula ia dapat menabuh rebana biang dengan baik. Para pemain Sanggar Rebana Biang Pusaka yang asli, artinya hanya dari golongan keluarga saja rata-rata sudah berusia lanjut, bahkan jumlahnya hanya ada enam orang. Akan tetapi setelah adanya pengembang jumlah anggota rebana biang bertambah banyak. Dari segi usia pun berbeda dengan rebana biang pusaka yang asli. Usia anggota pengembang rata-rata masih produktif antara umur 20 sampai 30 tahun, bahkan ada yang sudah berumah tangga. Ketika ada pertunjukan, tidak semua pemain pengembang rebana biang mengikutinya. Hanya yang memiliki waktu luang saja yang dapat datang. Sebab para pemain pengembang ada yang masih memiliki pekerjaan. Lain halnya dengan para pemain yang asli seperti H. Abd. Rahman dan H. Engkos yang merupakan sesepuh dan memilki waktu luang yang banyak, pasti akan datang.

3. Kelengkapan Peralatan

Alat musik pokok yang wajib digunakan dalam pertunjukan adalah rebana. Namun seiring dengan perkembangannya terkadang dipakai juga alat musik tamborin yang berfungsi sebagai pelengkap atau tambahan dalam pertunjukan. Dalam alat musik rebana biang terdiri dari tiga buah. Pada alat musik rebana biang bentuknya adalah sama tetapi yang membedakan hanya ukuran garis tengahnya saja. Berikut bentuk dan nama rebananya, serta ukurannya sebagai berikut;  Rebana dengan ukuran kecil yakni 30 cm disebut gendung,  Rebana dengan ukuran sedang yakni 60 cm disebut kotek,  Rebana dengan ukuran terbesar yakni 90 cm disebut biang,  Tamborin sebagai pelengkap pertunjukan. Berikut foto alat musik Sanggar Puasaka Rebana Biang Ciganjur. 15 Gambar 4.4 rebana gendung sanggar pusaka rebana biang Gambar 4.5 rebana kotek sanggar pusaka rebana biang 15 Foto hasil dokumentasi penulis, di sanggar Pusaka Rebana Biang Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, 2 Mei 2016 Gambar 4.6 rebana biang sanggar pusaka rebana biang Gambar 4.7 tamborin atau kecrekan. Bila membahas tentang kelengkapan alat rebana biang akan terasa kurang tanpa membahas tentang bahan-bahan yang dibutuhkan membuat rebana biang. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat rebana biang yakni:  Pertama adalah gelung atau body rebana biang. Gelung ini terbuat dari kayu mahoni untuk sekarang , sedangkan untuk rebana pusakanya terbuat dari kayu pohon nangka,