82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas yang penulis kemukakan pada setiap bab-bab sebelumnya, maka semakin jelaslah pembahasan tentang Perkembangan Seni
Rebana Biang Pada Masyarakat Kecamatan Jagakartsa Jakarta yang akan disimpulkan diantaranya:
Seni rebana biang pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa merupakan salah satu seni pertunjukan yang bernuasa keagamaan di Jakarta. Peran
seorang tokoh yang bernama Kumpi Zaenal yang berasal dari Banten merupakan awal mula berkembangnya seni rebana biang pada
masyarakat Kecamatan Jagakarsa Jakarta. Ketika masa itu seni rebana biang diajarkan setelah pengajian dengan tujuan sebagai hiburan, yang
kemudian berkembang menjadi sebuah pertunjukan dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa.
Perkembangan seni rebana biang pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa pimpinan H. Abd Rahman mengalami pasang surut dalam sejarahnya. Di
zaman serba modern serta maju ini permasalahan pun muncul baik dari sisi eksternal, seperti semakin kencangnya arus budaya luar yang masuk
kebudaya Indonesia membuat kesenian tradisional ini semakin ditinggalkan oleh para pendengar dan peniknatnya bahkan para pemuda-
pemudi. Sedangkan dari sisi internal, yakni bahasa atau lirik lagu yang sulit dipahami oleh sebagian masyarakat sekitar serta sedikitnya minat
masyarakat untuk meneruskan atau mengembangkan kesenian tradisional. Namun, semua permasalahan tersebut tetap tidak memupuskan niat H.
Abd. Rahman untuk tetap melestarikan kesenian ini dengan dukungan kuat dari keluarga dan para pemainnya.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian, adapun saran-saran yang penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan kesenian rebana biang.
Pertama, khususnya penulis sampaikan kepada pihak pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan agar lebih memperhatikan,
mengembangkan serta memperkenalkan seni rebana biang kepada masyarakat luas. Perhatiannya tidak hanya berkaitan dengan seni pertunjukaan melainkan juga
pada kelestariannya. Selain itu, pengadaan berbagai sumber referensi dengan memperbanyak atau mencetak buku-buku mengenai seni rebana biang agar
selanjutnya dapat diajukan sebagai sumber referensi peneliti yang akurat. Kedua, penulis sampaikan kepada para pelaku seni tradisional seperti
rebana biang perlu mengadakan kerjasama atau kolaborasi dengan musik tradisional lain yang bertujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan seni
rebana biang kepada masyarakat luas agar lebih dikenal.