Kecamatan Jagakarsa terdiri dari 54 rukun warga dan 545 rukun tetangga dengan jumlah penduduk 356.271 orang. Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk, jumlah penduduk Kecamatan Jagakarsa pada tahun 2014 tercatat sebanyak 356.271 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 179.995
orang dan penduduk perempuan sebanyak 176.276 orang. Maka laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Jagakarsa pertahun 2010-2014 adalah 3,32 .
5
C. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Kecamatan Jagakarsa
Bila membahas masalah sosial budaya suatu daerah tidak akan lengkap tanpa mengetahui sejarah atau asal usul daerah tersebut. Nama Kecamatan
Jagakarsa diambil dari salah satu nama tokoh yang memiliki sejarah penting yang terjadi di daerah tersebut.
6
Nama Jagakarsa bermula dari seorang panglima perang kerajaan Mataram Yogjakarta pada tahun 1625, yakni bernama Raden Bagus Jagakarsa.
Saat itu Raden Jagakarsa ikut berperang ke kota Batavia. Akan tetapi beliau menolak untuk pulang ke Mataram karena takut terkena hukuman. Kemudian
beliau menikah dengan putri Pajajaran yang berkedudukan di wilayah yang kini bernama Ragunan. Ia memiliki dua orang anak yaitu bernama Raden Mas
5
Sumber Badan Pusat Statistik Kota Administasi Jakarta Selatan, Statistik Daerah Kecamatan Jagakarsa 2015 dalam Pemerintahan dan Kependudukan, Jakarta: CV Nario Sari,
2015, h. 2 - 3
6
Pemberian nama pada suatu tempat atau wilayah pasti mengandung sebuah arti atau maksud tertentu, seperti beberapa nama tempat di Jakarta yang berdasarkan topografi atau keadaan
alam, ada juga yang berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhan, nama binatang yang banyak ditemukan disana, kelompok etnis yang biasanya dijadikan pemukiman berdasarkan kelompok yang
bersangkutan. Lihat dalam Zaenuddin HM, 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe, Jakarta: PT. Ufuk Press,2012 , h. 257-258
Mohammad Kahfi dan Raden Mas Aria Kemang Yudhanegara. Dalam keluarga Raden Jagakarsa, mempunyai silsilah atau keturunan yang tinggal dan menetap di
daerah tersebut. Pada masanya, namanya sangat tersohor, sehingga banyak orang menyebut kawasan itu dengan nama Jagakarsa dan hingga akhirnya nama itu tetap
ada hingga kini diabadikan menjadi nama tempat Jagakarasa.
7
Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah satu hal yang tidak dapat kita hindari, begitu pula dengan masyarakat Kecamatan Jagakarsa. Kemajemukan
timbul karena adanya berbagai macam kenekaragaman unsur penyusun masyarakat di dalamnya, yakni suku bangsa, agama, dan golongan-golongan
sosial lainya. Masyarakat Kecamatan Jagakarsa memiliki beraneka ragam suku dan
agama, meskipun secara mayoritas masyarakatnya beragama Islam dan suku Betawi yang masih mendominasi daerah ini. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri
seiring dengan perkembangan tahun dan zaman membuat datangnya para pendatang dari luar daerah yang membawa budaya serta agama yang berbeda
menempati wilayah tersebut. Hal ini membuat masyarakat Kecamatan Jagakara memiliki beragam budaya.
Budaya yang menciptakan kesenian dalam masyarakat lahir dari adanya peradaban manusia. serta bagi masyarakat, agama merupakan salah satu
kebutuhan dasar sebagai mahluk sosial. Nilai dan norma yang terdapat pada agama telah membentuk sistem sosial dan budaya suatu masyarakat, sehingga
agama menjadi unsur dominan yang membentuk cara pandang, pola pikir, tingkah
7
Zaenuddin HM, 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe, Jakarta: PT. Ufuk Press,2012 , h. 257-258
laku serta membentuk sistem sosial dalam masyarakat.
8
Bagi setiap masyarakat, konsep tentang agama adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pandangan
hidup dan pengalaman mereka. Agama telah menentukan pola fikir atau cara pandang serta tingkah laku setiap individu dalam masyarakat. Hal demikian juga
berpengaruh dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Berkaitan agama dengan masyarakat Kecamatan Jagakarsa sangat erat.
Diketahui sebagian besar masyarakat Kecamatan Jagakarsa adalah beragama Islam. Kehidupan beragama di wilayah Kecamatan Jagakarsa cukup baik. Ini
terlihat dengan adanya saling menghormati sesama pemeluk agama. Kerukunan hidup beragama yang terjadi dalam masyarakat bisa terjadi karena adanya kerja
sama dengan pemerintah dalam pembinaan keagamaan yang dilakukan dengan para tokoh-tokoh agama, Ulama serta peranan tokoh masyarakat yang membantu
menjalankannya. Kerukunan beragama yang terjadi dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa juga dapat dilihat dari jumlah sarana peribadatan yang terdapat di
wilayah Kecamatan Jagakarsa.
9
Maka tidak mengherankan jika jumlah masjid dan musholah lebih banyak dibandingkan sarana peribadatan lain. Berikut tabel
rincian sarana peribadatan di wilayah Kecamatan Jagakarsa sebagai berikut;
8
Imam Subchi, Agama Masyarakat Keturunan Arab, Al-Turas Vol 12 No 2, Mei 2006, h. 135
9
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Bulan Desember 2014, h. 17-18
No Kelurahan
Masjid Mushalla
Gereja Pure
1 Ciganjur
19 33
2 Serengseng
Sawah 24
36 3
1
3 Jagakarsa
19 34
4 Leteng Agung
20 30
1 5
Tanjung Barat 18
18 3
6 Cipedak
11 39
Jumlah 111
190 7
1
Table 3.3 Laporan penyelenggara pemerintahan provinsi DKI Jakarta Bulan Desember 2014 kec. Jagakarsa
Islam sebagai agama mayoritas pada masyarakat Kecamatan Betawi menjadi pedoman hidup serta tata aturan yang mengatur setiap tingkah laku dan
aktivitas mereka, bahkan menjadi pedoman mereka dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya yang lahir dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa berkaitan erat dengan suku Betawi sebab masyarakat Kecamatan Jagakarsa sebagian besar
adalah warga asli Betawi yang memiliki warisan kebudayaan dari leluhur terdahulu dan kebudayaan tersebut masih tetap dilestarikan. Kebudayaan Betawi
memberikan sumbangan yang besar terhadap seni musik, seperti seni rebana biang