E. Usaha dan Upaya dalam Mengembangkan Seni Rebana Biang
Suatu kesenian tidak dapat bertahan keberadaanya bila hanya di dukung oleh pelaku seni saja tanpa adanya dukungan pemerintah maupun masyarakatnya.
Seni merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat sebab suatu konsep seni tidak lepas dari kehidupan masyarakatnya.
Dewasa ini arus perkembangan seni musik tradisional semakin tertinggal, maka diperlukan suatu usaha dan upaya dalam melestarikan dan
mengembangkan kesenian tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan dukungan yang baik antara seniman, pemerintah, dan masyarakatnya.
1. Upaya Pemerintah DKI Jakarta
Suatu kesenian tidak akan maju jika hanya mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya saja. Peran pemerintah juga dapat menjadi salah satu cara
agar seni rebana biang tetap eksis di tengah modernisasi. Menurut hasil wawancara, peran Pemerintah turut andil dalam melesetarikan seni rebana biang.
Dalam hal ini Pemerintah Kota Jakarta Selatan, berperan menjadi fasilitator dalam mengembangkan dan melestarikan seni rebana biang.
Pemerintah juga kerap melakukan pembinaan, pengembangan, dan promosi-promosi ke masyarakat luar. Upaya yang dilakukan antara lain dengan
cara menampilkan seni rebana biang pada masyarakat, mengikut sertakan rebana biang pada acara-acara resmi, festival atau pertemuan antara kesenian Betawi
yang diselenggarakan pemerintah. Kelompok rebana biang ini pun pernah mengikuti acara-acara kesenian tradisional dari tingkat nasional hingga
internasional.
Bantuan pendanaan pun juga pernah dilakukan oleh pihak pemerintah, Menurut H. Abd. Rahman, pendanaan tersebut beliau gunakan untuk membuat
duplikat rebana biang dan juga untuk keperluan sanggar. Dukungan dari Lembaga Kebudayaan Betawi pun membantu sanggar ini dengan menjadikan Sanggar
Pusaka Rebana Biang sebagai salah satu organisasi kesenian Betawi asli dan secra tidak langsung tergabung dalam wadah organisasi tersebut.
2. Upaya masyarakat Kecamatan Jagakarsa
Dukungan dari masyarakat sekitar pun merupakan hal yang penting. Ragamnya masyarakat Kecamatan Jagakarsa juga memiliki peran penting dalam
mengembangkan dan melestarikan seni rebana biang. Sifat masyarakat yang cukup kooperatif dapat terlihat dari masyarakat sekitar yang mempertunjukkan
kesenian ini pada acara-acara yang mereka adakan. Adapun upaya yang dilakukan, seperti mengundang kelompok seni
rebana biang dalam perayaan pernikahan, perayaan khitanan dan lain-lain, sebagai hiburan. Bahkan kelompok ini pun pernah diundang di pernikahan antar etnis.
Hal tersebut pun merupakan upaya masyarakat Kecamatan Jagakarasa untuk mempertahankan dan melestarikan kesenian leluhur ini. Selain itu, bentuk upaya
lainnya dari masyarakat sekitar adalah dengan belajar rebana biang yakni dengan menjadi anggota rebana biang sebab mereka merasa kesenian ini menjadi suatu
jati diri dalam kebudayaan Indonesia. Sebagus apa pun suatu kesenian tradisional dalam pertunjukannya tidak
akan berkembang atau bertahan tanpa adanya dukungan dari berbagai yang terkait,
baik pihak pemerintah, seniman maupun masyarakat yang membantu melestarikan seni tersebut.
Kini sanggar Pusaka Rebana Biang pimpinan H. Abd. Rahman menjadi lebih banyak di kenal oleh masyarakat luas dari pada masa sebelumnya. Atas
usaha serta kerja kerasnya, H. Abd. Rahman dan keluarganya serta para pemain rebana biang. H. Abd Rahman memperoleh apresiasi tinggi dari berbagai pihak,
berupa penghargaan baik dari pihak pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun pemerintah pusat. Bahkan melalui program pengembang dalam seni rebana biang
seluruh lapisan masyarakat turut serta dalam melesetarikan seni rebana biang serta diharapkan dapat membawa pentas ini ke tahap internasional.
82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas yang penulis kemukakan pada setiap bab-bab sebelumnya, maka semakin jelaslah pembahasan tentang Perkembangan Seni
Rebana Biang Pada Masyarakat Kecamatan Jagakartsa Jakarta yang akan disimpulkan diantaranya:
Seni rebana biang pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa merupakan salah satu seni pertunjukan yang bernuasa keagamaan di Jakarta. Peran
seorang tokoh yang bernama Kumpi Zaenal yang berasal dari Banten merupakan awal mula berkembangnya seni rebana biang pada
masyarakat Kecamatan Jagakarsa Jakarta. Ketika masa itu seni rebana biang diajarkan setelah pengajian dengan tujuan sebagai hiburan, yang
kemudian berkembang menjadi sebuah pertunjukan dalam masyarakat Kecamatan Jagakarsa.
Perkembangan seni rebana biang pada masyarakat Kecamatan Jagakarsa pimpinan H. Abd Rahman mengalami pasang surut dalam sejarahnya. Di
zaman serba modern serta maju ini permasalahan pun muncul baik dari sisi eksternal, seperti semakin kencangnya arus budaya luar yang masuk
kebudaya Indonesia membuat kesenian tradisional ini semakin ditinggalkan oleh para pendengar dan peniknatnya bahkan para pemuda-
pemudi. Sedangkan dari sisi internal, yakni bahasa atau lirik lagu yang sulit dipahami oleh sebagian masyarakat sekitar serta sedikitnya minat