Gambar 24. Pengaruh Faktor Pembumbunan terhadap Persentase Serangan Persen
Gambar 24 dapat dijelaskan bahwa persentase serangan paling kecil terdapat pada pembumbunan dua kali P2 4.55 dibanding pembumbunan satu kali P1 dan
tanpa pembumbunan P0 masing-masing 5.89 dan 5.59 .
4.1.10 Berat Umbi Terserang gbatang
Sidik ragam parameter berat terserang dapat dilihat pada Lampiran 10. Sidik ragam tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor varietas dan pembumbunan memberi
pengaruh yang nyata prameter berat umbi terserang. Sedangkan faktor kombinasi antara varietas dan pembumbunan tidak memberi pengaruh yang nyata pada
parameter berat umbi terserang.
Ringkasan uji signifikan menggunakan uji Duncan pada parameter berat terserang ditunjukkan pada Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12. Tanggap Berat Umbi Terserang gbatang pada Perlakuan Varietas dan Pembumbunan
Varietas Berat Umbi Terserang
V1 Lokal 1.98ab
Universitas Sumatera Utara
V2 Kidal 2.06ab
V3 Boko 2.00ab
V4 Jago 2.27a
V5 Sewu 1.82b
Pembumbunan P0 Tanpa Pembumbunan
2.09ab P1 Pembumbunan satu kali
2.13a P2 Pembumbunan dua kali
1.85b Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5 Tabel 12 di atas dapat dijelaskan bahwa berat umbi terserang paling besar
ditunjukkan oleh varietas Jago V4 sedangkan berat umbi terserang paling kecil ditunjukkan oleh varietas Sewu V5. Sedangkan perlakuan pembumbunan dua
kali P2 memberikan berat umbi terserang paling kecil dibandingkan perlakuan pembumbunan satu kali P1 dan tanpa pembumbunan P0.
Perkembangan berat umbi terserang yang dipengaruhi oleh faktor varietas dan pembumbunan dapat dilihat pada Gambar 25 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 25. Pengaruh Pembumbunan pada Berat Umbi Terserang gbatang
Gambar 25 Pengaruh pembumbunan dua kali P2 menyebabkan berat umbi lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan pembumbunan satu kali P1 dan tanpa
pembumbunan P0.
4.1.11 Berat Umbi Tak Terserang gbatang
Sidik ragam berat tak terserang dapat dilihat pada Lampiran 11. Sidik ragam dapat dijelaskan bahwa hanya faktor varietas yang berpengaruh sangat nyata pada
parameter berat tak terserang. Sedangkan faktor pembumbunan dan faktor kombinasi varietas dan pembumbunan tidak nyata memberi pengaruh pada parameter berat tak
terserang. Ringkasan uji signifikansi menggunakan uji Duncan dapat dilihat pada Tabel
13 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Tanggap Berat Umbi Tak Terserang gbatang pada Perlakuan Varietas dan Pembumbunan
Berat Tak Terserang Varietas
V1 Lokal 352.08a
V2 Kidal 373.08a
V3 Boko 256.42ab
V4 Jago 192.92b
V5 Sewu 392.25a
Pembumbunan P0 Tanpa Pembumbunan
325.15a P1 Pembumbunan satu kali
278.50a P2 Pembumbunan dua kali
336.40a Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 1 dan 5 Tabel 13 di atas dapat dijelaskan bahwa berat umbi yang paling besar adalah
pada varietas Sewu V5, kemudian varietas Kidal V2. Sedangkan berat yang paling kecil adalah varietas Jago V4. Pada faktor pembumbunan berat yang paling besar
adalah pada perlakuan pembumbunan dua kali P2 kemudian pembumbunan satu kali P1 dan tanpa pembumbunan P0.
Perkembangan berat tak terserang yang dipengaruhi oleh faktor pembumbunan ditunjukkan pada Gambar 26 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 26. Pengaruh Pembumbunan pada Berat Umbi Tak Terserang gbatang Berdasarkan Gambar 26 pengaruh pembumbunan dua kali P2 memberi berat
umbi paling besar dibanding perlakuan pembumbunan satu kali P1 dan tanpa pembumbunan P0.
4.1.12 Berat Umbi Total