METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Saree Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pada ketinggian tempat ± 400 m di atas permukaan laut, topografi lokasi penelitian datar.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2008 sd Juni 2008. Rincian pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 27 dan 28.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah stek pucuk varietas Boko, Kidal, Jago, Sewu dan Lokal, pupuk kandang, pupuk Urea; 100
kgha, SP 36; 50 kgha, KCL; 50 kgha, kantong plastik, tali plastik. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, gunting, meteran, gembor,
timbangan, alat tulis dan alat-alat lainnya yang mendukung penelitian
3.3 Metode Penelitian
Percobaan ini ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial RAKF yang terdiri dua faktor yaitu :
Faktor I : Varietas dengan simbol V yaitu ; V
1
: Varietas Lokal V
2
: Varietas Kidal
18
Universitas Sumatera Utara
V
3
: Varietas Boko V
4
: Varietas Jago V
5
: Varietas Sewu Faktor II : Pembumbunan dengan simbol P yaitu :
P : Tanpa pembumbunan
P
1
: Pembumbunan satu kali umur 1 bulan setelah tanam P
2
: Pembumbunan dua kali umur 1 bulan dan 2 bulan setelah tanam Dengan demikian diperoleh 15 kombinasi perlakuan diulang sebanyak empat
kali, jumlah plot percobaan adalah 60 plot dengan ukuran guludan lebar bawah 60 cm dan tinggi 40 cm dan jarak antar guludan 100 cm dari panjang guludan 6 m, jumlah
tanaman sampel per plot 4 batang. Susunan plot dapat dilihat pada Lampiran 26. Data untuk analisis pengamatan disusun dalam tabel dianalisis dengan sidik
ragam untuk masing-masing peubah, bila masing-masing peubah menunjukkan beda nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji DMRT.
3.4 Metode Analisis Data
Percobaan dilakukan dengan RAKF dengan model matematis adalah sebagai berikut :
Y
ijk
= K
ij
+ α
i
+ β
j
+ α
i
β
j
+ Є
ijk
Dimana : Y
ijk
= Nilai-nilai pengamatan hasil perkalian varietas taraf ke - i dan frekuensi pembubunan taraf ke - j. dan kelompok taraf ke-k
= Rata-rata umum nilai pengamatan
Universitas Sumatera Utara
K
ij
= Pengaruh ulangan varietas pada taraf ke - i dan frekuensi pembubunan taraf ke-j
α
i
= Pengaruh perlakuan varietas taraf ke - i β
j
= Pengaruh perlakuan frekuensi pembumbunan taraf ke - j α
i
β
j
= Pengaruh interaksi perlakuan varietas taraf ke i dan jumlah pembubunan taraf ke - j
Є
ijk
= Pengaruh galat varietas taraf ke - i dan frekuensi pembumbunan taraf ke - j serta kelompok ke-k Hanafiah, 2004.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah diawali dengan pembersihan rumput-rumputan kemudian diolah tanah hingga gembur kemudian dibiarkan selama 1 minggu. Tanah yang sudah
gembur dibuat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 40 cm dan jarak antara guludan 100 cm serta panjang guludan 6 m sebanyak 60 plot percobaan.
Penanaman
Guludan yang sudah disiapkan untuk penanaman dibuat larikan sedalam 10 cm dengan jarak antar tanaman 25 cm, bibit ditanam ½ bagian dari stek pucuk yang
telah disediakan kemudian tanah dipadatkan dekat dengan pangkal stek.
Universitas Sumatera Utara
Pemupukan
Berdasarkan hasil analisa tanah Lampiran 21, pemupukan dilakukan satu kali pada saat tanam dengan dosis: Urea 100 kgha, SP36 50 kgha, KCL 50 kgha.
Pemupukan dilakukan secara larikan pada jarak 7 cm dengan tanaman dan kedalaman 5 cm.
Pengairan
Pengairan dilakukan dengan cara penyiraman 2 hari sekali sampai berumur 2 bulan, sedangkan umur tanaman setelah 2 bulan dilakukan penyiraman 1 minggu
sekali. Penyiraman dilakukan pagi hari. Apabila hari hujan tidak dilakukan penyiraman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang ada di pertanaman. Penyiangan dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam.
Pengangkatan Batang
Pengangkatan batang bertujuan untuk menghindari pembentukan umbi-umbi kecil pada ruas batang yang menjalar. Perlakuan pangangkutan batang dilaksanakan
pada tanaman berumur 60 hari setelah tanam.
Pembumbunan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembumbunan terhadap serangan hama maka pelaksanaan pembumbunan hanya dilakukan plot-plot perlakuan
Universitas Sumatera Utara
pembubunan. Pembumbunan pertama dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam dan pembumbunan kedua pada umur 2 bulan setelah tanam.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan pada saat waktu panen meliputi :
Jumlah Sulur
Data jumlah sulur diperoleh dengan cara menghitung jumlah sulur yang muncul pada sulur utama dari stek pucuk yang ditanami. Pengamatan dilakukan pada
umur 20, 30, 40, 50 dan 60 hari setelah tanam.
Panjang Sulur
Pengukuran panjang diperoleh dengan mengukur sulur terpanjang dari tanaman sampel dan untuk pengamatan seterusnya. Pengukuran dilakukan pada umur
20, 30, 40, 50 dan 60 hari setelah tanam.
Jumlah Buku
Data jumlah buku diperoleh dari sulur yang diukur panjang sulur dari masing- masing tanaman sampel. Pengamatan dilakukan pada umur 20, 30, 40, 50 dan 60 hari
setelah tanam.
Jumlah Pembentukan Umbi
Jumlah pembentukan umbi dihitung pada umur 50, 60, dan 70 hari setelah tanam. Penghitungannya dengan cara menggali di sekitar pangkal tanaman yang
diamati kemudian dihitung banyaknya umbi yang muncul.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Larva Pada Pangkal Batang
Pengamatan jumlah larva dilakukan pada umur 60, 75, 90, 105, dan 120 hari setelah tanam. Pangkal batang dibelah lalu dihitung jumlah larvanya.
Jumlah Pupa Pada Pangkal Batang
Pengamatan jumlah pupa pada pangkal batang dilakukan bersamaan dengan pengamtan jumlah larva pada pangkal batang dari tanaman sampel yang sama.
Jumlah Larva Pada Umbi
Pengamatan jumlah larva pada umbi dilakukan saat panen. setiap perlakuan sampel diambil secara acak dari umbi yang terserang sebanyak satu umbi setiap
perlakuan. Umbi yang terpilih sebagai sampel dibelah beberapa bahagian, kemudian dihitung jumlah larvanya.
Jumlah Pupa Pada Umbi
Data jumlah pupa pada umbi diperoleh dari umbi sampel, dimana sampel tersebut tersebut berasal dari sampel yang digunakan untuk larva pada umbi.
Penghitungan jumlah pupa dilakukan bersamaan dengan penghitungan jumlah larva pada umbi.
Persentase Serangan Pada Umbi
Persentase kerusakan umbi dengan menimbang umbi yang terserang dan sehat kemudian dihitung dengan rumus :
Rumus : P =
b a
a +
x 100 Dimana : P = Persentase kerusakan umbi
Universitas Sumatera Utara
a = Berat sampel terserang b = Berat sampel sehat Asmaniar dkk., 1995
Berat Umbi Terserang
Data berat umbi terserang dari tanaman sampel saat panen dengan menimbang berat masing-masing sampel.
Satuan Berat Umbi Tak Terserang
Satuan berat umbi tak terserang adalah gumbi.
Berat Total Umbi
Satuan berat total umbi adalah gumbi.
Intensitas Kerusakan Umbi
Intensitas kerusakan umbi diamati dengan memotong umbi yang diambil sebagai sampel dipotong menjadi tiga bagian yaitu pangkal, tengah, dan ujung lalu
dihitung persentase kerusakan umbi selanjutnya dihitung dengan rumus : I =
NxV nxv
∑
x 100 Dimana :
I = Intensitas kerusakan umbi n = Jumlah umbi yang memiliki kategori kerusakan yang sama
v = Nilai kategori N = Nilai kategori tertinggi
V = Jumlah umbi yang diamati Sastrowiswojo, 1993 Kategori intensitas kerusakan umbi adalah sebagai berikut:
1 persen =
1
Universitas Sumatera Utara
1 sampai ≤ 25 persen
= 2
25 sampai ≤ 50 persen
= 3
50 sampai ≤ 75 persen
= 4
75 sampai ≤ 100 persen
= 5
Jumlah Umbi
Jumlah umbi dihitung pada saat panen dari masing-masing tanaman sampel. Umbi besar berat 200 g, umbi sedang 100-200 g dan umbi kecil 100 gumbi
Wahyuni dkk., 2004.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1 Jumlah Sulur buah sulur