Gambar 17. Pengaruh Pembumbunan terhadap Jumlah Larva pada Pangkal
Batang ekorbatang pada Umur 60, 75, 90, 105 dan 120 HST. Gambar 17 terlihat bahwa jumlah larva pada pembumbunan dua kali P2 dapat
menekan jumlah larva di setiap umur tanaman. Demikian juga pembumbunan satu kali P1 menunjukkan rata-rata jumlah larva lebih kecil dibandingkan tanpa
pembumbunan P0.
4.1.5 Jumlah Pupa pada Pangkal Batang ekorbatang
Sidik ragam jumlah pupa pada pangkal batang umur tanaman 60, 75, 90, 105 dan 120 HST dapat dilihat pada Lampiran 5.
Sidik ragam dapat dijelaskan bahwa faktor varietas V dan faktor pembumbunan P memberi pengaruh sangat nyata pada umur tanaman 105 dan 120
HST. Kombinasi perlakuan varietas dan pembumbunan berpengeruh nyata hanya pada umur tanaman 120 HST.
Ringkasan uji signifikasi menggunakan uji Duncan ditunjukkan pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Tanggap Jumlah Pupa pada Pangkal Batang ekorbatang pada Perlakuan Varietas dan Pembumbunan pada Umur tanaman 60, 75, 90, 105 dan
120HST.
Jumlah Pupa 60
HST 75
HST 90
HST 105
HST 120
HST
Universitas Sumatera Utara
Varietas V1 Lokal
0.167 0.333
1.417 1.417
1.750 V2 Kidal
0.000 0.417
1.000 1.250
1.500 V3 Boko
0.000 0.667
1.333 1.250
1.833 V4 Jago
0.000 0.417
1.417 1.500
1.833 V5 Sewu
0.000 0.000
0.583 0.583
1.000 Pembumbunan
P0 Tanpa Pembumbunan 0.000
0.450 1.400
1.550 2.050
P1 Pembumbunan 1 kali 0.100
0.500 1.100
1.250 1.550
P2 Pembumbunan 2 kali 0.000
0.150 0.950
0.800 1.150
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 1 dan 5
Tabel 5 di atas dapat dijelaskan bahwa varietas Sewu V5 pada umur tanaman 75, 90, 105 dan 120 HST merupakan varietas yang memiliki rata-rata jumlah
pupa paling sedikit dibanding varietas lainnya. Sedangkan pengaruh pembumbunan dua kali P2 juga memberikan rata-rata jumlah pupa yang lebih sedikit dibanding
pembumbunan satu kali P1 dan tanpa pembumbunan P0. Perkembangan jumlah pupa pada pangkal batang ditunjukkan pada Gambar
18 dan Gambar 19 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Jumlah Pupa pada Pangkal Batang ekorbatang beberapa Varietas
Ubi Jalar Umur 60, 75, 90, 105 dan 120 HST Gambar 18 di atas dapat dijelaskan bahwa varietas sewu V5 memberikan
rata-rata jumlah pupa paling sedikit dibanding varietas lainnya di setiap umur tanaman.
Gambar 19. Pengaruh Pembumbunan terhadap Jumlah Pupa pada Pangkal Batang
ekorbatang pada Umur 60, 75, 90, 105 dan 120 HST. Gambar 19 terlihat bahwa pembumbunan dapat menekan jumlah pupa pada tiap
umur tanaman. Pembumbunan dua kali P2 dapat menekan jumlah pupa menjadi lebih sedikit dibanding dengan perlakuan pembumbunan satu kali P1 dan tanpa
pembumbunan P0.
Universitas Sumatera Utara
Pengamatan 120 HST menunjukkan bahwa jumlah pupa pada pangkal batang terendah pada pembumbunan dua kali P2 1.15 pupabatang, sedangkan tertinggi
pada tanpa pembumbunan P0 2,05 pupabatang. Tabel 6 berikut adalah ringkasan uji signifikasi uji Duncan pada faktor
kombinasi antara faktor varietas dan pembumbunan. Tabel 6. Tanggap Jumlah Pupa pada Pangkal Batang ekorbatang pada Perlakuan
Kombinasi Varietas dan Pembumbunan pada Umur tanaman 120HST. Pembumbunan
P0 P1
P2 Varietas
V1 1.73ab
1.49abc 1.22cd
V2 1.31cd
1.58abc 1.31cd
V3 1.73ab
1.40bcd 1.40bcd
V4 1.80a
1.40bcd 1.31cd
V5 1.31cd
1.22cd 1.10d
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5
Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa perlakuan variatas dan frekuensi pembumbunan mempunya jumlah pupa pada pangkal batang tanaman ubi jalar.
Jumlah tertinggi pada kombinasi perlakuan tanpa pembumbunan varietas dijumpai pada perlakuan tanpa pembumbunan dan varietas Jago P0V4 1.80 ekorbatang,
sedangkan termasuk pada perlakuan tanpa pembumbunan dan varietas Sewu P2V5 1.31 ekorbatang.
Perlakuan pembumbunan satu kali dan varietas dijumpai jumlah tertinggi pada kombinasi pembumbunan satu kali dan varietas Boko P1V2 1.58 ekorbatang,
sedangkan terendah pada kombinasi pembumbunan satu kali dan varietas sewu P1V5 1.22 ekorbatang.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah pupa tertinggi dijumpai pada perlakuan pembumbunan dua kali vareitas Boko P2V3 1.40 ekorbatang, sedangkan terendah dijumpai pada kombinasi
pembumbunan dua kali varietas Sewu P2V5 1.10 ekorbatang.
4.1.6 Jumlah Pembentukan Umbi BuahBatang