Tabel 9. Tanggap Jumlah Larva pada Umbi ekorumbi Perlakuan Kombinasi Varietas dan Pembumbunan
Jumlah larva pada Umbi P
V P0
P1 P2
V1 1.85ab
1.31cdef 1.22def
V2 1.65abc
1.40cde 0.71g
V3 1.64abc
1.48cd 1.31cdef
V4 1.93a
1.56bcd 1.31cdef
V5 1.22def
1.10ef 0.97fg
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Tabel 9 di atas dapat dijelaskan bahwa kombinasi perlakuan varietas dan pembumbunan berpengaruh nyata jumlah larva pada umbi.
Perlakuan tanpa pembumbunan varietas menunjukkan jumlah larva pada umbi terendah pada kombinasi tanpa pembumbunan varietas Sewu P0V5 1.22
ekorbatang, sedangkan tertinggi pada kombinasi perlakuan tanpa pembumbunan varietas Jago P0V4 1.93 ekorbatang.
Jumlah larva pada umbi kombinasi perlakuan pembumbunan satu kali varietas tertinggi dijumpai pada pembumbunan satu kali varietas Jago P1V4 1.56 ekorumbi,
sedangkan terendah pada pembumbunan satu kali varietas Sewu P1V5 1.10 ekorbatang.
Perlakuan pembumbunan dua kali varietas dijumpai jumlah larva pada umbi terendah pada kombinasi pembumbunan dua kali varietas Kidal P2V2 0.71
ekorbatang, sedangkan tertinggi dijumpai pada pembumbunan dua kali varietas Jago P2V4 dan varietas Boko P2V3 1.31 ekorbatang.
4.1.8 Jumlah Pupa pada Umbi ekorumbi
Universitas Sumatera Utara
Sidik ragam parameter jumlah pupa pada umbi dapat dilihat pada Lampiran 8. Sidik ragam tersebut dapat dijelaskan bahwa hanya faktor varietas dan
pembumbunan memberi pengaruh sangat nyata pada parameter jumlah pupa pada umbi, sedangkan perlakuan kombinasi tidak nyata.
Ringkasan uji signifikasi parameter jumlah pupa pada umbi terhadap perlakuan varietas dan frekuensi pembumbunan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut
ini. Tabel 10. Tanggap Jumlah Pupa pada Umbi ekorumbi pada Perlakuan Kombinasi
Varietas dan Pembumbunan Jumlah Pupa pada Umbi
Varietas V1 Lokal
1.67A V2 Kidal
1.08A V3 Boko
1.25A V4 Jago
1.50A V5 Sewu
0.50B Pembumbunan
P0 Tanpa Pembumbunan 1.6a
P1 Pembumbunan satu kali 1.05b
P2 Pembumbunan dua kali 0.95b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5
Tabel 10 di atas dapat dijelaskan bahwa varietas Sewu V5 memberikan jumlah pupa paling sedikit, sedangkan varietas Jago V4 memberikan jumlah pupa
paling banyak. Perlakuan pembumbunan dua kali P2 memberikan jumlah pupa paling sedikit dibanding pembumbunan satu kali P1 dan tanpa pembumbunan P0.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan jumlah pupa pada umbi pada faktor pembumbunan diberikan Gambar 23 berikut ini.
Gambar 23. Pengaruh Faktor Pembumbunan terhadap Jumlah Pupa pada Umbi
ekorumbi Gambar 23 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah pupa paling sedikit
dijumpai pada pembumbunan dua kali P2, sedangkan yang paling banyak dijumpai pada pembumbunan perlakuan tanpa pembumbunan P0.
4.1.9 Persentase Serangan Persen
Sidik ragam parameter persentase serangan dapat dilihat pada Lampiran 9. Sidik ragam tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor varietas memberikan pengaruh
sangat nyata dan faktor pembumbunan memberikan pengaruh sangat nyata. Namun faktor kombinasi antara varietas dan pembumbunan tidak berpengaruh nyata terhadap
parameter persentase serangan. Ringkasan uji signifikasi parameter persentase serangan terhadap perlakuan
varietas dan pembumbunan diberikan Tabel 11 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Tanggap Persentase Serangan Persen Perlakuan Beberapa Varietas Dan Frekuensi Pembumbunan Pada Tanaman Ubi Jalar
Persentase Serangan Varietas
V1 Lokal 4.77b
V2 Kidal 5.28b
V3 Boko 5.47b
V4 Jago 7.11a
V5 Sewu 4.08b
Pembumbunan P0 Tanpa Pembumbunan
5.59AB P1 Pembumbunan satu kali
5.89A P2 Pembumbunan dua kali
4.55B Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 1 dan 5 Tabel 11 di atas dapat dijelaskan bahwa varietas Jago V4 memperlihatkan
persentase serangan yang paling tinggi 7.11, sedangkan varietas sewu V5 menunjukkan persentese serangan yang paling rendah 4.08. Perlakuan
pembumbunan menunjukkan bahwa pembumbunan dua kali P2 menyebabkan persentase serangan paling kecil dibanding pembumbunan satu kali P1 dan tanpa
pembumbunan P0.
Perkembangan persentase serangan pada faktor varietas dan pembumbunan diberikan Gambar 24 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 24. Pengaruh Faktor Pembumbunan terhadap Persentase Serangan Persen
Gambar 24 dapat dijelaskan bahwa persentase serangan paling kecil terdapat pada pembumbunan dua kali P2 4.55 dibanding pembumbunan satu kali P1 dan
tanpa pembumbunan P0 masing-masing 5.89 dan 5.59 .
4.1.10 Berat Umbi Terserang gbatang