Pembumbunan Biologi Hama Dr. Dra. Cyccu M. Tobing, MS 4. Dr. Ir. Rosmayati, MS.

2.3 Pembumbunan

Pembumbunan merupakan suatu perlakuan terhadap tanaman dengan tanah sebagai media tumbuhnya terutama pada tempat tumbuh berbentuk guludan. Pencegahan rekahan tanah guludan pertanaman ubi jalar dapat dilakukan dengan pembumbunan, sehingga tanah merekah yang menjadi jalan bagi imago hama boleng untuk meletakkan telur pada umbi dapat tertutup Http:www.Pustaka.Deptan.go.id,2007 Hama boleng terdapat dihampir seluruh pertanaman ubi jalar. Hama ini relatif sulit dikendalikan karena imago berada di dekat permukaan tanah sementara larva dan pupa terdapat di dalam batang atau umbi . Menurut Nonci 2005, retakan tanah merupakan jalan utama bagi hama boleng untuk mencapai umbi dan akar untuk meletakkan telur. Umbi yang bertambah besar menyebabkan tanah menjadi retak. Pembumbunan dapat menggemburkan tanah di sekitar perakaran agar umbi terbentuk dengan sempurna sekaligus menutupi umbi- umbi yang terbuka Rukmana, 1997. Pembumbunan tanah pada tanaman ubi jalar 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang pada saat tanaman berumur 2 bulan Yufdy. dkk., 2006. Pembumbunan guludan dapat mengendalikan hama boleng dengan cara menjaga kondisi guludan agar tidak retak-retak Sarwono, 2005.

2.4 Biologi Hama

Http:www.Pustaka.Deptan. go.id,2007 . Universitas Sumatera Utara Hama boleng atau lanas termasuk ordo Coleoptera, dengan ciri-cirinya, kumbang berukuran kecil dengan panjang 5-6,5 mm, thorax dan kaki berwarna merah, kepala dan elytra berwarna biru larva berukuran ± 8 mm dan pupa 5-6,5 mm. Siklus hidupnya 6-7 minggu dan imago dapat hidup hingga 3 bulan, imago betina dapat menghasilkan telur sampai 200 butir dengan menempatkan 2 butir hari, dalam satu umbi larva dapat ditemukan sampai 200 ekor Kalshoven, 1981. Menurut Nonci dan Sriwidodo 1993, bahwa siklus hidup C. formicarius memerlukan waktu 1-2 bulan secara umum 35-40 hari pada musim panas. Generasinya tidak merata demikian juga jumlah generasi selama setahun. Serangga dewasa tidak mengalami diapause pada musim dingin tetapi mencari tempat berlindung dan tidak aktif hingga keadaan menguntungkannya Capinera, 2006. Di Taiwan hama ini dalam satu tahun dapat mencapai 7-8 generasi Chen, dan Huang, 2006 . Telur diletakkan dalam rongga kecil yang dibuat oleh kumbang betina dengan cara menggerek pangkal batang atau umbi. Telur diletakkan di bawah kulit atau epidemis secara tunggal pada satu rongga dan ditutup kembali sehingga sulit dilihat Morallo dan Rajesus, 2001 dalam Nonci, 2005. Panjang telur 0,7 mm dan lebar 0,5 mm lama fase telur 5 hari pada musim panas dan 11-12 hari pada musim dingin. Di laboratorium hama ini mampu meletakkan telur 122-250 butir Capinera, 2006. Larva yang baru menetas berwarna putih tanpa kaki, larva langsung menggerek batang atau umbi. Larva yang menyerang batang membuat saluran Universitas Sumatera Utara gerekan ke arah umbi Nonci, 2006. Larva terdiri dari tiga instar Gambar 6 dengan periode instar pertama 8-16 hari, instar kedua 12-21, instar ketiga 35-36 hari Capinera, 2006. Gambar 6. Larva C.formicarius Instar ke 3 Pupa terbentuk di dalam umbi atau batang berwarna putih tetapi seiring waktu perkembangannya berubah warna menjadi abu-abu dengan kepala dan mata gelap Gambar 7, panjang pupa 6,5 mm dengan periode pupa 7-10 hari Capinera, 2006. Gambar 7. Pupa C. formicarius Universitas Sumatera Utara Menurut Kalshoven 1981, kumbang dewasa aktif pada malam hari serangga jantan dan betina dapat dibedakan dari antenanya dimana jantan berbentuk lurus dan betina ujung bulat seperti korek api CIP., 1999, serangga dewasa Gambar 8, panjangnya 5-6,5 mm dengan ciri-ciri kepala berwarna hitam, antena, thorax dan tungkai berwarna oranye sampai coklat kemerahan, abdomen dan sayap luar berwarna biru metalik sedangkan kaki dan dadanya berwarna coklat Capinera, 2006. Gambar 8. Imago C. formicarius Gejala serangan dapat dilihat pada pangkal batang berupa benjolan-benjolan yang berlubang sedangkan pada umbi Gambar 9 terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang ditutupi oleh kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat Http:www.Pustaka.Deptan.go.id,2007 . Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Gejala Serangan Pada Umbi Gejala yang nampak pada permukaan umbi berupa lubang-lubang kecil apabila dibelah terlihat lubang berbentuk terowongan yang memanjang, apabila ditelusuri terus akan dapat ditemukan larva, pupa dan serangga dewasa yang masih muda Hasyim dkk., 1995. Hama boleng biasanya menyerang tanaman yang sudah berumbi, bila terbawa ke gudang penyimpanan bersama umbi sering merusak umbi hingga menurunkan kualitas dan kuantitas produksi secara nyata Rukmana, 1997. Umbi yang terserang hama ini berlubang kecil-kecil tidak merata pada permukaan kulit Juanda dan Cahyono, 2000 dalam Yusuf, 2008.

2.5 Ekologi Hama