Pada jumlah umbi besar varietas yang menunjukkan nilai yang lebih besar adalah varietas Sewu V5 1.10 buahbatang, sedangkan yang lebih kecil pada varietas
jago V4 0.77 buahbatang. Jumlah umbi sedang tertinggi dijumpai pada varietas Kidal V2 0.85 buahbatang, sedangkan terendah pada varietas Sewu V5 0.44
bauhbatang. Jumlah umbi kecil terbanyak dijumpai pada varietas lokal V1 3.60 buahbatang, sedangkan yang paling sedikit adalah pada varietas Jago V4 0.67
buahbatang. Perbedaan jumlah umbi ini di duga karena perbedaan daya adaptasi dari varietas yang dicobakan. Hal ini sependapat dengan penelitian
Renwaris1997, bahwa kombinasi sangat nyata antar klon ubi jalar dengan lingkungan sehingga mempengaruhi besar daya hasil pada yang berubah-ubah
antar lingkungan.
4.2.2 Pengaruh Frekuensi Pembumbunan terhadap Serangan Hama Boleng pada Tanaman Ubi Jalar
Perlakuan pembumbunan tidak mempengaruhi jumlah sulur, panjang sulur dan jumlah buku pada tanaman ubi jalar.
Frekuensi pembumbunan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah larva pada pangkal batang semua umur tanaman yang diamati. Jumlah larva pada pengkal
batang tertinggi dijumpai pada perlakuan tanpa pembumbunan P0 1.48 ekorbatang, sedangkan terendah pada pembumbunan dua kali P2 1.11 ekorbatang.
Pengaruh pembumbunan terhadap parameter jumlah pupa pada pangkal batang sangat nyata pada pengamatan 120 HST, sedangkan pada 105 HST
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh nyata. Jumlah pupa terendah pada umur 120 HST dijumpai pada pembumbunan dua kali P2 0,800 ekorbatang, sedangkan tertinggi dijumpai pada
perlakuan tanpa pembumbunan P0 1,650 ekorbatang. Pada umur 105 HST terendah dijumpai pada pembumbunan dua kali P2 0,300 ekorbatang, sedangkan tertinggi
pada perlakuan tanpa pembumbunan P0 1,000 ekorbatang. Perlakuan pembumbunan pada perameter jumlah pembentukan umbi
berpengaruh nyata pada pengamatan 70 HST. Jumlah pembentukan umbi terbanyak dijumpai pada perlakuan pembumbunan dua kali P2 4,20 buahbatang, sedangkan
yang paling sedikit pada tanpa pembumbunan P0 3,65 buahbatang, perbedaan jumlah pembentukan umbi disebabkan faktor pembumbunan yang dapat memperbaiki
struktur tanah, mendorong tanaman membentuk umbi lebih banyak. Pembumbunan dapat mengemburkan tanah disekitar perakaran agar umbi terbentuk dengan
sempurna Rukmana, 1997. Frekuensi pembumbunan berpengaruh nyata terhadap intensitas kerusakan
umbi. Pembumbunan dua kali P2 memperoleh intensitas kerusakan umbi paling rendah yaitu 35.50, sedangkan tanpa pembumbunan P0 lebih tinggi yaitu 47.43.
Parameter persentase serangan menunjukkan pengaruh sangat nyata. pembumbunan dua kali P2 persentase serangan rendah 4.55, sedangkan tanpa
pembumbunan P0 5.59. Berat umbi terserang berpengaruh sangat nyata dimana pada perlakuan tanpa pembumbunan P0 2.09 gbatang, sedangkan pembumbunan
dua kali P2 hanya 1.85 gbatang.
Pembumbunan berpengaruh terhadap intensitas kerusakan umbi, persentase serangan dan berat umbi terserang. Keadaan ini disebabkan pembumbunan dapat
menutupi tanah atau guludan yang retak dimana dapat digunakan oleh imago untuk meletakkan telur pada umbi. Hal ini sependapat dengan Sarwono 2005,
pembumbunan guludan dapat menjaga kondisi guludan agar tidak retak-retak.
Universitas Sumatera Utara
Retakan tanah merupakan jalan utama bagi hama boleng untuk mencapai umbi dan akar untuk meletakkan telurnya Nonci, 2005.
4.2.3 Pengaruh Kombinasi Varietas dan Pembumbunan terhadap Serangan