Gambar 26. Pengaruh Pembumbunan pada Berat Umbi Tak Terserang gbatang Berdasarkan Gambar 26 pengaruh pembumbunan dua kali P2 memberi berat
umbi paling besar dibanding perlakuan pembumbunan satu kali P1 dan tanpa pembumbunan P0.
4.1.12 Berat Umbi Total
Sidik ragam parameter berat beberapa variabel dapat dilihat pada Lampiran 12. Dari sidik ragam tersebut dapat dijelaskan bahwa tidak satu pun faktor baik
varietas, pembumbunan maupun kombinasi yang nyata. Ringkasan uji signifikansi menggunakan uji Duncan dapat dilihat pada Tabel
14 berikut ini.
Tabel 14. Tanggap Berat Total Umbi gbatang pada Perlakuan Varietas dan Pembumbunan
Universitas Sumatera Utara
Berat Beberapa Varietas Varietas
V1 Lokal 476.17a
V2 Kidal 470.33a
V3 Boko 386.17a
V4 Jago 398.25a
V5 Sewu 465.75a
Pembumbunan P0 Tanpa Pembumbunan
445.00a P1 Pembumbunan satu kali
447.10a P2 Pembumbunan dua kali
425.90a Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5 Tabel 14 di atas dapat dijelaskan bahwa berat total umbi varietas yang paling besar
diberikan oleh varieta Lokal V1, sedangkan yang paling kecil diberikan oleh varietas Boko V3. Faktor pembumbunan menunjukkan bahwa perlakuan
pembumbunan satu kali P1 memberikan berat total umbi yang paling besar kemudian perlakuan tanpa pembumbunan P0 dan berat paling kecil dijumpai
pada perlakuan pembumbunan dua kali P2.
4.1.13 Intensitas Kerusakan Umbi
Sidik ragam parameter intensitas kerusakan umbi dapat dilihat pada Lampiran 13. Sidik ragam tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor varietas dan pembumbunan
berpengaruh sangat nyata. Kombinasi antara varietas dan pembumbunan berpengaruh nyata terhadap parameter intensitas kerusakan umbi.
Universitas Sumatera Utara
Ringkasan uji signifikasi intensitas serangan menggunakan uji Duncan dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15. Tanggap Intensitas Kerusakan Umbi Pada perlakuan Varietas dan frekuensi pembumbunan.
Intensitas Kerusakan Umbi Varietas
V1 Lokal 47.50a
V2 Kidal 40.28b
V3 Boko 44.33ab
V4 Jago 48.33a
V5 Sewu 22.78c
Pembumbunan P0 Tanpa Pembumbunan
47.43a P1 Pembumbunan satu kali
39.00b P2 Pembumbunan dua kali
35.50b Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5. Tabel 15 di atas dapat dijelaskan bahwa varietas Sewu V5 memberikan hasil
dengan intensitas kerusakan umbi paling kecil, sedangkan intensits keusakan paling besar dijumpai pada varietas Lokal V1. Perlakuan pembumbunan
menunjukkan bahwa perlakuan pembumbunan dua kali P2 memberikan intensitas kerusakan umbi paling kecil, kemudian pembumbunan satu kali P1 dan
intensitas kerusakan umbi paling besar dijumpai pada perlakuan tanpa pembumbunan P0.
Perkembangan intensitas kerusakan umbi pada faktor pembumbunan diberikan pada Gambar 27 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 27. Pengaruh Pembumbunan terhadap Intensitas Kerusakan Umbi pada
Tanaman Ubi Jalar Gambar 27 terlihat bahwa perlakuan pembumbunan dua kali P2 dapat
menurunkan tingkat intensitas kerusakan umbi dibandingkan perlakuan pembumbunan satu kali P1 dan tanpa pembumbunan P0 .
Tabel 16 berikut ini adalah ringkasan uji signifikasi kombinasi varietas dan pembumbunan pada parameter intensitas kerusakan umbi menggunakan uji
Duncan.
Tabel 16. Tanggap Intensitas Kerusakan Umbi pada Kombinasi Varietas dan Pembumbunan
Intensitas Kerusakan Umbi
P V
P0 P1
P2 V1
52.50AB 40.00CDE
50.00AB V2
45.00BCD 39.17CDE
36.67DE V3
50.50AB 48.34BC
34.17E V4
58.33A 48.33BC
38.34DE V5
30.84E 19.17F
18.33F Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 di atas dapat dijelaskan bahwa varietas dan pembumbunan mempengaruhi intensitas kerusakan umbi. Persentase intensitas kerusakan umbi pada
kombinasi tanpa pembumbunan varietas tertinggi pada perlakuan tanpa pembumbunan varietas JagoP0V4 58.33 , kombinasi perlakuan pembumbunan
satu kali varietas tertinggi persentase intensitas kerusakan umbi pada padaa perlakuan pembumbunan satu kali varietas Boko P1V3 48.34,sedangkan terendah
pada perlakuan pembumbunan satu kali varietas Sewu P1V5 19.17 . Persentase intensitas kerusakan umbi pada perlakuan pembumbunan dua kali
varietas tertinggi pada kombinasi pembumbunan dua kali varietas Lokal P2V0 50.00, sedangkan terendah pada pembumbunan dua kali varietas Sewu P2V5
18.33. Intensitas kerusakan umbi paling kecil terdapat pada varietas Sewu V5
dengan perlakuan pembumbunan dua kali P2. Sedangkan intensitas kerusakan umbi paling besar terdapat pada varietas Jago V4 dengan perlakuan tanpa pembumbunan
P0.
4.1.14 Jumlah Umbi Besar BuahBatang