Ekologi Hama Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Gambar 9. Gejala Serangan Pada Umbi Gejala yang nampak pada permukaan umbi berupa lubang-lubang kecil apabila dibelah terlihat lubang berbentuk terowongan yang memanjang, apabila ditelusuri terus akan dapat ditemukan larva, pupa dan serangga dewasa yang masih muda Hasyim dkk., 1995. Hama boleng biasanya menyerang tanaman yang sudah berumbi, bila terbawa ke gudang penyimpanan bersama umbi sering merusak umbi hingga menurunkan kualitas dan kuantitas produksi secara nyata Rukmana, 1997. Umbi yang terserang hama ini berlubang kecil-kecil tidak merata pada permukaan kulit Juanda dan Cahyono, 2000 dalam Yusuf, 2008.

2.5 Ekologi Hama

Siklus hidup hama boleng sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan, dalam arti semakin tinggi suhu siklus hidupnya semakin pendek. Cuaca yang panas dan kering sangat mendorong pertumbuhan boleng terutama bila tanah retak dapat memudahkan hama menyerang umbi ubi jalar CIP, 1999. Universitas Sumatera Utara Siklus hidup hama ini sangat singkat, sehingga dalam satu musim periode penanaman ubi jalar dapat menghasilkan beberapa generasi. Fase telur antara 5-15 hari, fase larva antara 10-15 hari, fase pupa antara 11-33 hari, dan fase imago 7-28 hari Sarwono, 2005. Menurut Nonci 2005, periode inkubasi telur beragam sesuai dengan suhu, yakni 4 hari pada suhu 30 C dan 7-9 hari pada suhu 20 C. Perkembangan larva mencapai 10 dan 35 hari berturut-turut pada suhu 30 C dan 24 C Capinera, 2006. Periode pupa pada cuaca dingin dapat mencapai 28 hari. Serangga dewasa akan hidup lebih lama pada suhu 15 C, sehingga penyimpanan umbi pada suhu 15 C belum dapat memusnahkan populasinya Nonci, 2005. Menurut Mullen 1981 dalam Yusuf 2008, mengemukakan bahwa perkembangan hama boleng dipengaruhi oleh suhu lingkungan, pada suhu 24°C membutuhkan waktu 32.9 hari untuk menyelesaikan siklus hidupnya, sedangkan pada Suhu 20°C dibutuhkan waktu 84.5 hari. Suhu rata-rata di atas tanah dan di bawah permukaan tanah pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 18. Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Saree Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pada ketinggian tempat ± 400 m di atas permukaan laut, topografi lokasi penelitian datar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2008 sd Juni 2008. Rincian pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 27 dan 28.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah stek pucuk varietas Boko, Kidal, Jago, Sewu dan Lokal, pupuk kandang, pupuk Urea; 100 kgha, SP 36; 50 kgha, KCL; 50 kgha, kantong plastik, tali plastik. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, gunting, meteran, gembor, timbangan, alat tulis dan alat-alat lainnya yang mendukung penelitian

3.3 Metode Penelitian